BAB 12

Hari demi hari telah berlalu, kini tepat 1 bulan arya dan adel mengenal sebagai bos dan karyawan. Dan selama itu pula arya menyadari bahwa ia telah jatuh cinta dengan adel. Tapi arya masih belum ada tanda-tanda ingin mengungkapkannya, sedangkan adel juga dekat dengan melvin. Dan kedekatannya itu telah membuat adel merasa nyaman jika bersama melvin. Tapi ada yang masih membuat adel bingung.

Dia memang merasa nyaman jika di dekat melvin tapi ia tidak merasakan apa yang di rasakannya saat bersama arya, setiap bersama arya adel memang merasa nyaman tapi yang membuatnya beda adalah jantungnya akan berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya saat bersama arya.

Melvin sendiri sudah menaruh hati sejak pertama kali bertemu dengan adel. Tapi ia juga belum mengungkapkannya ke pada adel. Karena ia menunggu waktu yang tepat.

Nyonya dena sendiri sudah melewati masa kritisnya beberapa hari lalu, hal itu membuat adel sangat senang tapi ia juga masih belum tenang karena mamahnya belum melakukan operasi.

Flora sendiri semakin dekat juga dengan rico, meskipun jarang ketemu tapi mereka selalu komunikasi saat tidak sibuk. Lia sendiri, jangan di tanya. Dia masih setia dengan dirinya sendiri.

Hari ini adalah weekand, seperti hari-hari biasanya adel menjaga sang mamah. Seperti saat ini adel sedang menyuapi sang mamah dengan buah.

"Adel senang mamah sudah siuman, mamah tahu adel sangat takut melihat mamah terbalimg lemah seperti itu". Kata adel sedangkan nyonya dena tersenyum mendengar perkataan adel.

"Adel mamah mau bilang jika suatu saat nanti mamah pergi menyusul papah, adel harus jadi anak yang kuat ya". Kata nyonya dena tiba-tiba.

"Mamah ngomong apa sih, mamah tidak akan meninggalkan adel, mamah pasti sembuh". Kata adel mulai berkaca-kaca.

"Jodoh, rezeki, dan maut tidak ada yang tahu kapan datangnya sayang. Mamah hanya berdoa semoga adel selalu bahagia dan akan ada laki-laki yang akan menjaga dan menyayangi adel melebihi dirinya sendiri". Kata nyonya dena.

"Mamah, hiks". Tangis adel pun pecah dan memeluk sang mamah. Nyonya dena hanya bisa mengelus kepala adel.

"Sudah jangan nangis, nanti cantiknya hilang loh". Kata nyonya dena sedikit mengoda adel.

Adel pun menghapus air matanya dan tersenyum kepada nyonya dena.

"Tetap tersenyum sayang, maafin mamah dan papah belum bisa menjadi orang tua yang baik untuk kamu". Kata nyonya dena.

"Mamah dan papah sudah menjadi orang tua terbaik kok buat adel". Kata adel.

Saat mereka sedang asik berbincang ada yang mrngetuk pintu. Ternyata flora dan lia yang datang. Flora memang tidak memberi tahu adel jika dirinya kembali karena ia ingin memberi kejutan pada adel.

"Flora". Kata adel lalu memeluk flora.

"Iya yang di peluk flora doang, gue mah tiap hari bisa peluk makannya tidak di peluk". Kata lia pura-pura ngambek.

"Ututu, neng lia ngambek, cini cini adel peluk". Kata adel lalu akan memeluk lia.

"Tidak perlu, gue bukan alay seperti kalian". Kata lia.

"Kampret lu". Kata adel dan flora bersamaan.

"Tante dena bagaimana keadaannya?". Tanya flora menghampiri nyonya dena.

"Seperti yang kamu lihat sayang". Jawab nyonya dena tersenyum.

"Flora lia ada yang ingin tante bicarin kepada kalian". Lanjutnya.

"Apa tante?". Tanya flora.

"Adel bisa beliin mamah cake di depan?". Kata nyonya dena.

"Oke mah". Kata adel lalu pergi.

"Sebenarnya apa yang ingin tante bicarakan kenapa adel tidak boleh mendengarnya?". Tanya flora penasaran.

"Flora, lia mungkin umur tante tidak lama lagi. Tante hanya ingin meminta kalian jaga adel untuk tante, selalu suport adel disaat dia terpuruk. Selalu ada di saat adel senang. Tante mohon kalian selalu di samping adel bukan hanya sebagai sahabat, melainkan saudara". Kata nyonya dena.

Flora dan lia pun saling melempar pandangan mendengar kata-kata nyonya dena.

"Tante bicara apa sih, tante pasti sembuh dan akan menjaga adel bersama kita". Kata lia.

"Benar tante, kami berjanji akan menjaga dan selalu ada untuk adel. Tapi bersama tante juga". Timpal flora.

"Terima kasih nak flora dan nak lia, tante senang adel memiliki sahabat seperti kalian". Kata nyonya dena.

"Lebih baik sekarang tante istirahat, flora dan lia akan menyusul adel". Kata flora.

Setelah memastikan nyonya dena istirahat flora keluar ruangan nyonya dena.

"Kenapa gue merasa ucapan tante dena ada maksud tertentu ya li". Kata flora saat sudah diluar ruangan nyonya dena.

"Gue juga merasa begitu flo, gue merasa itu sebuah firasak buruk". Kata lia.

"Gue harus bicara dengan dokter rico". Kata flora.

"Lo benar". Kata lia.

"Ya udah lo tungguin adel di sini, gue ke ruangan dokter rico sebentar". Kata flora yang di angguki oleh lia.

Setelah kepergian flora adel pun sampai.

"Ngapain lo di luar, terus si flo kemana?". Tanya adel.

"Tante dena sedang istirahat, jadi gue keluar. Kalau flora lagi membeli minum". Kata lia sedikit berbohong. Adel hanya ber oh ria lalu masuk ke dalam ruangan nyonya dena.

Lia pun menyusul adel dan duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Mereka sama-sama sibuk dengan ponsel mereka. Sedangkan flora yang baru kembali dari ruangan rico berjalan dengan tatapan yang kosong.

Apa yang ia dengar dari rico benar-benar membuatnya syok. Bagaimana semua ini terjadi pada sahabantnya. Sesampainya di dalam ruangan nyonya dena. Flora menatap adel dengan tatapan sendu.

"Lo sudah kembali, katanya membeli minuman, terus mana minumannya?". Tanya adel yang melihat flora tidak membawa apapun.

"Em itu, sudah gue minum tadi iya sudah gue minum". Kata flora gugup.

"Lo kenapa, apa lo sakit?". Tanya adel.

"Tidak gue baik-baik saja kok". Kata flora.

"Lo yakin". Tanya lia lalu flora mengangguk.

"Oh iya del, gue punya kabar baik untuk lo". Kata flora mengalihkan pembicaraan.

"Apa?". Tanya adel.

"Gue akan menetap di tanah air lagi". Kata flora tersenyum bahagia.

"Benarkah?". Tanya adel dengan senyum yang nampak di wajahnya.

Flora hanya menganggukkan kepalanya. Adel merasa sangat senang sekali sahabatnya bisa berkumpul lagi.

"Apa lo sudah tahu lia?". Tanya adel.

"Hm, saat flora mengabari akan kembali dia memberi tahu kepada gue". Jawab lia.

"Gue senang kita bisa berkumpul lagi, meskipun kita sibuk dengan keadaan masing-masing sih". Kata adel.

Saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba tubuh nyonya dena mengejang. Adel yang melihat itu merasa khawatir.

"Mamah, mamah kenapa, dokter cepat panggil dokter". Teriak adel mulai menangis.

Rico buru-buru masuk ke dalam ruangan nyonya dena.

"Kalian keluar sekarang". Perintah dokter mulai memeriksa.

"Dokter tolong bantu mamah saya". Kata adel.

"Adel ayo kita harus keluar, biarkan dokter tenang menanganinya". Kata flora.

Adel, flora, dan lia keluar dari ruangan tersebut. Flora memeluk adel untuk menguatkannya. Air mata adel terus saja mengalir dari matanya. Perasaan cemas dan takut menyelimuti dirinya. Sedangkan lia hanya bisa memandang sahabatnya dengan sendu. Ia tidak menyangka kedua sahabatnya akan mengalami hal seperti itu.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!