BAB 2

Pagi harinya adel sudah rapi dengan pakaian kerjanya, karena hari ini ceo baru akan datang. Adel bekerja di javas corp sebagai sekertaris ceo. Sudah hambir dua tahun ia bekerja di sana. Adel bekerja dengan sangat baik hingg ia sangat di sayangi ceo terdahulu yaitu tuan javas.

Arya memang sudah lama memegang kendali perusahaan tuan javas tapi arya menepati anak cabang yang berada di luar negeri. Dan ia baru akan menempati perusahaan yang berada di tanah air.

Merasa semua sudah siap adel buru-buru keluar dari kamarnya. Sesampainya ia di meja makan ia sudah melihat papa dan mamanya sedang menunggunya.

"Pagi pa, ma". Sapa adel lalu duduk di bangku kosong yang ada di tempat itu.

"Pagi sayang". Balas kedua orang tua adel.

"Bagaimana pekerjaan kamu sayang?". Tanya tuan athaya.

"Ya begitulah pah, namanya juga bekerja di perusahaan besar". Jawab adel memasukkan makanan ke mulutnya.

"Kenapa kamu tidak resaign saja dan kembangin butik mamah sih?". Tanya nyonya dena.

"Mama kan tau adel buat butik itu untuk mama, adel nggak ada fasion di dunia perbutikan ma". Jawab adel.

Saat orang tuanya akan berbicara lagi adel buru-buru menyelesaikan makannya. Orang tua adel yang melihat tingkah adel hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Adel berangkat dulu pa, ma". Pamit adel sambil bangkit dari duduknya.

"Sarapan kamu belum habis sayang". Kata nyonya dena.

"Adel sudah terlambat ma, apalagi hari ini ceo baru akan datang adel harus buru-buru sampai kantor". Jawab adel.

"Ya udah ma, pah adel pamit". Lanjut adel sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Hati - hati di jalan sayang". Ucap mereka.

Adel hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi dari rumah. Ia berangkat ke kantor menggunakan montor yang ia beli dari hasil gajinya selama ini. Adel mengendarai motornya sedikit kencang karena ia sudah hampir terlambat.

Sesampainya di kantor adel langsung memarkirkan motornya dan berlari memasukki kantor tanpa memperdulikan orang sekitar.

"Haduh, 10 menit lagi gue terlambat". Gerutu adel sambil berlari.

Adel berlari dengan tidak memperdulikan jalannya, hingga tiba-tiba ia menabrak seseorang hingga ia terjatuh.

Brruuugghh.

"Aaauuuuwwww". Pekik adel saat tubunya mendarat di lantai.

Adel mendongakkan kepalanya terlihatlah laki-laki tampan, dengan wajah cool, tinggi memiliki bola mata yang indah.

"Udah mandanginya, saya tau jika saya itu tampan". Kata laki-laki dengan sombongnya itu seketika membuyarkan lamunan adel.

"Hey tuan, bukannya membantu saya malah mengoceh tidak jelas". Omel adel sambil berdiri.

"Untuk apa saya membantu anda, salah anda sendiri jalan tidak lihat - lihat". Kata laki-laki itu.

"Dasar pria sombong, dia yang salah gue yang di salahin". Gerutu adel pelan tapi masih bisa di dengar laki-laki tersebut.

"Sudahlah tidak penting, ya ampun gue hampir telat". Kata adel melihat jam tangannya lalu pergi begitu saja.

"Dasar gadis aneh". Guman laki-laki tersebut.

Adel akhirnya sampai di perusahaan tepat waktu, ia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal akibat berlari.

"Adel". Panggil lia teman adel di kantor.

"Ada apa?". Tanya adel dengan masih mengatur nafasnya.

"Lo kenapa?". Tanya balik lia yang melihat adel nafasnya tidak beraturan.

"Huff, gue habis lari dari parkiran, oh iya apa ceo baru kita sudah datang?". Tanya adel.

"Belum sih, tapi tadi dengar kabar kalau beliau sudah dekat". Jawab lia.

"Syukurlah". Kata adel mengelus dadanya.

"Emang lo kenapa kok bisa hampir terlambat?". Tanya lia.

Belum sempat adel menjawab nona Ara memerintahkan semua karyawan untuk berbaris karena ceo baru mereka sudah tiba.

"Ayo semua kita berbaris, ceo pengganti tuan Addi sudah tiba". Teriak nona ara.

Nona ara adalah ketua devisi keuangan. Ia tidak menyukai adel karena adel sangat di sayangi bosnya. Kinerja nona ara memang bagus tapi sikapnya yang semena-mena itulah yang membuat pimpinan terdahulu tidak terlalu menyukai. Ia selalu menggoda karyawan yang bisa di bilang memiliki wajah tampan. Tapi para karyawan tersebut bukannya tertarik malah merasa risih.

Semua sudah berbaris di lobi perusahaan. Terlihat dua orang pria yang sedang berjalan menuju gedung yang memiliki 30 lantai itu.

"Wah tampan sekali ceo baru kita".

"Masih muda pula tuh".

"Apakah sikapnya baik seperti ceo sebelumnya?".

"Semoga saja iya, dia kan putra tuan addi pasti memiliki perilaku yang sama lah".

Begitu lah pujian-pujian yang para karyawan ucapkan saat melihat ceo baru mulai mendekat. Sedangkan adel merasa terkejut saat melihat ceo baru tersebut.

"Jangan bilang dia ceo barunya, kalau iya matilah gue". Batin adel saat melihat pria yang berjalan mendekati gedung javas corp.

"Selamat pagi tuan muda perkenalkan nama saya ara, saya ketua devisi keuangan di sini". Kata ara saat 2 pria itu sampai di pintu lobi kantor. Dan ingin mengalungkan sebuah kerangka bunga.

"Maaf nona ara, tuan muda tidak suka di sentuh dengan sembarang orang". Kata andra tangan kanan arya.

Semua karyawan menunduk tanda memberi hormat.

"Maafkan saya tuan saya kurang tau". Kata ara menunduk.

"Tidak masalah, sebelumnya perkenalkan ini adalah tuan arya dia ceo yang akan menggantikan tuan addi, dan saya sendiri andra tangan kanan dari tuan arya, apa kalian mengerti?". Tanya andra.

"Kami mengerti tuan". Jawab mereka serempak.

Lalu arya dan andra pergi dari tempat tersebut, tapi saat sampai di barisan paling ujung arya berhenti. Barisan paling ujung adalah adel. Arya menatap adel dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jadi gadis bar-bar tadi bekerja disini". Batin arya menatapa adel.

"Haduh kenapa dia berhenti di depan gue sih, apa dia mengenali gue, matilah kau adel". Batin adel masih tetap menunduk.

Hingga suara deheman membuyarkan lamunan arya.

"Heem". Dehem andra.

Arya yang sudah sadar dari lamunannya pun melanjutkan jalannya. Dan andra mengikutinya dari belakang. Sedangkan adel membuang nafasnya kasar.

"Del, tuan arya sepertinya suka deh sama lo". Kata lia.

"Apaan sih lia, nggak mungkin lah tuan arya menyukai gue". Kata adel.

"Tapi tadi tuh dia berhenti di depan lo adel, terus itu tatapannya ya ampun, gue yang lihat aja sampai klepek-klepek lo". Kata lisa dengan senyum-senyum sendiri.

"Lo tidak tau aja alasan dia lihat gue lia". Batin adel.

"Hais lo malah bengong, mikirin apa sih?". Tanya lia yang melihat adel bengong.

"Ah tidak, tidak mikirin apa-apa". Jawab adel cengengesan.

"Hey kalian, jika kalian ingin ngobrol nanti sast jam istirahat, ini madih jam kerja. Tuan arya menggaji kalian buat bekerja, bukan buat gosib". Omel ara. Lalu pergi ke ruangannya.

"Tuh orang kenapa sih sewot mulu bawaannya". Guman lisa sambil memandang kepergian ara.

"Nggak boleh gitu lis, benar yang di bilang nona ara, lebih baik kita kembali bekerja sekarang". Kata adel.

"Yayaya, nona adel yang terhormat". Kata lisa dengan sedikit candaan.

"Apaan sih lo, ya udah gue ke atas dulu, bye. Sampai jumpa saat makan siang". Kata adel melambaikan tangannya.

Lalu adel pun pergi dari tempat tersebut.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!