Keesokan paginya jenazah tuan athaya sudah siap untuk di bawa pulang. Tak lupa adel telah mengabari flora dan lia. Karena lia harus bekerja jadi dia tidak bisa menemani adel saat pemakaman, tapi ia akan datang saat pulang kantor nanti. Tak lupa lia juga mengizinkan adel.
Sesampainya di rumahnya adel melihat rumahnya sudah rame dengan para tetangganya yang datang untuk ikut berbela sungkawa. Pagi-pagi sekali flora datang saat mendapat kabar dari adel.
Flora yang melihat kedatangan mobil ambulance pun segera keluar dan menghampirinya. Melihat adel dan mamah dena dengan keadaan yang kacau flora merasa kasihan.
"Del, gue turut berbela sungkawa ya, semoga om athaya tenang di tas sana, lo juga yang kuat demi tante dena". Kata flora.
"Makasih flo, gue bisa minta tolong nggak bawa mamah ke kamar, gue mau urus jenaza papah". Kata adel.
"Baiklah, mari tante". Kata flora kemudian mengambil alih memapah mamah dena.
Adel pun mulai sibuk mempersiapkan segala hal yang di butuhkan untuk pemakaman.
Sedangkan di sisi lain, lebih tepatnya di kantor javas corp arya yang baru tiba di ruangannya merasa heran karena ia tidak melihat adel di tempatnya.
"Tumben wanita bar-bar itu belum datang". Guman arya pelan saat melewati meja kerja adel.
Arya yang sudah berada diruangannya pun duduk di kursi kebesarannya.
"Apa jadwal saya hari ini ndra?". Tanya arya pada andra.
"Jam 9 nanti tuan ada rapat dengan investor dari Jepang, kemudian setelah makan siang tuan ada rapat dengan Tuan Anjangsana di Blink Cafe, itu saja tuan". Jawab andra.
"Baiklah persiapkan semuanya". Kata arya.
"Baik tuan". Kata andra.
Setelah mendapat perintah dari arya andra pun izin kembali keruangannya. Tapi baru saja andra melangkahkan kakinya satu langkah suara arya menghentikannya.
"Tunggu andra". Kata arya.
"Iya tuan, apa tuan membutuhkan sesuatu?". Tanya andra.
"Tidak, saya hanya ingin bertanya kenapa cewek bar-bar itu belum datang?". Tanya arya.
"Tumben tuan arya peduli dengan sesorang, apalagi seorang cewek". Batin andra.
"Andra apa kamu mendengarkan saya?". Tanya arya.
"Em, iya tuan. Maaf tuan saya juga kurang tahu, apa tuan ingin saya mencari tahunya?". Tanya andra.
"Tidak perlu, kamu bisa kembali ke ruanganmu". Kata arya.
"Baik tuan, saya permisi". Kata andra lalu keluar ruangan arya.
Setelah kepergian andra arya kembali melamun.
"Kenapa gue mikirin tuh cewek bar-bar". Guman arya.
Setelah itu arya kembali fokus ke pekerjaannya. Hingga satu jam kemudian andra datang kembali untuk mengabari arya jika rapat sudah siap.
Tok...tok...tok...
"Masuk". Perintah suara bariton dari dalam.
"Permisi tuan, saya ingin bilang jika rapat sudah siap". Kata andra yang di balas deheman oleh arya.
"Dan saya juga ingin menginformasikan jika hari ini nona adel izin tidak masuk kerja karena ayahnya meninggal tuan". Kata andra.
"Kasihan sekali gadis bar-bar itu". Batin arya.
"Apa udah ada perwakilan dari perusahaan yang ke sana?". Tanya arya.
"Sudah tuan, setelah saya mendapat berita ini saya sudah memerintahkan nona lia selaku sahabat nona adel untuk ke sana". Jawab andra.
"Baguslah kalau begitu, kita ke ruang rapat sekarang". Kata arya bangkit dari duduknya.
"Baik tuan". Kata andra lalu mengikuti arya.
Sedangkan di rumah adel sudah waktunya proses pemakaman dilakukan. Semua berangkat ke TPU terdekat. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit semu pun sampai di TPU. Setelah semua selesai semua pamit pulang kecuali flora, adel, dan mamah dena.
"Papah yang tenang di sana, adel janji adel akan jagain mamah, adel sayang dengan papah". Batin adel di depan makan papahnya
"Pah, mamah masih tidak menyangka secepat ini papah ninggalin mamah, mamah berharap papah tenang di sana, mamah janji akan menjaga putri kita dengan baik". Kata mamah dena dengan deraian air mata.
"Semoga om tenang di sana". Batin flora.
"Del lebih baik kita kembali sekarang". Ajak flora.
Adel hanya mengangguk lalu ia membantu mamahnya bangkit. Sesampainya di rumah ternyata lia sudah sampai dan menunggu mereka di depan rumah. Lia yang melihat kedatangan adel dan yang lainnya pun berdiri dari duduknya.
"Tante lia turut berduka cita, tante yang sabar ya, maaf lia baru bisa datang". Kata lia.
"Tidak papa nak lia, terima kasih sudah mau datang. Dan maafin om jika punya salah sama kamu ya". Kata mamah dena.
"Iya tante". Kata lia.
"Flo tolong temenin lia di sini sebentar, gue mau anterin mamah dulu ke dalam". Kata adel.
"Baiklah". Kata flora.
Setelah itu adel mengantarkan mamah dena ke dalam, dan flora berbincang denga lia di luar.
"Bukannya lo bilang kesini nanti sore?". Tanya flora.
"Bos yang nyuruh gue wakili perusahaan". Jawab lia.
"Oh, jujuh gue masih tidak menyangka om athaya pergi secepat ini". Kata flora.
"Iya mau bagaimana lagi namanya juga takdir, kita berdoa saja semoga keluarga yang di tinggalkan bisa tabah". Kata lia.
"Amiin". Kata flora.
Adel pun keluar dengan membawa minum untuk mereka.
"Nih minum dulu, maaf cuma ada teh". Kata adel.
"Tidak masalah del". Kata lia.
"Flo makasih lo udah banyak bantu gue untuk mengurus pemakaman papa". Kata adel.
"Sans aja del, lo kan sahabat gue". Kata flora.
"Oh iya del, ini ada sedikit titipan dari perusahaan, kami segenap keluarga javas corp turut berbela sungkawa". Kata lia.
"Terima kasih lia, dan sampaikan terima kasihku juga kepada yang lain". Kata adel.
Setelah itu mereka berbincang - bincang, karena kelelahan mereka memutuskan untuk ber istirahat sebentar. Flora dan lia memutuskan pulang setelah acara tahlilan selesai. Dan karena kamar di rumah adel hanya 2 jadi adel istirahat di kamar orang tuanya sambil menemani sang mamah, sedangkan flora dan lia istirahat di kamar adel.
Waktu berlalu begitu cepat hingga acara tahlilan telah tiba. Adel dan yang lainnya menyambut para tetangga yang hadir. Hingga menurut mereka merasa tamu yang di undang sudah datang semua acara pun di mulai. Serangkaian acara satu per satu dimulai. Hingga tak terasa acara penutup telah tiba. Setelah acara penutup para tamu pun pamit untuk pulang. Setelah semua sudah pulang adel dan yang lainnya membereskan tempat yang tadi di gunakan.
Setelah selesai flora dan lia pun pamit untuk pulang. Setelah kepergian kedua sahabatnya adel kembali masuk, sebelum ia kekamarnya ia menengok sang mamah terlebih dahulu di kamarnya. Saat melihat sang mamah sudah tidur adel merasa sedikit tenang. Ia pun pergi ke kamarnya. Karena kelelahan ia pun tertidur.
Sedangkan di tempat lain arya dan andra baru saja pulang dari kantor. Arya memutuskan untuk tidak langsung pulang ke masion. Ia meminta andra untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Arya malas pulang ke masion terlalu cepat karena sang mamah selalu saja membahas soal pernikahan. Bukannya arya tidak ingin menikah. Tapi menurut arya belum ada gadis yang cocok dengannya. Selama ini sang mamah juga selalu mengenalkannya dengan anak-anak teman sosialita sang mamah, tapi menurut andra mereka bukan seperti seorang wanita melainkan seorang ondel-ondel.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments