BAB 6

Sudah satu minggu adel di tinggalkan papahnya, sudah satu minggu juga adel tidak masuk kerja. Hari ini adel putuskan untuk berangkat kerja. Meskipun ia masih ragu untuk meninggalkan mamahnya. Tapi jika adel tidak bekerja bagaimana mereka bisa menyambung hidup.

Setelah tiga hari kepergian suaminya, mamah dena jatuh sakit karena kurangnya istirahat dan pola makan yang tidak teratur. Adel merasa sangat sedih melihat keadaan sang mamah. Tapi mau bagaimana lagi semua sudah takdir.

Mamah dena lebih banyak diam, dan melamun. Itulah yang membuat adel tidak tega meninggalkan sang mamah. Tapi membawa sang mamah ke tempat kerja itu juga tidak mungkin. Jadi adel ber inisyatif untuk menitipkan mamahnya ke butik, di sana ada jihan orang kepercayaan sang mamah.

Selama mamah dena tidak ke butik jihan lah yang menghandle semuanya. Jihan sendiri sudah di anggap adel sebagai kakaknya. Karena umur jihan lebih tua 2 tahun dari adel.

Pagi ini di rumah adel, tepatnya di meja makan adel sedang membujuk sang mamah untuk sarapan.

"Mamah makan dulu ya, biar cepat sembuh". Kata adel dengan menyuapi sang mamah.

Tak ada jawaban dari mamah dena, adel hanya bisa menghela nafas melihat keadaan sang mamah. Setelah menyuapi sang mamah adel membersihkan meja makan. Lalu bersiap berangkat ke kantor.

"Mamah ikut adel ya, adel akan anterin mamah ke butik biar ada yang jagain mamah". Kata adel lalu mengajak mamahnya keluar.

Adel tidak berani membonceng sang mamah menggunakan motor dengan keadaan yang seperti sekarang ini. Jadi adel memesan taksi online. Setelah kurang lebih 15 menit di perjalanan taksi yang di tumpangi adel sampai di depan butik sang mamah.

"Pak tolong tunggu sebentar ya, saya antarkan mamah saya dulu". Kata adel.

"Baik nona". Kata pak supir.

Adel lalu masuk ke dalam butik di sana jihan sudah menunggu ke datangan adel. Karena sebelumnya adel sudah mengabari jihan bahwa ia akan menitipkan sang mamah di sana.

"Nona adel , nyonya dena". Sapa jihan.

"Kak tidak usah terlalu formal, sebelumnya maaf merepotkan kakak". Kata adel.

"Tidak perlu sungkan del, nyonya dena sudah aku anggap seperti ibuku sendiri". Kata jihan.

"Makasih kak, kalau gitu adel pamit dulu, adel titip mamah". Kata adel.

"Hm, hati - hati di jalan". Kata jihan.

"Mah adel berangkat kerja dulu, mamah baik-baik ya di sini, jika mamah butuh sesuatu bilang saja dengan kak jihan". Pamit adel.

Setelah mencium punggung tangan sang mamah adel pun berangkat ke kantor. Jarak antara butik sang mamah tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 30 menit. Sesampainya adel di kantor, setelah membayar taksi yang ia tumpangi adel bergegas masuk ke dalam kantor.Sesampainya di lobi ia bertemu dengan lia.

"Adel, lo udah berangkat aja". Kata lia saat sudah di depan adel.

"Ya mau gimana lagi li, kalau gue tidak kerja bagaimana dengan pengobatan mamah gue, tidak mungkin kan ngandalin uang dari butik". Kata adel.

"Benar juga sih del, terus lo berangkat kerja tante dena lo tinggal sendiri di rumah gitu?". Tanya lia.

"Gue titipin mamah di butik, di sana kan ada kak jihan, mana tega gue tinggalin mamah sendiri di rumah". Jawab adel.

"Kenapa lo tidak terima saja tawaran dari flora, toh dia yang akan gaji pelayannya". Kata lia.

Memang flora sempat menawari adel pelayan setelah ia tahu keadaan mamah dena yang sekarang, tapi adel menolaknya. Dia bilang tidak ingin merepotkan flora terus. Flora juga pernah meminta adel untuk tinggal di masionnya yang di tanah air. Tapi lagi-lagi adel menolaknya.

"Lo tahu sendiri, selama ini flora sudah banyak bantuin gue, gue hanya tidak ingin nyusahin dia terus". Kata adel.

"Iya juga sih, sebaik-baiknya teman tidak mungkin kita terus bergantung padanya". Kata lia.

"Tuh kamu tau, dan lo pasti tau kan kakaknya flora kek gimana". Kata adel.

"Bener, gue juga kasihan sama si flo ngurus perusahaan sebesar itu sendirian". Kata lia.

"Iya udah gue ke atas dulu, pasti kerjaan gue sudah numpuk". Pamit adel.

"Oke, sampai jumpa nanti makan siang". Kata lia.

Lalu mereka pergi ke ruangan masing-masing. Setelah sampai di mejanya benar dugaan adel banyak banget kerjaan yang harus dia kerjakan.

"Semangat adel, ini semua demi mamah". Kata adel menyemangati dirinya sendiri.

Setelah itu adel mulai mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan di tempat lain, lebih tepatnya di masion arya. Arya baru saja bangun semalam ia pulang sangat larut sekali hingga ia malas untuk bangun.

Setelah selesai membersihkan dirinya arya ke luar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Andra sendiri sudah menunggu tuan mudanya dari tadi. Saat arya keluar dari kamar, kelyn juga baru keluar dari kamarnya.

"Kak arya tumben baru mau berangkat?". Tanya kelyn.

"Kamu sendiri tidak kuliah?". Bukannya menjawab arya malah balik bertanya.

"Ini baru mau berangkat kak". Jawab kelyn.

"Iya udah hati-hati". Kata arya.

"Oke kak, kelyn duluan ya". Pamit kelyn yang di anggukin oleh arya.

Kelyn pun berjalan mendahului arya. Arya memang sangat menyayangi adiknya iu, hampir semua yang kelyn inginkan di turuti oleh arya. Karena selalu di manja sang kakak, itu membuat kelyn selalu menuruti kata sang kakak.

Arya yang sudah sampai di lantai bawah melihat sang mamah dan papahnya sedang di ruang tamu, sedangkan kelyn, entahlah mungkin sudah berangkat. Tanpa memperdulikan ke dua orang tua mereka arya terus berjalan keluar masion. Tapi saat kakinya hampir sampai di depan pintu ucapan sang mamah mengehntikannya.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini ke kami arya?". Tanya sang mamah yang sudah lelah di hindari oleh arya.

"Sampai mamah berhenti menjodohkan arya dengan dengan wanita-wanita murahan seperti itu". Jawab arya dingin tanpa membalikkan badannya.

Mamah gina hanya bisa mengehla nafasnya. "Kamu itu sudah waktunya menikah arya, sampai kapan kamu terus meningingat masa lalu mu. Tidak semua wanita itu sama". Kata mamah gina.

Tanpa memperdulikan ucapan sang mamah arya pergi. Mamah gina hanya memandang kepergian arya dengan tatapan sendu. Mamah gina emang mengetahui semua yang kejadian yang membuat arya seperti itu.

"Mamah yang sabar, mungkin arya masih butuh waktu". Kata papah addi.

"Tapi sampai kapan pah". Kata mamah gina.

Papah addi hanya mengangkat bahunya acuh. Sedangkan arya yang sedang di dalam mobilnya hanya melamun sepanjang perjalanan. Andra yang melihat tuannya sedang ada sesuatu pun bertanya.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?". Tanya andra. Tapi tidak ada sahutan dari belakang.

"Tuan". Panggil andra lagi.

"Ada apa?". Tanya arya saat sudah tersadar dari lamunannya.

"Apa tuan baik-baik saja, saya lihat dari tadi tuan melamun terus". Kata andra.

"Saya hanya merasa sedikit pusing". Kata arya.

"Apa perlu kita kerumah sakit tuan?". Tanya andra.

"Tidak perlu, nanti istirahat di kantor sebentar juga baikan". Jawab arya.

"Tuan yakin". Tanya andra memastikan yang di jawab deheman oleh arya.

"Oh iya ndra, apa cewek bar-bar itu sudah masuk kerja?". Tanya arya.

"Sudah tuan". Jawab andra.

Setelah itu keadaan kembali hening tanpa ada yang berbicara lagi.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!