"Apa Aku terlihat begitu tampan, hingga kau memandangku seperti itu gadis kecil" Ucap pria itu dingin penuh percaya diri.
"Wajah yang cantik dan tubuh mungil yang cukup sexy, tapi sayang...," ucap pria itu menggantung ucapannya menatap Tiara dengan senyum menyeringai.
Tiara tersadar ia menatap tubuhnya dan seketika ia melotot, menatap tubuhnya yang mengenakan lingerie merah.
"Aaaaa!!!!" Tiara berteriak sambil menarik selimut menutupi tubuhnya.
Dimas tertawa mengejek melihat tingkah Tiara.
"Buat apa kau menutupinya aku bahkan sudah melihatnya" ujar pria itu mengejek.
"Si...siapa kamu? dan... dan kenapa kamu masuk kesini" ucap Tiara tergagap sambil menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya.
"Dengar aku gadis kecil, aku disini bukan untuk menjawab pertanyaanmu, Tapi aku akan memberitahu namaku."
"Namaku Dimas Adi Nugraha, ingat baik-baik namaku Dimas dan aku yakin kamu pasti senang bukan bisa melayaniku. Kamu tau tidak sembarang wanita bisa naik ke tempat tidurku." ucap pria itu dengan bangganya.
"Kenapa aku harus mengingat namamu? dan apa kamu bilang melayanimu? Aku tidak merasa kalau aku pernah melamar jadi pembantumu" ucap Tiara polos sambil mengerjapkan matanya.
"Apa kamu sedang berpura-pura bodoh untuk menarik simpati ku? bahkan kau seolah-olah tidak mengenal namaku hem..." ucap Dimas menatapnya tajam sambil menaik turunkan alisnya.
"Kalau ini adalah trikmu untuk membuatku tertarik kau berhasil karena aku mulai tertarik padamu" ujar Dimas lagi sambil melangkah maju dan mendekat ke tempat tidur lalu duduk di sebelah Tiara.
Merasa Terancam Tiara memundurkan tubuhnya menjauh dari Pria itu dan mengambil ancang-ancang ingin melarikan diri, tapi sayang pria disebelahnya menahan selimutnya.
Tiara yang tidak ingin tubuhnya terekspose memilih diam ditempat tidur, menggenggam erat selimutnya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Apa yang ingin kau lakukan, keluar kau dari sini?" teriak Tiara dengan mata menatap Dimas tajam.
Sekarang Tiara tidak terlihat takut lagi pada Dimas, karena ia tidak ingin di anggap lemah dan diremehkan.
"Kau... Kau berani mengusir seorang Dimas?
mengusirku dari kamarku sendiri, apa kau sudah bosan hidup hah?" ucap Dimas menyeringai.
Astaga apa dia bilang? ini kamarnya, Bagaimana aku bisa disini apa mungkin Ibu Anggi yang melakukan ini padaku? batin Tiara.
"Hai... apa kau mendengarkanku? berani-beraninya kau mengacuhkan seorang Dimas, apa kau tidak tau siapa aku?" tanya Dimas.
"Emangnya siapa kamu dan ada apa dengan namamu, kau terlihat bangga sekali dengan namamu?" tanya Tiara dengan memanyunkan bibirnya.
"Lagipula aku memintamu keluar karena ingin mengganti bajuku, setelah itu aku akan pergi dan tidak akan mengganggumu lagi" ucap Tiara lagi.
Dimas yang merasa gemas ingin sekali melahap bibir gadis itu, bagaimana bisa dia mengatakan akan pergi dan tidak menggangunya lagi. Tapi karena egonya ia mencoba menahan semua itu.
Biasanya gadis-gadis yang naik ke tempat tidurnya selalu merengek dan berusaha keras untuk merayu serta menyenangkan hatinya, tapi gadis di depannya ini terlihat berbeda.
"Astaga kau ini gadis dari planet mana hingga tak mengenalku. Apa kau tak pernah membaca majalah dan apa kau tak punya tv di rumah? setidaknya tidakkah kau pernah mendengar namaku Dimas Adi Nugraha" tanya Dimas lagi.
Dimas adalah seorang CEO dari perusahaan Adi Nugraha Group, perusahaan yang bergerak di bidang properti, perhotelan, bahkan rumah sakit di berbagai daerah.
Wajah Dimas seringkali muncul di majalah-majalah bahkan televisi, banyak para gadis yang tergila-gila padanya bahkan para Ibu-ibu pun sangat mengidolakannya.
"Kenapa aku harus mengenalmu? Dan apa hubungannya majalah dan televisi denganmu," tanya Tiara.
"Asal kamu tau saja, aku juga punya teman yang bernama Dimas dan dia anak juragan sate dan termasuk orang terkaya di kampungku tapi dia tidak sombong dan segalak dirimu" ujar Tiara sambil memonyongkan bibirnya.
Dimas menatap tiara bengong dengan bibir menganga, karena terkejut bagaimana mungkin seorang Dimas yang merajai dunia bisnis disamakan dengan seorang anak juragan sate.
"Kenapa bengong? tutup tuh bibir entar lalat masuk" ejek Tiara kembali memonyongkan bibirnya.
Dimas yang semakin gemas melihat tingkah Tiara tidak bisa menahan diri lagi, Dimas menarik Tiara ke dalam pelukannya lalu menciumnya.
Tiara berusaha kuat untuk melawan dengan memukul dan mendorong tubuh Dimas, tapi apalah daya tubuhnya yang kecil bahkan tidak mampu menggerakkan tubuh Atletis Dimas.
Setelah hampir kehabisan napas ia melepaskan ciumannya. Dimas melecehkan Tiara.
Tiara berusaha berontak, berteriak dan menangis histeris. Namun teriakan dan air mata Tiara tidak bisa meredam Dimas.
Tiara sama sekali tidak bisa menikmati permainan Dimas dia terus menangis dan meronta.
Pemberontakan Tiara semakin membuat Dimas menggila.
Tiara yang kelelahan karena terus berteriak menangis dan meronta, akhirnya menghentikan teriakan dan pemberontakannya. Ia hanya terus menangis sesenggukan.
Dimas pun akhirnya tersadar ketika tidak ada pemberontakan dari Gadis kecil itu.
Diperhatikannya gadis itu yang menangis sesenggukan dengan wajah yang pucat.
Deg..., melihat air mata dan kondisi tubuh gadis itu yang dipenuhi bekas gigitan dimana-mana seketika membuat Dimas merasakan sakit.
"Maaf..., maafkan aku" ucap pria itu memeluk Tiara erat.
Setelah melepaskan Tiara, ia kemudian mengambil selimut yang ia buang dilantai tadi dan menutupi tubuh Tiara.
"Tidurlah, aku tidak akan mengganggumu lagi" ucap Dimas lembut lalu mengecup kening Tiara.
Tiara yang masih menangis membalikkan tubuhnya membelakangi Dimas.
Dimas turun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk meredam hasratnya.
Di dalam kamar mandi setelah Dimas sudah berhasil meredam gairahnya, Dimas terus merutuki kebodohannya karena menyakiti Tiara. Ia mengepalkan tangannya dan memukul-mukul dinding kamar mandi hingga tangannya terluka.
Keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk kecil yang hanya mampu menutupi bagian bawahnya saja, Dimas menuju ketempat tidur.
Menatap gadis kecilnya itu yang ternyata sudah tertidur lelap.
Dimas yang merasa lelah, malas untuk berganti pakaian pun langsung masuk kedalam selimut, menarik Tiara ke dalam pelukannya dan tertidur sambil memeluk Tiara.
*****
Cahaya matahari yang menyorot masuk mengganggu tidur seorang wanita cantik, dia mengerjapkan matanya dan berusaha untuk menggerakkan tubuhnya namun seperti ada sesuatu yang menindih perutnya.
Tiara membuka matanya dan melihat ada pria disebelahnya, refleks ia berteriak "aaaaaaa!!!!" dan menendang Dimas sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh dari tempat tidur beserta selimutnya.
"Aaduh!!!" ucap Dimas kaget lalu berusaha untuk bangun sambil memegang selimutnya.
Dimas yang masih setengah tersadar menatap Tiara. Melihat pemandangan indah di depannya ia menelan air liurnya.
"Apa kamu ingin melanjutkan yang tadi malam" ucap Dimas tersenyum menatap Tiara.
Tiara yang ketakutan refleks menyilangkan kedua tangannya dan ketika menyadari kondisi tubuhnya. Dengan cepat ia mengambil bantal disebelahnya untuk menutupinya.
Dimas tertawa lalu naik ke tempat tidur mendekati Tiara.
Tiara yang teringat kenangannya tadi malam, jadi ketakutan dan menangis.
"Jangan..., jangan lagi aku mohon" pinta Tiara mengatupkan kedua tangannya dengan air mata yang terus mengalir.
Dimas yang melihat Tiara menangis merasakan sesak di dadanya, kemudian ia menarik Tiara pelan untuk masuk ke dalam pelukannya.
"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu" ucap Dimas lembut mengelus punggung Tiara.
Tiara yang tadinya ingin memberontak, ia urungkan niatnya melihat sikap dan bicara Dimas yang lembut padanya.
Merasa Tiara sudah tenang Dimas pun melepaskan pelukannya, mengusap air mata Tiara dan mengecup keningnya lembut.
Tiara yang merasakan ketulusan Dimas pun membiarkan Dimas mencium keningnya, Toh jika dia memberontak sekalipun itu percuma karena ia pasti akan kalah.
"Boleh aku tau siapa namamu dan bagaimana kamu bisa sampai disini dan menjalani profesi ini?" tanya Dimas heran menatap Tiara intens.
Tiara yang bingung harus menjawab apa akhirnya terdiam.
Ehhem..., deheman Dimas pun menyadarkan Tiara.
"Saya Tiara, sebenarnya aku sama sekali tidak tau kenapa aku bisa ada disini dan apa maksudmu menjalani profesi ini. Aku baru sampai di kota ini, dan aku belum pernah melamar pekerjaan apapun" ucap Tiara bingung.
Tiara pun menceritakan kepada Dimas bagaimana perjalanannya ke kota ini dan bagaimana ia mengenal Nyonya Anggi.
"Apa kau tau Nyonya Anggi sendirilah yang mengirimmu kepadaku dan untuk itu aku sudah membayar 100 juta kepadanya" ucap Dimas menatap Tiara.
"Nyonya Anggi adalah pemilik Night club yang cukup terkenal di kota ini dan dia juga biasanya yang menyediakan Wanita-wanita cantik untuk para pebisnis yang ada di kota ini. Jaringannya luas hingga keluar daerah dan mancanegara, bagi siapa saja yang sudah masuk ke dalam jeratannya mustahil baginya untuk keluar" jelas Dimas lagi menatap Tiara tajam.
Tiara terkejut mendengar ucapan Dimas, bagaimana mungkin orang yang dia anggap baik, ternyata begitu licik.
Tiara menangis kencang Air matanya terus saja mengalir, dia baru saja kehilangan Ayahnya dan mencoba untuk bangkit tiba-tiba harus menghadapi kenyataan yang lebih mengerikan.
Apalagi dia hanya gadis kecil yang berusia 17 tahun yang seharusnya mengecap indahnya masa remaja, tapi apa yang dialaminya malah kebalikannya.
TBC.
Mohon maaf jika bab ini agak tidak nyambung, karena banyak yang saya Skip. terimakasih 🙏
Jangan lupa like, vote dan komentarnya ya. Terimakasih 🙏😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Ratu Kalinyamat
kasian kmu tiara. masih polos blm tau kejamnya kota
2023-11-12
0
MustikaDyahSukmawati[BundaIke]
🤑💯💥⚡🕳️🖤👄,Good masih puya Hati Nurani,Prikemanusiaan 👍
2021-12-23
0
Epifania R
syukurlah
2021-10-19
0