Dengan perlahan kubuka kotak hitam itu, di dalamnya terdapat Gaun kecil berwarna putih. Yang terlihat robek dibeberapa bagian dan juga terdapat bercak darah. Ada sebuah kalung mas dengan liontin dan juga terdapat amplop didalamnya.
Aku menatap heran semua itu dan berpikir milik siapa ini.
Karena rasa penasaran akhirnya aku membuka amplop itu yang berisi sebuah surat, kemudian aku membacanya.
Tiara anakku, sebelumnya Ayah minta maaf padamu dan tolong jangan pernah membenci Ayah.
12 tahun yang lalu Ayah adalah seorang supir taksi. Dan ada seorang pria dengan tanda lahir berupa tompel di dagu sebelah kirinya, menaiki Taxi Ayah dengan menggandeng tangan seorang anak kecil yang sangat cantik berusia 5 tahun.
Gadis kecil itu terlihat menangis ketakutan
dan Ayah juga mendengar pada saat dia berbicara di telpon, kalau dia meminta sejumlah uang kepada orang yang bernama Wijaya.
Ayah yang pada saat itu curiga kalau kamu adalah korban penculikan segera menghentikan Taxi Ayah. Belum sempat Ayah menangkap Pria itu, dia bergegas keluar dari taxi Ayah dan menarik gadis kecil itu bersamanya.
Ketika Dia berlari ingin menyebrang jalan tiba-tiba ada sebuah Truk dengan kecepatan tinggi menuju kearahnya.
Ayah yang pada saat itu mengejar Pria itu dengan cepat Ayah menarik gadis kecil itu. Ayah berlari sekuat tenaga dan melompat, untuk menghindari Truk kemudian kami terjatuh di pinggir trotoar jalan.
Ayah mengalami beberapa luka memar juga lecet karena terjatuh, dan gadis kecil itu mengalami luka di kepalanya. Juga beberapa luka lecet di tubuhnya. Dan untuk Pria itu Ia meninggal ditempat, sedangkan si penabrak melarikan diri.
Dengan cepat Ayah membawa gadis kecil itu ke Rumah sakit, Ayah juga menelpon polisi untuk melaporkan kejadian itu.Tapi Ayah tidak mengatakan pada Polisi tentang adanya gadis kecil dalam kecelakaan itu.
Melihat gadis kecil itu membuat Ayah egois ingin memilikinya, apalagi Ayah baru saja kehilangan anak Ayah yang seusia dengannya karena penyakit Leukimia.
Ayah membawa gadis kecil itu Pulang ke kampung halaman istri Ayah, dan istri Ayah tersenyum senang melihatnya padahal sebelumnya dia seperti mayat hidup karena kehilangan anak kami.
Kejadian kecelakaan itu, membuat gadis kecil itu mengalami hilang ingatan dan trauma. Hingga ia takut berbicara dan bertemu orang asing, tapi kasih sayang dan perhatian dari istri Ayah perlahan membuatnya mampu berinteraksi lagi dengan orang lain. Dan tersenyum kembali seperti gadis kecil lainnya.
Tahukah kamu siapa gadis kecil itu? ya, gadis kecil itu adalah Kamu. Ini adalah kisahmu.
Maafkan Ayah karena keegoisan Ayah, Ayah tidak mempertemukanmu dengan keluargamu.
Ayah hanya ingat nama Wijaya pada saat sopir itu meminta tebusan. Karena itulah Ayah memberi nama akhirmu Wijaya dan kalung serta baju yang kau pakai sewaktu kecil, Ayah juga menyimpan di kotak. Gunakanlah semua untuk mencari keluarga kandungmu di kota x tempat kecelakaanmu saat itu.
Sekali lagi Maafkan Ayah, Ayah mencintaimu.
Dengan tangan bergetar dan air mata yang terus mengalir aku menaruh surat itu kembali ke dalam amplop.
Dadaku terasa sesak, pikiranku kacau mengetahui orang yang selama ini membesarkanku dengan penuh kasih sayang ternyata bukan orang tua kandungku.
Ku ambil album foto yang bergambar diriku dan orangtua angkatku. Kuusap dan kupeluk gambar itu dengan kasih sayang.
"Ayah taukah kau hal yang paling aku sesali bukanlah terpisah dari orang tuaku, tapi mengetahui kenyataan bahwa kalian bukanlah orang tua kandungku.
Dengan Air mata yang tak berhenti mengalir ku kecup Foto Ayah dan Ibu, lalu kembali kudekap erat kedalam pelukanku.
"Terimakasih Ayah, terimakasih banyak karena sudah memberiku kesempatan menjadi anakmu. Aku sangat mencintai kalian" ucapku lirih.
Baru saja aku mencoba untuk bangkit karena kehilangan Ayah, tiba-tiba aku dihadapkan dengan kenyataan yang seperti ini.
"Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan" gumamku sambil terisak.
********
Tak terasa waktu terus berlalu dan hari ini adalah pengumuman kelulusan.
Aku berlari menuju papan pengumuman yang sudah dipenuhi para siswa dan siswi di sekolahku.
Kucoba menyusup masuk kedalam kerumunan para siswa-siswi, tiba-tiba ada seorang siswa yang menepuk pundakku.
"Tiara!" ucap siswa itu memanggilku.
"Ya!" jawabku sambil menoleh menatap siswa itu.
"Kepala sekolah memanggilmu ke kantornya sekarang juga" ujar siswa itu sambil tersenyum menatap padaku.
"Cantiknya" gumam pria itu lirih yang masih terdengar olehku.
"Apa!" ucapku menatapnya tajam.
"Ah tidak-tidak, sebaiknya kamu bergegas Kepala sekolah menunggumu.
Dengan setengah berlari aku menuju ke ruang Kepala sekolah.
Tok tok tok..., "Permisi Pak saya Tiara" ucapku sambil mengetuk pintu ruangan Kepala sekolah.
"Masuk" jawab Kepala sekolah.
Aku melangkahkan kakiku masuk lalu Kepala sekolah mempersilahkan untuk duduk.
"Tiara, selamat ya kamu mendapat peringkat pertama dengan nilai tertinggi" ucap Kepala sekolah tersenyum.
"Benarkah Pak!" ucapku senang menatap Kepala sekolah.
"Benar, kalau Bapak boleh tau apa rencanamu kedepannya" tanya Kepala sekolah padaku.
Seketika aku terdiam membisu menundukkan kepalaku, tak terasa air mataku kembali mengalir membasahi pipi.
"Maafkan Bapak kalau membuatmu sedih, tapi kalau kamu berniat untuk Kuliah Bapak akan bantu kamu untuk mendapatkan beasiswa".
"Kamu bisa kuliah di Kampus A di kota dekat dengan desa kita ini. Dan bapak punya Kos-kosan dekat kampus, kamu bisa tinggal disana Gratis. Bagaimana menurutmu?" tanya Kepala sekolah.
"Terimakasih Pak sebelumnya karena Bapak telah memikirkan masa depan saya".
"Tapi saya ingin pergi ke kota X tempat saudara Ayah saya, dan saya akan berkuliah sambil bekerja disana" ucapku berbohong kepada Kepala sekolah.
Maafkan saya Pak karena berbohong kepada bapak, saya hanya ingin ke kota X mencari orang tua kandungku. Sesuai keinginan Ayah, ucapku dalam hati.
"Baiklah kalau begitu, ini Buku Tabungan Bank, bapak buatkan atas namamu. Berasal dari uang gaji ayahmu, tunjangan, beserta uang duka dari sekolah. Juga beberapa dari saya, gunakanlah dengan sebaik-baiknya" kata Kepala sekolah sambil menyodorkan buku tabungan bank kepadaku.
******
Berbekal tabungan Ayah dan juga tabungan dari Kepala sekolah, aku menuju kota X menggunakan pesawat terbang. Karena memang jaraknya yang sangat jauh dari Desa tempatku tinggal saat ini.
Diruang tunggu pesawat, Aku duduk di sebelah seorang Ibu yang sedang menyuapi anaknya dengan sabar, sementara anaknya tidak mau diam berlari kesana-kemari.
"Mau kemana Nak" sapa ibu itu padaku.
"Ke kota X, Bu" sahutku.
"Nak ...".
"Tiara, Bu" sahutku memotong ucapannya.
"Nak Tiara ke kota X sendiri? mau cari kerja atau ada rencana lain?" tanya Ibu itu.
"Saya sendiri Bu...".
"Anggi" sahut Ibu itu.
"Iya Bu Anggi, Kebetulan saya berencana bekerja sambil kuliah di kota X" jawabku.
"Punya saudara disana?" tanya Ibu itu lagi.
"Punya Bu" ucapku berbohong.
"Ibu juga tinggal di kota X, Ibu main ke kota ini rencananya mau cari pengasuh untuk anak Ibu di kampung halaman. Sekalian nostalgia dengan teman lama, tapi belum ketemu pengasuh yang cocok" ucap Ibu itu lembut padaku.
"Kalau kamu mau kamu bisa kerja sama Ibu jadi pengasuh atau pelayan kafe, kebetulan Ibu punya kafe di kota X" ucap Ibu itu lagi.
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Ibu itu. Sekalipun aku membutuhkan pekerjaan tapi menerima pekerjaan dari orang asing ditempat seperti ini, membuatku takut jika nantinya aku malah tertipu.
"Jangan langsung di tolak, Pikirkanlah baik-baik cari kerja di kota X tidaklah mudah. Apalagi kelihatannya kamu belum mempunyai pengalaman kerja".
"Ibu tunggu jawabanmu sampai pesawat mendarat di kota X. Karena sepertinya pesawat yang kita naiki sama" ujar Ibu itu lagi sambil melirik tiket pesawat yang aku pegang.
Setelah pesawat mendarat dan mengambil barang-barangku, aku berjalan keluar.
Terlihat Ibu Anggi menghampiriku dengan tersenyum lembut.
"Bagaimana Nak Tiara, apa sudah kamu pertimbangkan tawaran Ibu?".
"Saya..."
"Kalau kamu bersedia, kamu bisa tinggal sementara di tempat Ibu. Selama kamu belum mendapatkan tempat tinggal" tawar Ibu Anggi memotong ucapanku.
Aku hanya diam menatap Ibu Anggi bingung, tiba-tiba Ibu Anggi langsung menarikku menuju mobilnya.
"Sudah ikut Ibu saja, Ibu tau kamu pasti belum punya tempat tinggal".
Bagai kerbau yang dicocok hidungnya aku akhirnya menuruti Ibu itu masuk kedalam mobilnya.
Sesampainya di dalam mobil, Ibu itu menawarkan minuman padaku.
"Ini minumlah, Ibu tau kamu pasti haus" ucap Ibu itu lagi.
"Terimakasih Bu" ucapku tersenyum padanya.
Aku mengambil minuman itu dan langsung meminumnya. Tapi tiba-tiba kepalaku terasa sakit dan mataku terasa berat, samar-samar kulihat Ibu Anggi tersenyum menyeringai padaku. Akhirnya kesadaranku pun perlahan menghilang.
tbc.
Wah kira-kira apa yang bakalan terjadi sama Tiara ya.🤔
Ikuti terus kisahnya, jangan lupa like, koment dan vote. 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Ratu Kalinyamat
ngeri juga y. jgn jgn bu anggi org jahat tuh
2023-11-12
0
Marsaleni Leni
ceritanya mengandung bawang thour😭😭😭
2022-03-06
0
MustikaDyahSukmawati[BundaIke]
🤔🤨🧐🤑💔🧠🗣️👀👁️🙇🙅🤦🧟🥀🙈🙉🙊🚓🥊🔫🪓🔨⚒️🛠️⛏️✂️📌📍🤜🤛🤲✊👊☝️
2021-12-23
0