Dalam ruangan mewah tampak seorang gadis yang tertidur lelap di sofa. Ia tidak lagi tidur dalam posisi duduk tapi dalam posisi terbaring dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke dada.
Tiara mulai menggeliat menggerakkan tubuhnya dan perlahan membuka matanya.
Ia mengernyitkan keningnya menatap heran sekitarnya. Berusaha untuk mengumpulkan ingatannya. Setelah sadar dengan posisinya saat ini, dia dengan segera bangkit dari tidurnya. Menyingkirkan selimutnya dan memeriksa kondisi tubuhnya.
Gadis itu bernafas lega melihat tubuhnya dengan pakaian yang masih lengkap. Ia melirik tempat tidur dan keseluruhan ruangan itu tapi tak mendapati pria yang tadi berada seruangan dengannya.
Ia melirik jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Dengan mata setengah terpejam Tiara melangkah menuju kamar mandi.
Bruukk!!!
"Aaduuh..." Tiara terjatuh dalam posisi terduduk karena menabrak meja di depannya.
"Dasar meja nggak ada akhlak!! ngalangi orang jalan aja" Tiara menggebrak meja itu dan bangun dari jatuhnya.
"Kenapa meja ini ada di tengah jalan, perasaan semalam nih meja ada di pojokan sana. Orang gila mana yang memindahkan meja ke tengah jalan begini" gumam Tiara lirih.
Dengan mata yang masih mengantuk Tiara kembali melanjutkan jalannya menuju kamar mandi.
Bruukk!!
Lagi-lagi Tiara terjatuh, tapi kali ini pelakunya bukanlah meja yang tidak pada tempatnya melainkan gundukkan karpet mewah.
"Aaduuuhh..., b*kongku sakit" Tiara meringis kesakitan sambil mengusap bok*ngnya.
"Kenapa nih karpet jadi gunduk gini sih, perasaan kemarin nih karpet lurus-lurus aja."
Tiara kembali bangun dari jatuhnya dan kali ini matanya sudah terbuka lebar. Rasa kantuknya mendadak hilang karena jatuh berkali-kali.
Ia melanjutkan perjalanannya menuju kamar mandi.
"Kenapa pintu kamar mandinya di kunci?"
Tok tok tok....
"Hallo apa ada orang di dalam" Tiara terus mengetuk pintu kamar mandi, tapi sama sekali tidak ada jawaban.
Brakk..., Tiara menendang pintu kamar mandi.
"Kenapa hari ini aku sial banget sih, udah jatuh berkali-kali dan sekarang mau cuci muka pun kamar mandinya pakai acara di kunci segala" gumam Tiara lirih dan kembali menendang pintu kamar mandi.
Dengan langkah gontai akhirnya Tiara berjalan ke luar ruangan, Ia berniat pergi ke toilet di lantai satu.
Walaupun suasana club sudah tidak seramai semalam tapi masih saja ada segelintir orang berlalu lalang. Tiara merasa heran karena setiap berpapasan dengan orang maka Orang-orang itu selalu menertawakan dirinya dan senyum-senyum nggak jelas.
Tiara mengabaikan semua tingkah orang-orang itu dan berjalan cuek ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi Tiara menuju wastafel dengan kaca besar yang juga bertengger disana.
"Aaaaaaaa....!!!!" Tiara berteriak kaget melihat wajahnya yang penuh coretan. wajahnya sudah seperti tokoh kartun si tikus Tom.
Sementara pelaku kesialan Tiara hari ini sedang tidur nyenyak di kamar mewahnya dengan senyum mengembang di bibirnya.
Hal yang langka bahkan tak pernah terlihat senyum di wajah pria dingin itu.
Flash back on
Aryo yang melihat Tiara tertidur dengan nyenyak timbul keisengan dalam dirinya, dia mencoret wajah mungil itu seperti tokoh kesayangannya si tikus Tom di masa kecilnya dulu.
Merasa belum cukup, ia juga memalangkan meja di tengah jalan dan membuat gundukan karpet menuju kamar mandi. Aryo juga mengunci pintu kamar mandi itu
"Ini adalah hukuman untukmu gadis kecil" ucapnya dengan senyum menyeringai.
Ketika ingin melangkah keluar pria itu menoleh menatap Tiara, ia kemudian berjalan mendekati Tiara. Menidurkan gadis itu dengan posisi senyaman mungkin. Pria itu kembali melangkah ke tempat tidurnya mengambil selimut dan memakaikannya pada Tiara.
Setelah dirasa cukup dengan apa yang dilakukannya, pria itu akhirnya melangkah ke luar ruangan itu.
Flash back off.
**********
Sementara itu di negeri jauh di seberang sana tampak seorang pria tengah meeting bersama beberapa anak buahnya dengan wajah yang penuh amarah dia menggebrak mejanya.
"Bagaimana bisa proyek yang sudah berjalan hampir 50% kalian hentikan begitu saja" teriak pria itu kepada bawahannya.
"Maaf Tuan, ini adalah keputusan para pemegang saham" ucap salah satu dari mereka.
"Berani-beraninya para pria tua itu mengambil keputusan tanpa persetujuanku" ucap Dimas marah mengepalkan kedua tangannya.
"Bubar kalian semua dan panggil Eric kemari."
Semua karyawan yang berada di ruangan itu akhirnya membubarkan diri. tak lama setelahnya terdengar pintu ruangan rapat yang diketuk dari luar.
Tok tok tok...
"Masuk" Eric memasuki ruangan dengan membawa arsip ditangannya.
"Bagaimana hasil penyelidikanmu?" tanya Dimas datar menahan emosi.
"Permasalahan proyek ini terlalu complete tuan mulai dari Manajemen proyek yang tidak kompeten sehingga pengerjaan proyek tidak tepat waktu dan sesuai anggaran. Mereka bahkan mengabaikan pemantauan, kontrol, komunikasi, dan kualitas sumberdaya dalam menangani proyek ini."
"Kontraktor yang mereka pilih pun tidak sesuai standar. mereka tidak memiliki sumberdaya yang cukup sehingga satu orang memegang beberapa peranan dan kualitas bahan bangunan yang mereka gunakan juga tidak sesuai standar"
"Satu hal lagi tuan setelah saya selidiki ternyata telah terjadi kecelakaan kerja akibat kegagalan struktural dalam tahap konstruksi. Dan mereka sengaja menutupi semua ini dari kantor pusat tuan," ucap Eric.
"Dari semua penjelasanmu itu aku menarik kesimpulan bahwa kegagalan proyek ini di sengaja untuk menjatuhkan ku. Karena tidak mungkin terdapat begitu permasalahan yang complete seperti ini dalam satu proyek" tebak Dimas.
"Bener tebakan anda tuan, ada orang dalam yang sengaja menyabotase proyek ini dan mempengaruhi pemegang saham untuk menghentikan proyek. Karena menganggap anda tidak kompeten sehingga menyebabkan banyak kegagalan di proyek ini" ujar Eric.
"Tapi mengapa mereka menyalahkanku, bukankah proyek ini tanggung jawab Uncle Dodi" ucap Dimas.
"Di atas kertas proyek ini seharusnya tanggung jawab Anda tuan, tapi karena anda terlalu sibuk dengan wanita-wanita Anda. Jadi Anda melimpahkan begitu saja ke Paman anda tanpa bukti hitam diatas putih."
"Jadi semua kegagalan ini adalah tanggung jawab Anda Tuan" ucap Eric lagi.
"Shit!!! dia mulai berani memanfaatkanku. Kita akan lihat siapa yang akan tersingkir sekarang. Baiklah Eric kita mulai peperangannya" ucap Dimas dengan senyum menyeringai.
"Langkah pertama aku ingin kamu memecat semua tim manajemen proyek ganti semua dengan orang-orang kita. Kemudian ganti kontraktor dengan yang lebih berkompeten dan beri uang ganti rugi kepada pekerja yang mengalami kecelakaan kerja" ujar Dimas.
"Tapi Tuan untuk mengganti kontraktor tidak semudah itu. Saya telah membaca surat perjanjian kontrak kerja dengan kontraktor, jika kita memutuskan hubungan kerja sepihak apapun alasannya maka kita akan dikenai sanksi yang sangat besar" ucap Aryo.
Braakk!!! Dimas memukul meja yang ada di depannya.
"Bagaimana bisa mereka membuat kontrak kerja dengan aturan konyol itu"
"Wah..., ternyata jebakan yang dibuat Uncle kali ini benar-benar matang" Ucap Dimas datar.
"Benar Tuan dan kali ini hanya tuan besar saja yang bisa membantu kita. Kemarin Tuan besar menghubungi saya dan beliau bersedia menyiapkan sebesar apapun dana yang anda butuhkan tapi..."
"Hentikan perkataanmu Eric, aku tidak akan menerima bantuan darinya. Dan kamu tidak perlu khawatir. Aku akan menghubungi beberapa kolega untuk berinvestasi disini.
Jadi laksanakan semua perintahku."
"Tapi Tuan..."
"Apakah kamu sudah bosan bekerja denganku Eric?"
"Tidak Tuan maafkan kesalahan saya dan akan saya laksanakan semua perintah Anda."
*******
Tak terasa sudah menjelang malam dan waktunya bagi Tiara untuk kembali bekerja.
Tiara mengganti bajunya di ruang ganti khusus karyawan yang ada di club itu. mematut dirinya di cermin. wajah mungil yang terlihat cantik dengan polesan tipis di wajahnya.
Tiara kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan yang kemarin ia tempati bersama Aryo.
"Bismillahirrahmanirrahim, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa" gumam Tiara kemudian mengeluarkan Kartu untuk akses masuk.
Tiara membuka pintu mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju sofa dan duduk manis disana.
Tak lama terdengar pintu di buka dan tampaklah Pria tampan bertubuh atletis memasuki ruangan dengan santainya membawa sebuah map ditangannya.
Ia memasuki ruangan dengan penuh rasa percaya diri berjalan ke arah Tiara.
Brakk...!!! pria itu melempar map itu di depan Tiara. Tiara sempat kaget akibat ulah pria itu yang tak lain adalah Aryo.
"Astagfirullah, anda mengagetkan saya saja Tuan. Apa ini?" Tiara membolak-balik map yang tadi di lempar oleh Aryo.
"Itu hadiah untukmu" ucap Aryo datar.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Bundy Aya
Emang hadiah apa , jadi pinisirin hehehe
2021-07-30
0
Neti Jalia
salam kenal dari
*hujan dibalik punggung
*suamiku ceo ganas
2021-06-12
3
Har Tini
lanjutt
2021-04-19
1