Hari ini Adelia sedang mengikuti klientnya Laura untuk bertemu dengan pria yang akan dikenalkannya pada wanita itu.
Laura memakai pakaian super seksi untuk menemui pria yang akan dikenalkan padanya. Wanita itu keluar dari mobil sportnya dan menuju kesebuah cafe bersama dengan Adelia.
Disebuah tempat duduk yang ada direstoran itu tampak seorang pria tampan sudah menunggu mereka, pria itu adalah pria yang dipilih oleh Adelia untuk Laura.
Pria itu bangkit berdiri saat melihat mereka, Laura melepaskan kaca mata hitam yang dipakainya dan melihat pria itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Nona Laura, saya hanya bisa menemani anda sampai disini. Sisanya tergantung kalian, jika ada keluhan segera temui saya." kata Adelia dengan sopan.
"Oh tentu saja, kau bisa meninggalkan kami." jawab Laura.
Adelia tersenyum pada dua orang itu, dengan cepat dia pergi dari sana tidak mau menggangu kedua orang itu untuk saling mengenal satu sama lain.
Dia berharap, semoga pasangan yang inipun bisa menemukan kecocokan dan berakhir diatas pelaminan.
Adelia menaiki sebuah taxi untuk kembali ketempat kerjanya, tentunya dia harus kembali melihat apakah ada yang butuh bantuannya lagi?
"Bu Adel, apa yang kali ini berhasil?" tanya Rani asisetannya penasaran.
"Entahlah, semoga saja mereka cocok." jawabnya.
"Anda sebagai pemilik biro jodoh ini kenapa belum juga punya pasangan? Apa perlu kami bantu?" goda karyawan lainnya.
"Apa? Jangan asal bicara! Aku belum butuh pasangan." jawabnya dengan cepat.
"Yah, seharusnya bu Adel punya pacar sekarang, jangan mencarikan pasangan terus untuk klient." celetuk yang lainnya.
"Ish, kalian yah, aku sudah bilang tidak butuh." katanya pura-pura kesal.
Para karyawannya tertawa sedangkan Adelia tersenyum melihat mereka dan kembali dalam ruangannya.
Adelia duduk dikursinya dan menatap latar komputernya, membuka email yang masuk kedalam akun biro jodoh yang dibuatnya.
Adelia membuka email itu dan melihatnya, disana tampak seorang pria asing dan tampan yang meminta bantuannya.
Adelia menelan ludahnya dan melihat lebih lanjut, membaca setiap detil dari pria itu, seorang ceo perusahaan asing yang ada di Indonesia.
Tapi pria tampan seperti ini buat apa meminta bantuannya untuk mencari pasangan?
Bukankah pria banyak uang seperti ini akan sangat mudah mendapatkan pasangan? Sejauh yang dia tahu pria seperti itu pasti banyak wanita yang mengejar.
"Chris Davino, usia tiga puluh lima tahun?" gumamnya.
Adelia membaca profil pria itu dengan tidak percaya.
Pantas saja pria ini meminta bantuannya, ternyata sudah berumur. Tapi itukan usia yang sangat matang untuk pria dan pasti banyak wanita yang menginginkannya.
Adelia merentangkan tangannya untuk menarik otot tangannya, setelah itu Adelia meraih ponselnya untuk menghubungi pria asing itu.
Dengan cepat Adelia menekan beberapa nomor yang dia lihat dari layar komputernya, dia sudah tidak sabar ingin mencarikan pasangan untuk pria hmmm...tua itu.
"Halo" Terdengar suara seksi seorang pria disebrang sana.
"Tuan Chris Davino?" tanyanya dengan penuh semangat.
"Siapa kau?" tiba-tiba suara pria itu terdengar kasar.
"Saya Adelia Fir....."
"Tut.....!" sambungan telephonnya dimatikan sepihak.
"Hah?" Adelia melihat ponselnya tidak percaya.
Pria macam apa ini?
Tapi dia harus kembali menghubungi pria itu, kalau tidak hancur reputasinya selama ini dan tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya.
Adelia kembali menghubungi pria asing itu dan langsung dijawab dengan kasar pula oleh pria disebrang sana.
"Jangan main-main denganku!" pria itu berteriak padanya.
"Tuan Chris, bisa kau tidak mematikan ponselmu sebelum aku selesai berbicara?"
Adelia mulai kesal dengan sikap pria yang entah siapa.
"Siapa kau?" tanya Chris kemudian.
"Aku pemilik biro jodoh, bukankah kau yang meminta bantuanku?"
Chris sangat kaget mendengarnya, jadi pemilik biro jodoh itu seorang perempuan? Kenapa Danil tidak memberi tahukan hal ini padanya?
"Ada perlu apa?" tanyanya dengan dingin.
"Bisa kita bertemu?"
"Untuk apa?" tanya Chris lagi.
"Aduh tuan, tentu saja untuk membicarakan lebih lanjut mengenai permintaanmu. Jika kita tidak bertemu bagaimana aku akan membantumu!"
"Nanti, jika aku sudah punya waktu!"
Setelah berkata demikian Chris kembali mematikan ponselnya.
Adelia benar-benar kesal, baru kali ini dia mendapat klient yang begitu arogan. Apa pria ini tidak pernah berbicara dengan sopan pada seorang perempuan?
"Pantas saja sudah tua masih belum dapat pasangan!" maki Adelia kesal.
Adelia kembali melihat wajah Chris dilayar komputernya.
"Pria yang tampan tapi menyebalkan." dengusnya.
Adelia bangkit berdiri, keluar dari ruangannya untuk menemui asistennya. Dia ingin meminta bantuan asistennya untuk menangani pria aneh itu.
"Ran, bisa kau bantu aku?" tanyanya.
Rani mengangguk dan segera berjalan kearahnya.
"Ada apa bu Adel?" tanyanya
"Ran, ada seorang klient. Aku ingin kau menghubunginya dan mengatur jadwal untuk bertemu dengannya."
"Siap bu, klientnya pria atau wanita bu?" tanya Rani.
"Hmmm...seorang pria tua." jawabnya.
Rani melongo mendengarnya,dalam bayangan Rani, pria tua yang di maksud oleh Adelia adalah seorang kakek-kakek.
Tapi dia tidak bisa menolak dan mengiyakan permintaan Adelia, bagaimana pun mereka harus bersikap profesional walaupun klient nya seorang kakek-kakek sekalipun.
Rani segera kembali kemejanya dan membuka email dari komputernya, begitu banyak email yang masuk dan Rani mulai mancari pria tua yang dimaksud oleh Adelia.
"Tidak ada pria tua disini?" gumamnya pelan.
Karena tidak menemukan pria yang dimaksud oleh Adelia akhirnya Rani pergi menemui bosnya itu untuk bertanya.
"Bu, tidak ada pria tua disini." katanya.
"Apa kau yakin?"
"Ya, aku sudah mengecek berkali-kali tapi tidak ada kakek-kakek disini." jawab Rani
Kakek-kakek? Adelia langsung tertawa lepas, pantas saja Rani tidak menemukannya.
"Rani, bukankah biro jodoh ini ada batas usianya untuk klient. Apa kau pikir kita akan menerima klient seorang kakek-kakek?" tanyanya sambil tertawa.
"Oh iya, maaf bu aku lupa." jawab Rani dengan tidak enak hati.
Adelia hanya menggeleng dengan tingkah anak buahnya.
"Tidak apa-apa, carilah pria dengan nama Chris Davino. Hubungi dia dan tanyakan padanya kapan bisa menemuiku."
"Baik bu, aku akan segera mengaturnya."
Rani segera keluar untuk menghubungi pria yang dimaksud oleh Adelia dan tentu untuk mengatur jadwal supaya mereka bisa bertemu.
Setelah Rani keluar dari ruangannya Adelia kembali menatap layar komputernya, dia berharap saat menjodohkan pria itu dia tidak mendapat kendala sedikitpun seperti klient lainnya, tapi siapa yang tahu?
Sedangkan ditempat lain Chris menerima panggilan dari asisten Adelia dan menyutujui untuk menemui wanita itu.
Itupun sudah kesekian kalinya Rani mencoba menghubungi pria itu dan memintanya untuk datang tapi Chirs menolak. Dia mengatakan jika dia ingin menemui Adelia ditempat lain.
Tidak ada salahnya dia mencoba, siapa tahu biro jodoh itu bisa menemukan seorang wanita yang mau menerima dan mengerti dengan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Diana diana
kesan pertama bikin ilfeel . . hahaha
2024-09-29
0
Stephanie Kilanmasse
Chris knp sifat pamanmu trun ke engkau🤣🤣🤣🤣🤣
2024-01-07
0
Aidah Djafar
Chirs Chirs dia yg butuh dia yg ketus bawel 🤦😁😂
2023-12-18
0