BAB 17

Arya pulang dengan keadaan yang kacau. Orang tuanya yang melihat itu menjadi khawatir.

"Arya kamu kenapa sayang?". Tanya nyonya gina.

Tanpa memperdulikan perkataan mamahnya arya terus berjalan ke kamarnya dengan lesu. Nyonya gina hanya bisa memandang putranya itu dengab sendu. Kemudian nyonya gina beralih menatap andra.

"Andra apa yang terjadi dengan arya?". Tanya nyonya gina.

"Tadi nona callie datang ke kantor nyonya". Jawab andra.

"Untuk apa lagi wanita itu menemui arya lagi?". Tanya nyonya gina marah.

"Saya kurang tahu pastinya nyonya, tapi tadi yang saya dengar dari nona callie jika dia akan kembali ke tuan". Jawab andra.

"Setelah apa yang dia lakuin ke putra ku dia ingin kembali, andra jangan biarkan wanita itu kembali ke arya lagi. Saya tidak ingin putra saya terluka lagi". Kata nyonya gina.

"Tanpa nyonya minta juga saya tidak akan biarkan wanita ular itu mendekati tuan lagi nyonya". Batin andra.

"Andra apa kamu mendengar saya?". Tanya nyonya gina.

"Iya nyonya". Kata andra.

"Bagus. Tapi apa arya masih mencintainya sampai dia kembali bersedih seperti itu?". Tanya nyonya gina.

"Tuan sedih bukan karena nona callie nyonya, tapi karena nona adel". Batin andra.

"Ya ampun andra kamu itu mikirin apa sih, dari tadi saya bicara sama kamu, tapi kamu malah melamun". Kata nyonya gina.

"Tidak nyonya hanya memikirkan soal kerjaan". Kata andra. Dan nyonya gina hanya ber oh ria.

"Nyonya jika tidak ada yang di tanyakan lagi saya izin kembali ke kantor". Pamit andra.

"Silahkan". Kata nyonya gina.

Andra lalu pergi, sedangkan nyonya gina pergi ke kamar arya. Sesampainya di kamar arya nyonya gina ingin masuk, tapi pintunya di kunci.

"Arya, buka pintunya ini mamah". Kata nyonya gina dari luar.

"Arya sedang ingin sendiri mah". Kata arya dari dalam.

Nyonya gina hanya bisa menghela nafas. Beberapa hari ini nyonya gina sudah merasakan sedikit perubahan arya. Arya mulai kembali seperti dulu. Tapi hari ini ia kembali mmelihat putrannya terpuruk.

Hal itu sangat membuat nyonya gina sedih. Sedangkan arya di kamarnya sedang memandang foto adel di ponselnya. Foto itu ia ambil saat adel sedang lengah.

"Gue harus bagaimana del, gue cinta sama lo. Tapi lo malah mencintai melvin. Yang jelas-jelas sahabat gue. Kenapa cinta sangat menyakitkan". Gumann arya sambil melihat foto adel.

Sedangkan di tempat adel ia juga sedang melamun di ruangan sang mamah memandang foto arya yang ada di ponselnya. Foto itu ia ambil ketika arya sedang memimpin rapat.

"Kenapa gue merasakan sesak di dada gue saat melihat tuan arya di peluk wanita lain, rasa sakit yang gue rasakan tak sesakit saat gue melihat kak melvin sedang jalan dengan wanita lain". Guman adel.

"Di sisi lain gue nyaman dengan kak melvin, sedangkan di sisi lain gue mungkin sudah jatuh cinta dengan tuan arya". Kata adel.

"Tuhan perasaan macam apa ini". Teriak adel.

Jihan yang mendengar teriakan adel pun bergegas ke ruangan adel. Lalu ia membuka pintunya dengan kasar hingga membuat adel kaget.

"Astaga kak jihan ngagetin aja". Kata adel mengelus dadanya.

"Kamu kenapa teriak-teriak, ada yang nyakitin kam?". Tanya jihan sambil memutar-mutar badan adel.

"Kak jihan stop, adel tidak papa kok". Kata adel.

"Syukurlah, terus kenapa kamu teriak?". Tanya jihan.

"Ah tidak, tadi adel hanya iseng". Kata adel mencengir kuda.

"Kamu itu buat kakak khawatir saja". Kata jihan.

"Hehe, maaf kak". Kata adel dengan mengangkat jarinya berbentuk huruf V.

"Iya udah kakak kembali dulu, jika ada apa-apa bilang sama kakak". Kata jihan.

"Oke kak". Kata adel tersenyum.

Lalu jihan kembali bekerja. Sedangkan adel mulai mengecek laporan-laporan yang ada di meja itu. Meskipun jihan sudah mengerjakannya adel juga harus turun tangan karena berkas-berkas itu juga butuh tanda tangan adel.

Jam terus berlalu hingga malam pun tiba, arya yang dari tadi pulang kantor tidak keluar kamar melewatkan makan siang dan malamnya. Hal itu membuat nyonya gina sangat cemas.

"Pah, arya dari tadi belum makan dan keluar kamar mamah khawatir pah". Kata nyonya gina pada tuan addi.

"Kelyn kira kak arya belum pulang". Kata kelyn.

"Memang kenapa arya mengurung dirinya lagi mah?". Tanya tuan addi.

"Tadi andra bilang callie datang ke kantor menemui arya, mungkin arya masih sakit hati kepada callie". Jawab nyonya gina.

"Kita ke kamar arya sekarang". Ajak tuan addi.

Lalu mereka ke kamar arya, ternyata kamar arya sudah tidak di kunci. Tuan addi membuka kamar arya. Kamar itu terlihat gelap dan sunyi. Kemudian mereka memasukki kamar tersebut. Dan melihat arya sedang tidur di tempat tidur.

Kelyn menyalakan saklar lampunya. Kemudian nyonya gina mendekati arya ingin membangunkan arya. Tapi saat memegang badan arya betapa terkejutnya nyonya gina badan arya panas.

"Pah badan arya panas pah, cepat panggil dokter". Kata nyonya gina.

Lalu tuan arya menghubungi rico selaku dokter pribadi keluarga javas. Sedangkan di sisi lain rico sedang makan malam dengan flora. Saat mendengar ponselnya berbunyi rico segera mengangkatnya.

Setelah selesai telfon rico bergegas mengajak flora ke masion arya. Karena flora tidak membawa mobil jadi rico harus bertanggung jawab mengantarkannya pulang nanti.

"Maaf ya makan malam kita gagal". Kata rico memandang flora sekilas lalu kembali fokus ke jalanan.

"Tidak masalah kok, kan masih ada lain waktu". Kata flora tersenyum.

Rico yang melihat flora tersenyum pun ikut tersenyum dan menggenggam tangan flora. Sedangkan flora yang di perlakukan seperti itu oleh rico pipinya merasa tersipu. Jantungnya berdetak tidak beraturan.

"Memang kita mau kemana?". Tanya flora.

"Arya sakit tadi tuan addi memintaku untuk memeriksanya". Jawab rico.

"Gue kira orang seperti arya tidak pernah sakit". Kata flora.

"Arya juga manusia flo, tapi memang sudah lama ia tidak sakit. Terakhir kali saat ia putus cinta. Itupun karena ia makan dan istirahat tidak teratur jadi sakit". Kata rico. Sedangkan flora hanya ber oh ria.

Mereka pun sampai di masion arya. Flora merasa takjub melihat masion milik arya. Masion itu lebih besar tapi juga elegan.

"Ayo masuk". Ajak rico.

"Apa tidak masalah gue ikut?". Tanya flora. Rico hanya menggelengkan kepalanya.

Meski ragu flora mengikuti langkah rico masuk ke dalam masion megah itu. Pelayan membukakan pintu saat mendengar bel berbunyi.

"Tuan rico, silahkan masuk tuan. Tuan addi dan nyonya gina sudah menunggu di kamar tuan muda". Kata pelayan tersebut.

Rico pun menarik tangan flora lalu menuju kamar arya. Sesampainya di kamar arya ternyata benar semua menunggu di sana.

"Om, tante". Panggil rico saat masuk ke kamar arya.

Flora mematung melihat sekeliling kamar arya. Kamar yang sangat luas dan juga rapi. Walau warnanya tidak terlalu terang. Tapi cukup indah untuk kamar seorang laki-laki.

"Kamu sudah datang nak, tolong cepat periksa arya". Kata nyonya gina.

"Baik tante". Kata rico lalu melepaskan tangan flora dan mulai mendekati arya. Flora hanya berdiri di tempat semula sambil melihat ke arah rico.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!