Jangan lupa like 👍 sebelum membaca 🙏
"Sebenarnya Saya, Anggi, dan Tina dulunya adalah sahabat baik, Kami bertiga satu universitas bahkan dengan jurusan yang sama.
Anggi merupakan salah satu idola kampus di tempat kami menimba ilmu. Selain cantik dia juga cerdas dan baik hati hingga banyak pria mengidolakannya. Bahkan pria yang diam-diam aku dan Tina kagumi juga jatuh cinta padanya dan berencana untuk bertunangan dengannya."
"Karena hasutan Tina dan juga rasa iri melihat kehidupannya yang begitu sempurna membuatku ingin menghancurkannya. Dulunya Aku adalah wanita yang jahat, aku berkelakuan manis dan baik hati di depannya tapi di belakangnya diam-diam aku menghancurkannya."
"Aku dan Tina yang merupakan sahabatnya secara diam-diam bekerja sama untuk menjebak Anggi".
Tiara yang cukup terkejut mendengar pengakuan Bi Ana menutup mulutnya.
"Ya Tuhan Bibi apa yang kau lakukan" ucap Tiara.
Bi Ana tidak menjawab pertanyaan Tiara dia hanya memandang sedih ke arah Tiara.
"Dengan menghancurkan Anggi aku berharap pria itu akan menoleh padaku, tapi ternyata tidak, Tina sahabatku ia lebih licik dariku. Ia memanfaatkan rasa iri di hatiku untuk menghancurkan Anggi dan menjebak calon tunangan Anggi agar terjerat padanya. Hingga Anggi berakhir di tempat laknat ini"
"A-aku adalah orang jahat Tiara, A-aku bahkan menghancurkan sahabatku sendiri" suara Bi Ana bergetar lirih dan air matanya menetes begitu saja.
"Pikirkan keputusanmu secara baik, jangan sampai kau menyesal nanti. Kesempatan tidak akan datang dua kali, tidak mudah bisa keluar dari tempat ini. Selagi kesempatan datang padamu manfaatkanlah." Tangan Bi Ana mengelus bahu Tiara kemudian ia bangun dari duduknya meninggalkan Tiara yang terbengong mendengar kisah nyonya Anggi.
Setelah kepergian Bi Ana, Tiara melangkahkan kakinya menuju tempat bartender untuk menemui Ricky.
Secara tak sengaja otak Tiara mengingat seseorang yang mungkin saja bisa menyelamatkannya keluar dari tempatnya sekarang tanpa harus menjadi simpanan pria itu.
Sesampainya di bartender Tiara menyapa seorang pria yang sibuk mencampur minuman.
"Kak Ricky" Tiara tersenyum manis menatap Tiara.
"Hai cantik, tumben mampir ke sini" Ricky menatap Tiara tersenyum.
"Kak bisa minta waktu sebentar, ada yang ingin Tiara bicarakan" tanya Tiara.
"Ngomong aja Ra, aku dengerin kok" Ricky mengedipkan sebelah matanya menggoda Tiara.
"Iih Kak Ricky, Tiara serius nih kak" Tiara memanyunkan bibirnya.
"Oke kalau gitu kita bicara di tempat lain saja disini terlalu berisik" Ricky dan Tiara meninggalkan tempat itu.
Ricky mengajak Tiara ke roof top lantai teratas gedung. Di sana terdapat beberapa set kursi santai dan juga kolam renang. Ricky melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi dan duduk disana. Sementara Tiara masih mondar-mandir tak jelas mengagumi pemandangan dari lantai teratas.
"Wah gila..., keren banget kak pemandangannya" Tiara kagum menatap pemandangan dari lantai atas gedung.
"Bukankah tadi kau ingin mengatakan sesuatu, sekarang katakanlah" Ricky menatap Tiara serius.
"Eh iya, maaf kak" Tiara menghampiri Ricky dan duduk tepat di hadapannya.
"Be-begini kak, apakah pernah ada orang kemari datang menanyakan Tiara" tanya Tiara ragu.
"Maksudmu?" tanya Ricky heran.
"Begini Kak di hari pertama Tiara bekerja, secara tidak sengaja Tiara bertemu dengan seorang pria yang terluka di toilet wanita. Pria itu dikejar oleh sekelompok preman, dan Tiara membantunya untuk bersembunyi. Dan pria itu berjanji kalau dia akan membantu Tiara keluar dari tempat ini" jelas Tiara.
"huf..., Ricky menghela nafasnya.
"Dengar Tiara tempat ini bukanlah tempat orang baik-baik biasa menghabiskan waktu, tapi disini tempatnya pria hidung belang bahkan pria bajingan banyak berkumpul di tempat ini. jadi jangan pernah mempercayai ucapan pria yang berada disini" Ricky menatap Tiara iba.
"Tapi kak, dia terlihat bukan seperti pria biasa dan dia...."
"Tiara" panggil Ricky memotong pembicaraan.
"20 menit lagi langgananmu tiba, bersiaplah" ucap Ricky tegas.
Dengan wajah sedih Tiara berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan tempat itu.
"Maafkan aku Tiara aku tidak ingin kamu terlalu berharap lebih karena untuk terlepas dari jeratan Nyonya Anggi adalah hal yang sulit untukmu, kecuali jika ada orang besar yang bersedia membantumu" Batin Ricky, Ia meraup wajahnya kasar menatap kepergian Tiara.
************
Sementara itu pria yang dijadikan topik pembicaraan Ricky dan Tiara sedang terbaring tak berdaya dengan berbagai alat kesehatan menempel pada tubuhnya.
"Dokter, kenapa Tuan muda saya belum juga sadar, padahal saya sudah membawa banyak orang kemari untuk mengajak Tuan muda saya bicara agar ia mau bangun dan sadar. tapi kenapa belum juga ada perubahan." Roy menatap dokter tajam dengan tatapan membunuhnya. seandainya tatapan bisa membunuh seseorang maka bisa di pastikan dokter itu akan mati berkali-kali.
"Maaf Tuan saya akan berusaha semaksimal mungkin, Agar Tuan Michael segera terbangun.
Mohon bersabar dan juga kerjasamanya." Dokter kembali memeriksa Michael lalu melangkah pergi meninggalkan Roy yang terus menatap tuan mudanya.
"Tuan bangunlah, kalau tuan bangun saya berjanji akan menuruti semua perintah Anda tuan. Saya tidak akan membantah lagi semua perkataan Anda Tuan"
"Oh ya, hari ini tuan ingin bicara dengan siapa? kita baru saja sebulan berada disini tidak banyak orang yang kita kenal. Saya jadi bingung ingin membawa siapa lagi untuk berbicara dengan Anda" Roy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Selama Tuan mudanya koma banyak hal konyol yang Roy lakukan. Tiap hari ada saja orang yang dibawanya ke rumah sakit untuk berbicara dengan Tuannya.
Bukan hanya sahabat tuan mudanya saja bahkan mulai dari Satpam kompleks, Bi Inah sang asisten rumah tangga, Pegy kucing kesayangan tuan mudanya dan juga Abang tukang bakso. Yang biasa jualan di pinggir trotoar dekat lampu merah yang biasa tuannya sapa ketika melewatinya juga menjadi korban paksa agar mau mengunjungi tuannya.
Untuk mengajak satpam kompleks dan Bi Inah sang asisten rumah tangga mungkin hal yang mudah tapi tidak dengan mengajak Pegy kucing kesayangan tuan muda. karena membawa hewan ke rumah sakit adalah hal yang dilarang.
Terpaksa Roy harus main petak umpet dengan satpam, perawat dan para dokter untuk bisa membawa si Pegy masuk menemui tuan mudanya. Setelah berhasil masuk ruangan si Pegy yang lagi bunting besar ditaruh di kasur dekat kaki tuan mudanya.
Roy yang berharap Tuan mudanya merespon kedatangan kucing kesayangannya salah besar. Bukannya tuannya yang sadar malah si Pegy brojol mengeluarkan 5 bayi kucing yang terlihat lucu. Alhasil Roy berteriak terkejut membuat para suster dan dokter berbondong-bondong lari menuju ruangan tersebut.
Alhasil permainan petak umpet gagal total dan Roy di kenakan denda dan juga mendapatkan peringatan keras dari rumah sakit. Belum lagi perjuangan Roy merayu abang tukang bakso keliling yang biasa Tuan mudanya sapa di lampu merah.
Demi abang tukang bakso agar bisa mengunjungi tuannya Roy rela menggantikan Abang bakso berjualan di pinggir trotoar dan berakhir di Uber satpol PP. Padahal Roy sudah menawarkan sejumlah uang untuk memborong dagangannya tapi si Abang tukang bakso menolak dengan alasan kasihan nanti pelangganannya kecewa kalau ia tidak jualan.
***********
Disebuah ruangan VVIP di salah satu night club termegah di kotanya tampak dua orang berbeda jenis sibuk dengan dunianya sendiri.
Tiara yang sedang menonton film komedi di ruangan itu sambil menikmati camilan yang disediakan. Sesekali terdengar tawanya yang cukup memekikkan telinga.
Tapi Aryo yang duduk tidak terlalu jauh sama sekali tidak merasa terganggu dengan tawa Tiara, ia memilih menyibukkan dirinya dengan handphone di tangannya.
Tak lama kemudian terdengar suara handphone berbunyi dan tampak nama Tuan Dimas terpampang di layar depan handphone itu.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Leni Fitria
Baru mampir baca udh langsung tertarik , seru ceritnya konyol bgt bikin ngakak 🤣🤣
2021-11-26
0
Sinta anti
jngn2 michel itu kakanya tiara kli yah..
2021-08-21
0
nuroh Kholifatulhusna
Abang tukang baso SM kucing smpe dibawa2 kerumah skt 🤣🤣🤣🤣 Roy2 bnr2 somplak
2021-07-02
1