Seketika mata Tuan Bagas berbinar melihat kecocokan kalung itu.
"Aku kaya, aku kaya..." tuan Bagas berteriak dan tertawa senang. Ia bahkan menghampiri nyonya Anggi dan menghujani wajah Nyonya Anggi dengan ciuman.
Nyonya Anggi yang merasa risih dengan perbuatan Tuan Bagas akhirnya mendorong tubuh Tuan Bagas hingga jatuh tersungkur.
Bukannya marah Tuan Bagas malah tertawa senang.
"Ha ha ha ha..."
"Kau hebat sayangku karena telah membawa berlian untukku" ucap Tuan Bagas tertawa senang.
"Apa kau sudah gila, kalung itu hanya kalung emas biasa. Bahkan antingku saja harganya 10x lipat lebih mahal" Nyonya Anggi mencibir tingkah laku Tuan Bagas.
"Kau salah sayang, kalung ini memang kalung biasa. Tapi identitas kalung ini yang luar biasa. Kau bahkan tidak akan bisa membayangkan seberapa banyak nantinya yang akan kita dapatkan dari kalung ini" ujar Tuan Bagas tertawa senang.
"Maaf Tuan Nyonya, anak buah Tuan Dimas sedang menunggu tas Tiara di ruangan Saya. bolehkah saya mengantarkan tas itu" Maya menyela omongan Tuan Bagas yang sejak tadi berkicau tak jelas.
"Baiklah, ucap Tuan Bagas mengumpulkan barang Tiara yang tercecer di meja, lalu memasukkannya ke dalam tas itu.
Tuan Bagas juga memasukkan kotak perhiasan Tiara, tapi tidak dengan kalungnya. kalung itu masih dalam genggaman tangan Tuan Bagas.
"Bagas cepat kembalikan kalungnya, kalau kau menyukai kalung model itu. Aku akan membelikan 10 untukmu yang seperti itu" ucap Nyonya Anggi kesal.
"Tidak karena ini adalah harta Karun. Sayang berapa Dimas memberimu uang untuk menebus Tiara" Tanya Tuan Bagas.
"500 juta ada apa, apa kau ingin meminta bagian?"
"Berikan pada Maya 100 juta, itu uang tutup mulut untukmu Maya. Jangan sampai kau melaporkan kalau kalung ini ada di tanganku. Bilang saja, kau tidak tau jika Tiara nanti menanyakannya.
"Apa kau gila, bahkan harga kalung itu paling tidak lebih dari 10 juta. dan kau menyuruhku mengeluarkan uang 100 juta untuk kalung itu" tanya Nyonya Anggi tak percaya.
"Diamlah, aku akan menjelaskan nanti. Sekarang transfer 100 juta ke Maya" perintah Tuan Bagas.
Maya sedari tadi bingung hanya memperhatikan perdebatan kedua orang itu. Akhirnya ia mengikuti saja kemauan Tuan Bagas.
"Ini kau kembalikan sana dan lupakan apa yang kau lihat hari ini" ucap Tuan Bagas memberikan Tas Tiara kepada Maya.
"Baiklah Tuan saya pergi dulu" Maya mengambil tas itu dari Tuan Bagas.
"Oh ya Nyonya, terimakasih transfernya" ucap Maya sambil melihat handphone nya yang berbunyi, tanda notifikasi transfer 100 juta telah masuk.
Maya kemudian ke luar dari ruangan itu. Dan Nyonya Anggi menatap Tuan Bagas meminta penjelasan.
"Seseorang pernah memintaku untuk mencari gadis kecil yang hilang karena penculikan. Dengan imbalan yang sangat besar, ia memberiku foto gadis itu dan juga gambar kalung ini."
"Penculik itu awalnya meminta tebusan yang cukup besar. Dan keluargannya menyanggupinya. Tapi ia tak pernah datang ke tempat yang telah disepakati."
"Tiba- tiba Penculik itu di temukan tewas karena tabrak lari. Dan gadis kecil itu hilang seolah di telan bumi." jelas Tuan Bagas.
"Lalu, Siapa orang kaya yang anaknya jadi korban penculikan itu?" Tanya Nyonya Anggi penasaran.
"Aku juga tidak tau siapa dia, tapi mengingat imbalan yang sangat besar. Sudah bisa dipastikan dia bukan orang biasa."
"Selama ini, aku hanya berhubungan dengan orang kepercayaannya saja."
"Yang terpenting bagiku adalah kalung ini, saat ini ada di tanganku. Mungkin kalung ini terlihat sederhana tapi ini adalah kalung yang di desain khusus. Jadi hanya ada satu di dunia." jelas Tuan Bagas lagi.
"Jadi maksudmu, kemungkinan Tiara ada hubungannya dengan kalung itu." Nyonya Anggi menatap Tuan Bagas tak percaya.
"Aku tidak perduli, Tiara ada hubungannya atau tidak dengan kalung ini. Aku memiliki rencanaku sendiri" Ucap Tuan Bagas tersenyum misterius.
"Kau tidak perlu ikut campur untuk urusan ini, Dan jangan khawatir. uang 100 juta itu, aku akan menggantinya 10x lipat nanti. Kau hanya perlu berdoa untuk keberhasilan rencanaku. Oke, cantik" Tuan Bagas mengecup bibir Nyonya Anggi sekilas lalu berlalu pergi dari ruangan itu dengan tawa bahagianya.
Sementara Nyonya Anggi yang masih bingung menatap punggung pria itu yang berlalu pergi dengan menggelengkan kepalanya.
"Dasar pria mesum gila" ucap Nyonya Anggi sambil mengusap bekas ciuman Tuan Bagas.
******
Sementara itu di apartemen Dimas, tampak Tiara sedang menonton acara televisi kesukaannya. Sedangkan di sebelah Tiara terlihat Dimas sibuk dengan laptopnya dan tumpukan berkas disebelahnya.
"Tuan, sebaiknya anda ke kantor saja aku bisa menjaga diriku sendiri."
"Tidak, Kau baru saja pulih bagaimana mungkin aku meninggalkanmu sendiri." ucap Aryo tetap fokus pada pekerjaannya.
"Sampai kapan Tuan akan menungguku, Tuan pergilah bekerja. Saya juga ingin keluar mencari pekerjaan." ucap Tiara memelas.
"Tidak, aku tidak mengijinkanmu bekerja. Aku yang akan mencukupi keperluanmu."
"Tapi Tuan saya ingin membiayai kuliah dari hasil saya sendiri Tuan. Selain itu saya bosan jika harus berada di apartemen terus" ucap Tiara mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kita akan bicarakan nanti, setelah kau benar-benar pulih" ucap Dimas cuek.
"Tapi saya bosan tuan, ucap Tiara manja kembali mengerucutkan bibirnya.
Dimas menarik Tiara, kemudian menahan tengkuknya dan mencium Tiara gemas.
Tiara memukul-mukul dada Dimas terkejut dengan perlakuan Dimas. sedangkan Dimas tersenyum puas.
"Dasar mesum" ucap Tiara lalu berlalu meninggalkan Dimas masuk ke dalam kamar, lalu mengunci ruangan itu.
"Tiara...," Panggil Dimas.
Dimas bangun dari duduknya dan ingin menyusul Tiara. Tapi tiba-tiba terdengar suara Bel dari pintu depan. Dimas melangkahkan kakinya menuju pintu depan dan tampaklah anak buah Dimas di depan pintu membawa 1 koper besar dan juga 1 Tas selempang.
"Maaf Tuan, ini saya mengantarkan barang pesanan Tuan" ucap orang itu.
"Baiklah kau boleh pergi sekarang" Dimas mengambil alih barang-barang Tiara yang tadinya berada di tangan Pria itu.
Dimas melangkahkan kakinya ke dalam menuju kamar yang saat ini sedang tertutup.
Tok tok tok
"Tiara, cepat buka pintunya"
Tiara tidak menyahuti panggilan Dimas, Ia malah menutup kepalanya dengan bantal tidur.
"Baiklah jika kau tidak menginginkan barang-barangmu, aku akan membakarnya sekarang juga."
"Tunggu" Tiara langsung bangun dari tidurnya menghampiri pintu dan membukanya sedikit.
Saat ini di depan pintu itu hanya terlihat wajah Tiara saja, karena Pintu kamar itu di buka sedikit oleh Tiara.
"Mana barang-barangku" Tanya Tiara menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
"Buka lebar pintunya, karena kopermu tidak akan bisa masuk. Jika kau membukanya seperti itu" Dimas tersenyum licik.
Tiara membuka lebar pintunya dan ingin meraih kopernya yang berada di tangan Dimas. Tapi Dimas menjauhkan tangan Tiara dari kopernya
Dimas kemudian masuk ke dalam kamar mereka dengan menggeret koper itu.
TBC
Terimakasih sudah membaca jangan lupa like nya, terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Sari N
masih lanjut baca dulu thor.. masih penasaran sama kalung itu...
2021-04-15
1
Jojo Qasyih Azlan
kpan up ya thorr syang..😆
gak sbar semngat ya thor⭐⭐💖💖
2021-04-10
2
Rohati Gusty
up thor ditunggu
2021-04-05
3