Saat itu Adelia duduk dikantornya dengan perasaan campur aduk didalam hatinya, tatapannya menerawang jauh dan sesekali tangannya menyentuh bibirnya.
Sampai saat ini dia tidak habis pikir, kenapa dia bisa menerima bibir Chris begitu saja, merekakan hanya pacaran pura-pura?
Dia harap dia tidak lupa dan hanyut dalam sekenario yang dibuatnya sendiri. Adelia menghela nafasnya dengan panjang dan kembali menyentuh bibirnya.
Ciuman Chris masih sangat terasa, itu ciuman keduanya dan rasanya sangat berbeda dengan ciuman pertamanya yang direbut paksa oleh Chris.
Adelia memejamkan matanya mengingat ciuman pria itu, dimana mereka berciuman dengan liar.
Merasa Adelia membalas ciumannya, Chris segera memasukkan lidahnya kedalam mulut wanita itu, mengabsen mulut Adelia dengan lidahnya.
Adelia mengikuti permainan lidah Chris, mungkin dia sudah gila, padahal itu baru ciuman keduanya dan yah, ciuman pertamanya juga dengan pria itu.
Mereka menghentikan ciuman mereka saat sudah hampir kehabisan nafas, Adelia sangat malu saat Chris menatapnya dengan tajam.
Dia ingin menyembunyikan wajahnya tapi Chris memegangi wajahnya dan menciumi pipinya dengan lembut.
Karena ciuman itu, Adelia tidak jadi membuat sarapan bahkan tadi dikantornya terjadi kehebohan saat karyawannya melihat bosnya diantar oleh seorang pria yang tak lain tak bukan adalah seorang klient mereka.
Adelia mengangkat jarinya yang terluka yang sudah ditutupi oleh perban dan melihatnya.
"Luka sialan." makinya.
Tapi dia hanya termenung disana, tanpa melakukan apapun karena dia sedang malas.
Sedangkan saat itu Chris, pria itu sedang kesal karena lagi-lagi si seven eleven Laura datang ke kantornya.
Dia kira wanita itu sudah menyerah tapi ternyata?
Laura duduk diruangan pria itu dengan santai, walaupun Chris sudah mengusirnya tapi dia hanya cuek saja.
Chris benar-benar kesal padahal dia sedang banyak pekerjaan yang harus diselesaikan hari itu juga.
"Hei, bisa kau pergi!" usir Chris dengan kesal.
Laura hanya cuek saja sambil menatap layar ponselnya, pokoknya apapun caranya dia akan mendapatkan pria itu.
Dia tidak akan menyerah dengan mudah karena apapun yang dia mau harus dia dapatkan, sedari dulu tidak ada yang tidak bisa dia dapatkan jadi dia yakin Chris pasti akan menjadi miliknya.
"Abaikan saja aku, anggap aku tidak ada." jawabnya santai.
"Apa kau kira kau itu hantu?" tanya Chris kesal.
Laura hanya tersenyum manis padanya.
"Chris, kau tahukan kenapa aku ada disini?"
tanyanya.
"I dont care!" jawab Chris dengan cepat.
"Chris, seharusnya kau senang wanita cantik sepertiku ini menyukaimu."
"Oh ya?"
Laura mengangguk, selama ini mana ada pria yang menolak pesonanya dan pastinya cepat atau lambat Chris akan bertekuk lutut padanya.
"Asal kau tahu, aku tidak butuh wanita sepertimu!" kata Chris dengan kasar.
Wajah Laura langsung merah padam, pria ini terang-terangan menolaknya tapi itulah yang membuatnya penasaran.
"Yah,kau hanya jual mahal saja. Jika kau mau bersamaku, maka aku akan meminta kakekku untuk menanamkan investasi diperusahaanmu ini. Bagaimana?"tanya Laura dengan penuh percaya diri.
Chris menarik bibirnya, tersenyum dengan licik. Entah kenapa dia sangat muak dengan wanita seperti Laura. Apa Laura kira dia pria yang kekurangan uang?
"Sekalipun kakekmu memberikan semua uangnya padaku, aku tidak akan menerimanya. Apa kau pikir perusahaanku ini perusahaan kecil?"
"Sebaiknya jangan memandang remeh orang lain." kata Chris kesal.
Laura hanya mendengus kesal, bagaimana caranya supaya pria itu mau dengannya?
Chris meraih ponselnya untuk menghubungi sekretarisnya Danil, dia sudah tidak tahan Laura berada disana karena wanita itu hanya mengganggu pekerjaannya saja.
"Perintahkan security untuk menarik orang keluar dari sini." perintahnya.
Laura langsung bangkit berdiri saat mendengar itu, beraninya pria itu memanggil security untuk mengusirnya?
"Chris, kau akan menyesali ini." ujarnya.
Chris hanya cuek saja, malas menjawab wanita itu.
"Aku akan pastikan tidak akan pernah ada wanita manapun yang bisa dekat denganmu." ancam Luara.
"Apa yang bisa kau lakukan?" Chris menatap Laura dengan tajam.
"Akan aku singkirkan semua wanita yang berhubungan denganmu, sampai saat nanti kau akan putus asa dan memohon cinta padaku." jawab Laura dengan percaya diri.
"Ms Laura, sepertinya anda mengalami sedikit gangguan otak! Sebaiknya anda segera pergi memeriksakan diri anda kerumah sakit jiwa." saran Chris dengan dinginnya.
"Apa kau bilang?" wajah Laura merah padam menahan amarah dihatinya.
Beraninya pria itu mengatainya gila!!!
Saat itu, Danil masuk kedalam ruangan bosnya dengan dua security bersamanya.
"Sir, siapa yang ingin kau tarik keluar?" tanyanya basa basi.
Laura mengigit bibirnya saat mendengar itu, jangan sampai dia ditarik keluar dari sana oleh dua security itu kalau tidak habislah reputasinya. Dengan cepat wanita itu menyambar tasnya dan bangkit berdiri, sebaiknya dia segera pergi.
"Danil, mulai besok pastikan Ms Laura tidak masuk kesini lagi." perintah Chris pada sekertarisnya itu.
"Siap bos."
"Chris kau akan menyesali ini." kata Laura degan kesal.
"Tidak akan!"
Laura melihat Chris penuh dengan kemarahan, tapi walau begitu dia sudah terlanjur jatuh cinta pada pria itu.
Sebelum Chris memerintahkan para security menyeretnya keluar, Laura berjalan dengan cepat melewati dua security yang ada didepan pintu dan Danil.
Wanita itu keluar dengan angkuh dari sana dan tentu saja, dia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Jika tidak bisa juga, maka dia akan meminta bantuan kakeknya karena kakeknya akan memberikan apa yang dia inginkan dan Chris, cepat atau lambat akan menjadi miliknya.
Setelah kepergian Laura dari ruangannya, Chris segera meraih ponselnya untuk menghubungi pacar pura-puranya.
"Ya?" terdengar suara Adelia disebrang sana.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya.
"Bekerja." jawab Adelia.
"Aku tahu! Apa kau tidak bisa menjawab pertanyaanku dengan benar?"
"Apa maksdumu? Aku sudah menjawab pertanyaanmu dengan benar."
"Aku tahu kau sedang bekerja, kaukan bisa mengatakan jika kau sedang menemui klient atau apalah." jawab Chris kesal.
"Hei uncle, apa sih maumu?" tanya Adelia tak kalah kesalnya.
"Jangan panggil aku uncle, aku ini pacarmu."
"Jangan lupa kita ini pacaran pura-pura." Adelia mengingatkan.
"Aku tidak perduli, mau pura-pura atau tidak yang pasti aku ini pacarmu dan kau yang memintanya sendiri." ujar Chris tidak mau kalah.
"Oh my God, aku bisa gila." ujar Adelia disebrang sana.
"Tut!"
Adelia mematikan ponselnya dan meletakkannya diatas meja dengan kesal. Jika dia melanjutkan perdebatan mereka maka perkerjaannya tidak akan selesai.
"Ada apa bu?" tanya asistennya penasaran.
Tidak biasanya bosnya terlihat seperti itu, saat itu mereka memang sedang membahas sesuatu diruangannya.
Adelia hanya tersenyum dengan malas dan menjawab:
"Tidak apa-apa,ayo lanjutkan."
Sedangkan Chris, menatap layar ponselnya dengan kesal. Baru kali ini ada yang berani mematikan panggilan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Aidah Djafar
c bule mulai bucin 🤦😁😂
2023-12-19
1
gia gigin
Adel nggak sadar klau si bule sdh bucin 😂😂😂
2022-06-08
1
Aya Vivemyangel
adakah cerita sebelumy dr novel ini , kalau baca komen"an pr raiders , kok q jd pnsran 🤔
2022-06-04
0