Siang itu Adelia sedang menuju kesebuah tempat untuk menemui seorang pria, pria itu menolak untuk datang ketempatnya dan dengan terpaksa Adelia mengikuti keinginan pria itu untuk menemuinya disebuah cafe.
Setelah berusaha sekian kali menghubungi pria arogan itu akhirnya Adelia bisa menemuinya, walaupun bukan dia yang berkepentingan tapi dia tidak bisa menolak klient yang seperti apapun juga.
Dia harus bersikap profesional menghadapi klient yang seperti apapun juga, walaupun klientnya menyebalkan sekalipun seperti klient yang akan dia hadapi saat ini, dia harus selalu siap. Lagi pula itu resiko dalam pekerjaannya.
Adelia masuk kedalam cafe dengan santai, hari ini dia telah meluangkan waktu spesial untuk bertemu dengan klient yang aneh dari pada yang lainnya ini.
Adelia mengedarkan pandangannya keseisi ruangan cafe untuk mencari pria itu, tampak di ujung ruangan seorang pria tampan sedang memainkan ponselnya dan menyeruput kopinya.
Adelia tersenyum dan menghampiri pria itu, dia sudah tidak sabar ingin mendengar tipe wanita seperti apa yang pria itu inginkan.
"Tuan Chris Davino?" sapanya dengan sopan.
Chris mengangkat kepalanya dan memalingkan matanya dari ponsel yang sedang dimainkannya saat mendengar seorang wanita memanggil namanya.
Dia melihat seorang wanita cantik berambut panjang sedang berdiri didepannya dan tersenyum padanya.
Adelia segera mengulurkan tangannya tapi Chris hanya melihatnya dari atas sampai kebawah secara seksama, dia bahkan tidak bergeming untuk menyambut uluran tangan Adelia.
"Terlambat lima menit!" ucapnya dengan dingin.
Adelia tersenyum terpaksa dan menarik kembali tangannya yang tidak disambut oleh Chris.
"Maaf tuan Chris, mac....?"
"Aku tidak suka mendengar alasan." Chris mememotong perkataan Adelia dengan cepat.
Adelia menarik nafasnya sejenak agar emosinya tidak terpancing, sepertinya klientnya ini seorang yang tepat waktu dan dia harus memakluminya karena memang dia yang salah.
Walau begitu tetap saja, hal itu membuatnya mengerutu dalam hati dan berkata:
"Benar-benar pria yang menyebalkan." gerutunya.
"Maafkan aku." ujar Adelia basa basi.
Chris hanya memperhatikannya dengan tatapan tajamnya.
"Jadi kita to the point saja, wanita seperti apa yang Anda inginkan?" tanya Adelia dengan penuh semangat.
Jika sudah menyangkut pekerjaan, dia harus berusaha terlihat profesional didepan klientnya.
Chris kembali menyeruput kopinya dengan santai tanpa menjawab pertanyaan pemilik biro jodoh itu.
Adelia telah siap mendengar perkataan pria itu tapi Chris diam saja, sepuluh menit dalam suasana hening, Adelia mulai kesal dengan pria didepannya ini. Mau bicara apa tidak sih?
Apa pria ini sedang sakit gigi? Atau sedang sariawan hingga membuatnya malas berbicara.
"Tuan Chris bisa kau jawab pertanyaan ku?" Adelia menekan setiap perkataannya.
Tapi Chris masih diam saja, menikmati kopinya tapi matanya yang tajam masih tidak berpaling dari Adelia.
Adelia memijit pelipisnya, apa pria ini berpikir dia bisa membaca pikiran orang?
"Tuan Chirs, jika anda tidak menjawab pertanyaanku bagaimana aku bisa tahu wanita seperti apa yang anda inginkan?" tanyanya lagi dengan putus asa.
"Yang tidak cerewet sepertimu!" jawab Chris tiba-tiba.
"Hah?"
Apa-apaan pria ini!
"Selain itu?" tanya Adelia terpaksa.
Dia masih berusaha bersikap profesional didepan klientnya itu.
"Dengar ya, kau boleh mengenalkanku dengan wanita manapun yang kau punya, aku akan mengikutinya jadi jangan banyak bertanya!"
"Yang mana saja boleh?"
Chris hanya memandangi Adelia dengan tajam.
"Yang Jelek?" Adelia sengaja bertanya demikian.
"Atur saja sesuka hatimu!" jawab Chris dengan malas.
"Baiklah, aku akan mengaturnya dan menghubungimu kembali nanti."
Chris hanya mengangguk tapi mata tajamnya masih setia menatap Adelia.
"Kalau begitu aku permisi."
Adelia bangkit berdiri hendak pergi dari sana, dia sudah tidak tahan berhadapan dengan pria yang duduk didepannya itu.
"Baju yang kau pakai jelek!"
Celetuk Christ tiba-tiba dan perkataan Chris menghentikan langkah Adelia.
"Oh, terima kasih! Aku tidak tahu ternyata anda sangat perhatian dengan penampilanku." kata Adelia kesal.
"Pastikan kau memilih wanita dengan penampilan yang lebih baik darimu!" hina pria itu lagi.
Adelia mengepalkan tangannya, baru kali ini bertemu dengan pria seperti ini tapi dia masih berusaha untuk bersabar.
"Aku pastikan akan memilih yang terbaik untukmu."
"Bagus." jawab Chris santai.
"Permisi!"
Adelia segera meninggalkan Chris karena dia tidak tahan berlama-lama berada bersama pria aneh itu.
Dia langsung kembali kekantornya dengan perasaan kesal dan marah bahkan setelah masuk kedalam ruangannya, Adelia melemparkan tas yang dibawanya keatas sofa dengan kasar.
"Baju yang kau pakai jelek."
Perkataan Chris kembali terngiang dikepalanya.
Adelia memperhatikan penampilannya dari atas sampai kebawah. Apa benar baju yang dia pakai jelek?
Karena penasaran Adelia Segera keluar dari ruangnya untuk menemui para karyawannya.
"Guys, bagaimana pendapat kalian dengan penampilanku?" tanyanya.
Para karyawannya langsung berpaling kearahnya saat mendengar pertanyaannya dan mereka juga memperhatikan atasan mereka dengan seksama.
"Ada apa bu Adel, apa kau mau pergi kencan?" tanya seorang karyawannya.
"Oh itu, aku hanya ingin tahu saja." jawabnya.
"Wah, kami kira bu Adel mau pergi kencan." celetuk karyawan lainnya.
"Jangan menggodaku! Aku hanya ingin tahu bagaimana menurut kalian penampilanku?"
Para karyawan mulai memperhatikan penampilannya dengan seksama.
Kemeja putih dan rok selutut yang dipakainya terlihat sopan, tidak ada yang salah dengan penampilannya.
"Biasa aja kok bu." jawab karyawannya kompak.
"Benarkan, aku tahu pria itu tidak punya selera!" katanya kesal.
"Pria? Wah, apa ada pria yang menghina penampilan bu Adel?"
"Klient kita, pria tua itu mengatai penampilanku jelek! Pantas saja sampai sekarang pria itu masih melajang." katanya kesal.
"Mungkin baju bu Adel kurang seksi?"
"Memangnya aku mau kemall pakai baju seksi." gerutu Adelia.
"Sekali-kali ganti penampilan bu."
"Huh, dasar pria tua tidak laku!" maki Adelia pula.
Para karyawan memperhatikannya dan tertawa.
"Mungkin Klient kita tertarik dengan bu Adel" kata salah seorang karyawannya.
"Jangan bercanda, seumur hidupku baru kali ini aku bertemu dengan pria seperti itu!" katanya kesal.
"Bisa saja bu, siapa tahu bu Adel adalah kiteria wanita yang diinginkannya."
"Aduh jangan bercanda, walaupun didunia ini hanya tinggal satu pria saja, aku tidak akan mau dengannya."
"Hati-hati dengan perkataan ibu, nanti beneran loh bu Adel jatuh cinta padanya."
"Pria tua itu? No...No..Tidak mungkin!" sangkalnya dengan cepat.
Jatuh cinta pada pria tua itu? Tidak akan pernah!
Para karyawannya kembali tertawa sedangkan Adelia kembali masuk kedalam ruangannya dan mulai melihat profil-profil wanita mana yang cocok dengan pria tua dan menyebalkan itu.
Yang pasti, dia akan mencarikan seorang wanita yang berpakaian modis biar pria itu puas.
"Chris Davino, sekalipun kau bilang bajuku jelek tapi aku akan mencarikan seorang wanita dengan pakaian modis supaya kau puas!" katanya kesal.
Hari itu Adelia melihat semua profil wanita yang meminta bantuannya hanya untuk mencarikan seorang wanita untuk pria asing yang telah berani menghinanya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
laelatul qomar
waduh..nanti jodoh lhooo
2025-01-26
0
laelatul qomar
waw..pedas syekaleee
2025-01-26
0
Diana diana
dasar mulut tak berfilter ya tu cowo tua . . hahaha
2024-09-29
0