BAB 7

Sesampainya di kantor arya langsung menuju ke ruangannya, sapaan para karyawan juga ia abaikan. Adel sendiri yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya tidak menyadari kedatangan arya. Arya yang melihat hal itu tersenyum tipis. Hingga tidak ada yang menyadarinya.

Tanpa berniat menyapa adel, arya langsung masuk ke dalam ruangannya. Sesampainya di dalam ruangan arya langsung duduk di bangku kebesarannya.

"Apa jadwal saya hari ini andra?". Tanya arya.

"Jadwal tuan hari ini hanya di ruangan tuan, kemudian nanti malam ada pertemuan dengan tuan Rico dan tuan Melvin di restoran star". Kata andra.

"Kapan melvin kembali dari inggris?". Tanya arya.

"Tadi malam tuan". Jawab andra.

"Baiklah, kamu bisa kembali ke ruanganmu, dan bilang sama cewek bar-bar itu untuk membawakan data keuangan bulan kemarin". Kata arya.

"Baik tuan, saya permisi". Kata andra lalu pergi.

Sesampainya di luar andra langsung menemui adel.

"Nona adel". Panggil andra.

"Astaga buaya". Kaget adel karena dengan tiba-tiba mendengar suara andra.

"Gue di katain buaya, hey nona asal anda tau saya belum pernah pacaran". Batin andra dengan menatap adel.

"Maaf tuan, saya tidak bermaksud mengatai anda seperti itu, saya hanya kaget saja tiba-tiba anda disini". Kata adel panjang lebar.

"Tuan meminta anda untuk membawakan laporan keuangan bulan kemarin, tuan sudah menunggu". Kata andra tanpa memperdulikan ucapan adel.

"Hah, tuan arya sudah datang?". Tanya adel yang di balas deheman oleh andra.

Lalu andra pergi ke ruangannya. Adel kesal karena andra pergi begitu saja.

"Dasar asisten dan bos sama saja". Guman adel sambil merapikan berkas yang di minta arya.

Setelah semua siap adel pergi ke ruangan arya.

Tok...tok...tok...

"Masuk". Perintah suara dari dalam.

Ceklek.

"Permisi tuan ini berkas yang anda minta". Kata adel saat sudah sampai di depan arya.

"Letakan saja di meja". Perintah arya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Apakah masih ada yang tuan butuhkan?". Tanya adel.

"Tidak, kamu bisa keluar". Kata arya.

"Baik tuan, saya permisi". Pamit adel lalu ke luar dari ruangan arya.

Setelah itu ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang.

Ting.

Ponsel adel berbunyi tanda ada pesan yang masuk. Adel pun mengambil ponselnya, dan memeriksanya. Ternyata pesan dari lia.

@Belia_Cerewet.

Sudah waktunya makan siang lo mau bareng atau tidak?

@Adelia_Faranisa.

Bentar lagi gue turun.

@Belia_Cerewet.

Oke.

Kemudian adel memasukkan ponselnya ke dalam tas. Adel berencana untuk izin pada arya, takunya nanti arya membutuhkan sesuatu saat ia pergi. Tapi baru saja ia beranjak dari kursinya andra keluar dari ruangannya.

"Apa gue izin pada tuan andra saja ya, toh dia orang kepercayaan tuan arya jadi sama saja". Batin adel.

Saat andra akan membuka pintu ruangan arya adel menghentikannya.

"Tuan andra". Panggil adel.

"Iya". Kata andra.

"Apa tuan arya masih sibuk?". Tanya adel.

"Memang kenapa nona?". Tanya balik andra sambil mengreyitkan dahinya.

"Tidak, saya hanya ingin meminta izin untuk makan siang, tapi jika tuan arya masih sibuk tidak masalah saya makan siangnya nanti saja, takutnya nanti tuan arya membutuhkan saya". Kata adel panjang lebar.

"Jika ingin makan siang pergilah, saya tidak ingin ada berita karyawan javas corp mati karena terkena busung lapar". Bukan andra melainkan arya yang menjawabnya.

"Tuan". Kata andra dan adel bersamaan.

Memang arya sudah mendengar pembicaraan adel dqn andra dari tadi, karena ia melihat andra yang akan masuk tapi tidak jadi, hal itu membuatnya heran dan mengeceknya.

"Baiklah tuan, saya permisi". Kata adel lalu pergi meninggalkan arya dan andra. Karena lia pasti sudah menunggu lama.

Sedangkan arya hanya memandang kepergian adel dengan tersenyum tipis.

"Dasar cewek aneh". Begitulah bantin arya.

"Mari tuan". Kata andra membuyarkan lamunan arya.

Arya hanya menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan ruangannya. Sedangkan di bawah lia sudah menunggu adel sejak tadi.

"Dimana sih adel, lama banget". Gerutu lia.

"Maaf lama, tadi ada insiden sedikit". Kata adel yang baru sampai.

"Kau ini, lihat gue sudah nunggu lo di sini sampai keram ni kaki". Omel lia.

"Yah maaf, ya udah ayo kita pergi, mau makan di mana?". Tanya adel.

"Di cafe depan aja, udah lama kita tidak makan siang di sana". Jawab lia.

"Okey les't go". Kata adel.

Sepanjang perjalanan adel dan lia tak henti-hentinya bercanada, hingga ia kini sudah di sebrang jalan tepatnya di depan cafe yang di maksud lia tadi.

Saat akan memasuki cafe tidak sengaja adel melihat wanita paru baya yang akan menyebrang .

"Li lo masuk duluan saja". Kata adel.

"Lo mau kemana?". Tanya lia.

"Kau lihat itu ada seseorang yang akan menyebrang sepertinya dia butuh bantuan". Jawab adel sambil menunjuk wanita paru baya tersebut.

"Em, baiklah. Gue tunggu di dalam ya, jangan lama-lama". Kata lia. Adel hanya mengangguk.

Setelah kepergian lia, adel pun menghampiri wanita paru baya tersebut.

"Ada yang bisa saya bantu nyonya?". Tanya adel saat sudah sampai di samping wanita tersebut.

"Saya ingin menyebrang nak, tapi jalanan lagi ramai". Jawab wanita tersebut.

"Jika nyonya tidak keberatan bisa saya membantu nyonya?". Tanya adel.

"Apa tidak merepotkanmu nak". Kata wanita itu.

"Tidak nyonya, mari". Kata adel lalu memegang tangan wanita itu.

Adel menyebrangkan wanita itu dengan sangat hati-hati hingga mereka sampai di sebrang jalan.

"Sudah nak, sampai sini saja. Kendaraan ibu sudah dekat kok". Kata wanita itu.

"Nyonya benar tidak ingin saya antarkan sampai kendaraan nyonya?". Tanya adel dan wanita itu hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Baiklah, jika begitu adel pamit dulu nyonya, permisi". Kata adel sambil mencium punggung tangan wanita itu.

Wanita itu terteguh dengan hal yang di lakukan adel.

"Wanita yang sangat sopan". Batin wanita itu sambil tersenyum.

"Tunggu nak". Kata wanita itu menghentikan langkah adel. Adel pun berbalik.

"Iya nyonya". Kata adel.

Lalu wanita itu mengeluarkan dompetnya, dan mengeluarkan beberapa uang ratusan ribu.

"Ini untukmu, sebagai tanda terima kasih saya". Kata wanita itu memberikan uang kepada adel.

"Tidak perlu nyonya saya ikhlas menolong nyonya, kalau begitu saya permisi". Kata adel laku pergi.

Wanita itu hanya tersenyum melihat adel pergi.

"Sudah sopan, baik pula. Andai aku mempunya menantu seperti dia". Guman wanita itu tersenyum lalu ia pergi dari tempat itu.

Sedangkan adel yang sudah sampai di cafe merasa terkejut saat masuk ke dalam kafe dan melihat flora duduk bersama lia. Padahal qanita itu bilang kemarin ia akan kembali ke italia. Flora dan lia yang melihat ke datangan adel hanya tersenyum. Apalagi melihat wajah adel yang terkejut.

"Bukannya lo udah kembali ke itali?". Tanya adel saat sudah duduk bersama mereka.

Bukannya menjawab malah teman-temannya itu tertawa. Hal itu membuat adel kesal karena merasa di kerjai oleh teman-temannya.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!