"Tu-tuan map anda terbalik" ucap Tiara ragu menyadarkan kegugupan Aryo.
Aryo yang menyadari kebodohannya dengan segera menutupnya dan membalik posisi map itu.
"Ahem..., Kau sudah menyelesaikan semuanya" Aryo kembali membuka map itu dan membaca tulisan yang ada di kertas itu. Aryo mengernyitkan keningnya menatap tulisan yang ada di kertas itu.
"Pertanyaan konyol macam apa ini dan jawabanmu..., Astaga..." Aryo menggelengkan kepalanya membaca pertanyaan yang ada di kertas itu. sebenarnya itu bukan seperti pertanyaan pada umumnya tapi lebih menjurus ke teka-teki.
Aryo mulai membaca dengan keras.
"1). Pak Joko pulang dari kantor menaiki bus, Pak Joko memiliki 3 istri. istri pertama memiliki 3 anak, istri kedua memiliki 5 anak dan istri ke tiga 2 anak. Berapa jumlah orang yang menaiki bus tersebut?"
"Kenapa kamu menjawabnya 0?" tanya Aryo.
"Bus nya pada demo Tuan, jadi nggak terima penumpang terpaksa Pak Joko jalan kaki. Lagian mana mungkin pak Joko kerja bawa anak istri" jawab Tiara datar.
Aryo kembali menggelengkan kepalanya dan kembali membaca pertanyaan yang kedua.
"2). Ada 8 orang sedang berjalan dalam 1 payung, jika satu payung hanya bisa untuk 2 orang maka berapa jumlah orang yang kehujanan?"
Kenapa kamu jawab 0 lagi" Aryo mengernyitkan keningnya menatap Tiara.
"Sekarang musim kemarau Pak, jadi bagaimana mungkin mereka kehujanan" ucap Tiara cuek.
Aryo kembali fokus ke pertanyaan ke tiga.
"3). Pada tahun 2010 Pak Andi menanam pohon kelapa. Jika pertumbuhan pohon kelapa 1-1,5 meter per tahun maka berapa meter tinggi pohon kelapa tetangga Pak Andi di tahun 2015?
"Kenapa kamu jawab 0 juga" Aryo mulai menaikkan volume suaranya.
"Yang nanem Pak Andi, kenapa yang ditanya punya tetangganya? lagian Tuan, pohon kelapa milik tetangga Pak Andi udah ditebang di tahun 2014 makanya ketinggiannya 0, karena pohonnya udah nggak ada" Tiara memanyunkan bibirnya menatap Aryo.
"Tapi Kenapa harus ditebang seharusnya kamu ukur dulu tingginya, baru ditebang" Aryo menanggapi kekonyolan Tiara dengan memberi pertanyaan lainnya.
"Tuan..., pohon kelapa itu besar kalau dicabut berat makannya ditebang dan kalau udah di tebang buat apalagi diukur tingginya."
"Astaga..., ternyata kalian berdua memang cocok. Yang buat pertanyaan dan yang jawab sama-sama konyol" Aryo berdecak heran dan menggelengkan kepalanya.
"Maksud Tuan kita berdua adalah sekumpulan orang konyol..."
"No, bukan kita berdua tapi hanya kamu dan yang membuat pertanyaan ini. Dan perlu kamu tau bukan saya yang membuat pertanyaan ini" Aryo menutup map dan menaruhnya di atas meja lalu melangkahkan kakinya keluar.
"Tunggu Tuan"
"Ada apa" Aryo membalikkan tubuhnya menatap Tiara.
"Tidakkah Tuan harusnya menjelaskan pada saya tentang sesuatu" tanya Tiara.
"Maksudmu?" Aryo mengernyitkan keningnya menatap Tiara.
"Tuan menyewa saya selama seminggu apa hanya untuk melakukan hal aneh seperti ini?
Tidakkah itu terdengar konyol Tuan. Dan satu hal lagi Anda kemarin juga sudah mengerjai saya bahkan mencoret-coret wajah saya. Bukankah sikap anda itu terlihat kekanak-kanakan." Tiara memberanikan dirinya melepaskan semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
"wah ternyata kelinci kecil sudah mulai menunjukkan cakarnya. Jadi maksudmu semua tindakanku 2 hari ini kekanak-kanakan begitu?
Oke jika kamu tidak menyukai yang kekanak-kanakan, bagaimana jika kita melakukan hal yang dewasa sekarang."
Aryo melangkahkan kakinya mendekati Tiara sedangkan Tiara yang terlihat mulai ketakutan memundurkan langkah kakinya. Jarak mereka yang semakin dekat membuat Tiara semakin gugup.
Tiara terus mundur kebelakang hingga kakinya membentur pinggiran sofa yang membuatnya terjungkal ke belakang. Secara refleks Tiara menarik Aryo hingga mereka terjatuh bersama dengan posisi Aryo menindih Tiara.
karena posisi tubuh Aryo yang lebih tinggi, jadi pada saat mereka jatuh secara tak sengaja bibir Aryo hinggap di kening Tiara.
Tiara dan Aryo sama-sama terkejut dan saling pandang dalam hitungan detik. Aryo yang segera tersadar dengan cepat bangun dari posisi jatuhnya tadi.
Aryo kemudian melangkahkan kakinya ketempat tidur dan mendudukkan tubuhnya di pinggiran kasur. karena menurutnya ini adalah jarak teraman antara dirinya dan Tiara.
"Baiklah kali ini aku tidak akan berbasa-basi lagi padamu. Saya adalah orang suruhan dari tuan Dimas, Beliau meminta saya menjagamu selama kepergiannya. Tuan Dimas hanya memberimu waktu selama seminggu untuk mengambil keputusan terhitung mulai dari pertemuan awal kita. Jadi untuk sisa hari berikutnya, tolong tetap datang keruangan ini. Dan jaga jarak anda dari saya. Setelah waktunya tiba beritahu keputusanmu padaku" dengan segera Aryo bangun dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar.
Sesampainya di luar Aryo memegang dadanya dan merasakan jantungnya yang berdetak kencang.
Tiara memegang keningnya yang tak sengaja dicium Aryo tadi dan menatap Aryo yang melangkah keluar.
"Apa yang terjadi pada jantungku" Tiara merasakan detak jantungnya yang terpompa cepat.
"Jadi Tuan Dimas tidak bercanda denganku dia benar-benar ingin membawaku keluar dari sini" gumam Tiara.
*********
Di sebuah Negeri sakura di salah satu gedung tinggi yang terlihat megah, tampak dua orang Pria yang sedang berbicara.
"Tuan ini adalah data-data orang yang berkhianat di perusahaan kita dan juga para investor yang mendukungnya" ucap Eric.
Dimas membaca berkas itu dan tersenyum smirk.
"Segera lengkapi buktinya agar kita bisa menyeret orang itu ke jeruji besi."
"Jangan khawatir Tuan, dalam waktu kurang dari 24 jam semua bukti-bukti akan terkumpul."
"Kerjamu cukup bagus kali ini, pilihanku membawamu bersamaku kali ini benar-benar tepat."
"Tidak tuan, anda salah karena orang yang memberikan data-data penghianat ini dan juga bukti kejahatan nanti adalah orang kiriman Aryo. Anda tau bukan tuan ini bukan bidang saya, seharusnya anda mengajak Aryo dan membiarkan saya yang menjaga kelinci kecil itu." ujar Eric.
"Jadi kau meragukan keputusanku" Dimas menatap Eric tajam.
"Ti-tidak Tuan hanya saja Aryo lebih banyak terhubung dengan anggota mafia di negara ini, sedangkan saya bisanya hanya mengurus berkas perusahaan saja."
"Jadi kau berpikir dengan kemampuanmu mengurus berkas bisa melindungi gadis kecil itu." ucap Dimas dingin.
"Bu-bukan begitu Tuan tapi..."
"Hentikan omong kosongmu dan cepat keluar dari ruangan ini, berada lama dekatmu membuatku darah tinggi saja. Dimas memotong pembicaraan Eric dan memintanya untuk keluar dari ruangannya.
Eric melangkahkan kakinya keluar ruangan.
"Ahh..., apa yang gadis kecil itu lakukan sekarang? Aku benar-benar merindukannya" gumam Dimas.
*********
Tiara duduk termenung di salah satu sudut ruang ganti karyawan.
Tak lama pintu ruangan yang tadinya tertutup kini sudah terbuka karena kedatangan seseorang. Tiara mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan tersenyum menatap wanita paruh baya yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Bi Ana" Tiara menyapa wanita paruh baya itu dan mencium punggung tangannya.
"Kenapa Kau melamun disini, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" Bi Ana mengusap rambut Tiara lembut dan duduk disebelah Tiara.
"Ada orang yang ingin menebusku dan membawaku keluar dari sini Bi" ucap Tiara datar.
"Bukankah itu bagus, setidaknya kau tidak perlu bekerja disini lagi. Tempat ini terlalu bahaya untuk gadis secantik dirimu." ucap Bi Ana lembut.
"Tapi Bi, dia mengeluarkanku dari sini bukan berarti bebas tapi Pria itu menginginkanku."
"Maksudmu" tanya Bi Ana.
"Pria itu menginginkanku menjadi simpanannya selama 2 tahun menggantikan uang yang sudah dipakainya untuk menebusku" Tiara menundukkan kepalanya dan air matanya menetes begitu saja.
Bi Ana yang merasa iba mengusap punggung Tiara lembut.
"Boleh Bibi tau siapa nama pria itu."
"Namanya Tuan Dimas Adi..., Adi siapa gitu Bi saya lupa" Tiara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Maksudmu Tuan Dimas Adi Nugraha" ucap Bi Ana terkejut.
"Iya Bi, bener itu namanya. Apa Bibi mengenalnya" tanya Tiara.
"Siapa yang tidak kenal dengan pewaris satu-satunya tuan Nugraha. Apalagi keluarga mereka masuk ke jajaran orang terkaya di negeri ini. Apa kamu tau bahkan semua gadis di kota ini berlomba-lomba untuk dekat dengannya. Lalu kenapa kamu menolak tawarannya?" Tanya Bi Ana bingung.
"Saya memang bukanlah orang yang taat ibadah Bi tapi menjadi simpanan pria lain, saya lebih memilih mati bunuh diri saja Bi" Air mata Tiara semakin mengalir deras.
"Dengar Nak, menjadi simpanan memang bukanlah hal yang baik, tapi jika kamu juga memilih Mati bunuh diri itu adalah hal yang lebih buruk lagi." Bi Ana menggenggam erat tangan Tiara.
"Tuan Dimas sebenarnya bukanlah Pria yang suka menyakiti wanita, sebenarnya dia adalah pria yang baik. Tapi keadaan yang memaksa dia seolah-olah terlihat seperti pria bajingan."
"Terimalah nak permintaan Tuan Dimas buat dia pelan-pelan jatuh cinta padamu. Baru setelah itu kau bisa memintanya menikahimu entah itu sah secara hukum atau sekedar menikah secara agama. setidaknya kamu memiliki kedudukan yang terhormat di sampingnya." Bi Ana menatap Tiara lekat.
"Dengar Tiara bukankah lebih baik berada di samping satu harimau daripada berada di kumpulan ribuan buaya" ucap Bi Ana lagi.
"Dari ucapan Bibi, Tiara merasa Bibi seperti orang yang sudah mengenalnya saja"
"Kamu benar, Tuan Dimas dulu pernah menolongku. itulah kenapa Bibi yakin dia orang baik. Masa lalu Bibi sangatlah kelam Tiara, Bibi tidak ingin kamu mengalami hal yang sama seperti Bibi."
"Apa maksud Bibi?
Apakah Nyonya Anggi juga pernah memaksa bibi menjadi wanita penghibur?" tanya Tiara.
"Kamu salah Tiara, Anggi dulunya bukanlah orang yang seperti sekarang ini. Dia adalah wanita yang ceria dan polos. Sayalah orang yang telah menjerumuskannya ke lembah hitam. Saya yang membuat Anggi gadis yang dulunya baik hati menjadi monster seperti sekarang ini."
TBC.
jangan lupa tinggalkan jejak jempolnya 👍
terimakasih 🙏.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Noer Bunda'a Vivie
sakit perut thor baca'a lucu si aryo dan tiara 😂
2021-10-09
0
Rilia Tapa
ini pemeran utama nya dimas atau aryo ?
atau jngan jngan tiara adiknya si dimas
2021-07-01
1
Lp.Ww
konyol konyol tiara
2021-06-11
1