Setelah beberapa jam berlalu dalam di dungeon, Shin perlahan membuka matanya,
"Ahh~~ bukankah aku sudah mati?" keluh Shin,
Shin bisa merasakan tubuhnya yang rusak kini telah pulih, Shin mencoba untuk berdiri dan melihat sekelilingnya,
'Aku masih berada di Colosseum! apa aku belum mati?' pikir Shin
Ketika memutar mata untuk memastikan pemikirannya, Shin tertegun melihat seorang berbadan tinggi besar memakai zirah berdiri tegak dibelakang pedang panjang yang menancap di tanah,
"Dia, Apa dia tak menyerangku ketika aku tak sadarkan diri." keluh Shin,
Shin merasa kagum melihat keteguhan yang dimiliki kesatria dihadapannya,
Dalam aturan kesatria terhormat, Seorang kesatria tidak akan menyerang jika lawannya sudah menyerah, kesatria selalu mematuhi aturan dalam duel yang mereka lakukan,
'Hahaha~ Aku tidak tahu harus berfikir apa! tapi aku merasa terhormat jika kesatria itu membiarkanku pulih karena menginginkan pertarungan yang adil.' pikir shin
"Baiklah, Aku harus lebih hati hati sekarang, di babak ke dua aku sudah hampir mati, tapi hal itu tidak akan terjadi lagi." keluh Shin,
Shin menunduk mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah, Lalu mengarahkan pedang kedepan untuk bersiap bertarung melawan kesatria dihadapannya,
Melihat Shin yang sudah siap bertarung, sang kesatria menarik pedang di hadapannya untuk memulai pertarungan mereka.
"Wusshh~~ Trangg~~"
Shin bergerak cepat untuk menyerang sang kesatria yang masih berdiri di posisinya, Tapi sang kesatria juga dengan cepat menahan serangan yang Shin lancarkan.
Sang kesatria yang menahan serangan Shin kini melapisi pedang besarnya dengan mana, bersiap untuk menyerang balik Shin,
Tapi Shin dengan cepat bergerak mundur untuk melihat apa yang kesatria itu lakukan,
"Apakah itu cara untuk memanipulasi mana ke senjata?" ucap Shin,
Shin bisa melihat sejumlah mana keluar dari tubuh sang kesatria dan melapisi pedang besar dalam genggaman kesatria tersebut,
"Swingg~~"
Sang kesatria mulai mengayunkan pedang besarnya menciptakan kilatan cahaya lurus kearah Shin,
'Gila! ini terlalu berlebihan untuk melawan anak kecil berlevel 15 yang baru mulai belajar berpedang.' pikir Shin
Tanpa pikir panjang Shin menghindar ke samping untuk menghindari tebasan mana dari sang kesatria,
"Bangg~~"
Tembok Colosseum yang sebelumnya berada di belakang Shin kini membekas sayatan pedang yang cukup dalam, hingga Shin berfikir bahkan dia akan mati jika tebasan itu mengenai dirinya,
Shin yang termenung dalam pandangannya pada tembok colosseum kini merasakan insting bahaya, seolah menyuruh Shin untuk segera menghindar kembali.
Ketika Shin menoleh untuk melihat sang kesatria, Disaat menoleh Shin sudah melihat kilatan pedang sang kesatria sudah berada didepannya,
"Gawat." ucap Shin panik,
Dengan cepat Shin menahan serangan sang kesatria mengunakan pedang hitam miliknya, "Krakk~~"
Retakan pada pedang membuat Shin untuk bertindak cepat, dengan memanfaatkan gaya dorongan, Shin menghindar ke samping melepas pedang dalam genggamannya.
"Bangg~~"
Ledakan kembali terjadi akibat sayatan sang kesatria, membuat dinding Colosseum kini terlihat membekas sayatan kedua,
"Ckk~ Aku mengorbankan senjataku satu satunya." keluh Shin melihat pedang hitamnya patah karena tak mampu menahan kekuatan dari sayatan pedang sang kesatria.
Shin merasa bingung untuk melawan kesatria dihadapannya, dengan sistem perdagangan yang terkunci sekarang Shin hanya bisa melawan sang kesatria dengan tangan kosong,
Tapi bagaimana cara melawan kesatria Berpedang dengan tangan kosong? disela sela Shin memikirkan cara untuk bertarung,
Sang kesatria terlihat sudah menancapkan pedang besarnya kembali ke tanah, Lalu sang kesatria juga melepas semua senjata tersembunyi yang menempel di tubuhnya, seolah olah sang kesatria berkeinginan untuk bertarung dengan Shin mengunakan tangan kosong,
"Apa sekarang kau ingin bermain dengan tangan kosong?" Ucap Shin,
Shin yang sedari tadi tertunduk dengan posisi tangan menahan tubuh, mulai menekan kakinya, menciptakan gaya dorong agar untuk bergerak cepat mendekati sang kesatria,
"Pagghh~~ Bangg~~"
Shin yang tak menyia-nyiakan kesempatan memukul kepala sang kesatria sekuat tenaga, Pukulan Shin yang tak bisa di hindari membuat sang kesatria melayang hingga menabrak dinding Colosseum.
Membuat sang kesatria kini bersandar di dinding tak bergerak.
"Aku tak mengira kekuatanku bisa sekuat itu." ucap Shin sembari menatap kepalan tangannya,
Melihat sang kesatria yang terdiam Shin mengarahkan tangannya kearah pedangnya yang patah, secara otomatis pedang patah Shin masuk kedalam inventory miliknya,
[Mendapat Pedang Patah]
[Pedang Patah]
Damage 17**1
Efek : None**
Detail :
Sebuah pedang utuh yang telah patah.
Setelah memasukkan pedang ke inventory, Shin bergerak cepat menuju kesatria yang terdiam tak bergerak,
Saat sudah berada di depan sang kesatria Shin membuka tangannya untuk mengeluarkan pedang patahnya dari inventory,
Lalu dengan cepat Shin menusuk pedang patahnya ke celah leher sang kesatria,
"Crrringgg~~" Suara keras pedang patah Shin yang bergesekan dengan zirah besi, saat menembus leher sang kesatria,
[Skill Blade Dipelajari]
[Ting]
[Quest Harian]
Tipe C
Membunuh monster level 10-20 (03/20)
Exp : 2000
Koin : 100 Emas
Random Box
'Kerena ini masuk dalam quest harian! apa aku harus melawan monster kelas B selama 20 pertarungan? berapa banyak nyawa yang harus aku pertaruhkan untuk menyelesaikan dungeon job ini sial!' pikir shin
"Swingg~~"
Sebuah anak panah melesat cepat kearah Shin, Shin yang bisa merasakan serangan itu segera menghindar meninggalkan sang kesatria yang perlahan mulai menghilang ditelan bayangan.
"Anjing, Sapi, Kesatria, dan sekarang Pemanah, Tunggu! pemanah itu keluar tanpa peringatan? apa sistem menganggap pertarungan ku sebelumnya itu curang! sehingga sistem menghilangkan jeda pertarungan?" ucap Shin yang terkejut melihat sang pemanah yang tiba tiba muncul dan langsung menyerangnya,
Shin yang terkejut melihat pemanah yang keluar tanpa peringan melirik gerbang tempat biasanya lawannya muncul,
Shin terkejut melihat gerbang yang sebelumnya terus tertutup selama pertarungan kini terbuka lebar,
Shin merasa panik, jika musuhnya mulai sekarang akan terus bertambah maka resiko kematiannya akan semakin tinggi,
Dengan pikiran cepat Shin melempar pedang patahnya kearah sang Archer, lalu Shin bergerak cepat di belakang pedang patah tersebut,
Sesuai dugaan, sang Archer menghindari pedang patah tersebut, Shin yang sedari tadi bergerak di belakang pedang patah segera memanipulasi mana di kepalan tangannya,
Shin meniru apa yang dilakukan kesatria sebelumnya ketika melapisi pedang! Setelah memperkuat kepalan tangannya dengan mana Shin memukul sang Archer yang sedang menghindar dengan kekuatan penuhnya,
Sang Archer yang tak bisa menghindar kini hanya bisa mati terbenam di tanah karena kerasnya pukulan yang Shin lancarkan.
[Ting]
[2 Pertarungan selesai pemulihan instan dilakukan]
[Quest Harian]
[Membunuh monster level 10-20 (04/20)
Seketika tubuh yang terluka serta stamina Shin kembali, seolah olah Shin tak pernah merasakan efek dari pertarungan yang dia lakukan sebelumnya,
"Swing~~"
Sebuah pisau tajam terbang kearah kepala Shin yang sedang memandang sang Archer yang perlahan ditelan bayangan,
Shin yang memiliki sense bisa merasakan serangan itu, dia memiringkan kepala untuk menghindari pisau tersebut.
"Tak~~" Pisau tajam itu menancap dalam dalam di dinding yang berada tak jauh dari hadapan Shin,
'Aku mengenal pisau itu, Itu adalah pisau Assassin dari taman gelap.' pikir Shin menatap pisau yang sedang tertancap di dinding.
Shin menoleh kebelakang untuk memastikan sosok yang dia lawan selanjutnya adalah Assassin, namun ketika Shin menoleh, Shin tak melihat siapapun di dalam arena Colosseum selain dirinya sendiri.
Assassin adalah class yang pintar dalam hal menyembunyikan diri, Jadi wajar jika Shin tak mampu melihatnya dengan mata telanjang,
Untuk mengetahui posisi sang assassin, Shin hanya bisa mengunakan sense miliknya, setelah mengetahui posisi pasti sang assassin, Shin menggenggam erat pedang patahnya untuk bersiap menyerang,
'Kuharap dia tak berubah menjadi dua seperti di taman gelap.' pikir Shin.
Shin pun mulai bergerak cepat untuk membunuh sang assassin sebelum lawan selanjutnya datang.
•Dalam Goa Hutan Shanva
Sudah setengah hari sejak Shin pergi untuk memasuki dungeon class job, meninggalkan Yuki yang sendirian didalam goa tersebut,
"Apakah Shin akan benar benar kembali? Apakah hati manusia memang selemah ini? aku hanya bertemu sehari tapi aku terus memikirkannya ketika Shin tidak ada disini." ucap Yuki yang merasa resah karena ketidak hadiran Shin,
Shin dan Yuki memang tidak saling mengenal di bumi, mereka juga baru mengenal ketika ada di dunia Sagart. Sehingga saling terbuka adalah hal ajaib jika dilakukan seorang yang baru saling mengenal.
"Ahh~~ Aku merasa bodoh ketika memikirkan apa yang kukatakan sebelum Shin pergi." keluh Yuki memikirkan betapa cerobohnya dia menunjukkan sisi lemahnya pada Shin,
"Kuro, apa kamu disini?" ucap Yuki memanggil Kuro,
Kuro adalah rubah hitam berekor sembilan ciptaan Yuki sendiri, hanya saja Yuki menciptakan Kuro tanpa sadar, hingga Yuki berfikir bahwa Kuro muncul entah darimana untuk menjadi teman Yuki,
Dan sekarang sudah berlalu 4 tahun sejak Kuro muncul atau di ciptakan oleh Yuki,
"Iya." jawab Kuro yang muncul memenuhi panggilan Yuki,
Yuki merasa aneh kenapa Kuro muncul dan hilang sesuka hati, tapi Yuki tak mempermasalahkan hal tersebut karena Kuro selalu muncul ketika Yuki memanggil namanya,
Yuki menarik Kuro dalam pelukannya, Bulu lembut dan hangat Kuro membuat Yuki terlena untuk melawan dinginnya dinding batu goa tempat dia bersandar.
"Kuro, Apa yang harus kulakukan?" tanya Yuki sembari menarik tubuh Kuro lalu membenamkan wajahnya untuk menutupi rasa malu dan kebingungannya,
"Akui saja." ucap Kuro yang mengerti jelas maksud pertanyaan Yuki,
"Akui apa?" tanya Yuki kembali,
Yuki memang membuat pertanyaan yang tidak jelas, karena Yuki tidak tahu apa yang sedang dia rasakan, tapi Kuro adalah hewan ciptakan Yuki, jadi Kuro lebih mengerti apa yang dirasakan oleh Yuki.
"Kamu baik padanya, Ingin dekat dengannya, Memikirkannya, Bukankah itu yang namanya jatuh cinta!" jawab Kuro,
Raut wajah Yuki menjadi merah padam karena mendengar ucapan Kuro, Hal itu membuat Yuki semakin dalam membenamkan wajahnya pada tubuh Kuro, seolah Yuki tidak ingin dunia melihat wajahnya yang sedang memerah.
"I - Itu karena kita berasal dari dunia yang sama." ucap Yuki berasalan,
Wajar jika Yuki berdalih tentang perasaannya, mereka hanya bertemu beberapa kali di dunia sebelumnya, bahkan di dunia ini mereka hanya mengenal dalam satu hari,
"Aku baik karena tidak ingin kembali ke kastil atau kuil, Aku hanya ingin hidup tanpa tersakiti di dunia ini." keluh Yuki pelan,
Yuki takut perasaannya di tolak oleh Shin, jadi Yuki berfikir menolak dirinya yang telah jatuh cinta adalah jalan agar Yuki tidak tersakiti.
"Kamu bisa melarikan diri dari perasaanmu, tapi itu tidak akan bisa kamu lakukan selamanya! karena jika kamu terus melarikan diri pada akhirnya kamu juga akan terluka." jelas Kuro,
"........." Yuki terdiam mendengar perkataan Kuro,
Yuki tahu bahwa dia sedang melarikan diri, Yuki berfikir jika dia mengakui perasaanya apa yang akan dipikirkan Shin tentangnya,
Jiwa mereka memang sama sama berumur 17 tahun, tapi sekarang tubuh mereka hanyalah tubuh bocah berumur 9 - 10 tahun, Yuki membayangkan Shin akan berfikir aneh tentang gadis kecil berumur 9 tahun menyatakan cinta.
Yuki mengangkat tubuh kecil Kuro yang seukuran kucing menghadapnya, mata Yuki kini menatap tajam mata merah Kuro yang ada dihadapannya,
"Kuro, Apakah kamu pernah jatuh cinta?" tanya Yuki penasraan
"Tidak." jawab Kuro tegas
"Benarkah? sepertinya kamu berpengalaman tentang hal seperti itu." kata Yuki sambil mengembung pipi karena tidak percaya ucapan Kuro,
Melihat Yuki yang cemberut Kuro meletakkan kaki depannya yang kecil kearah dahi Yuki,
"Dengar, Pengalaman hanyalah guru waktu! pengetahuan bisa kita temukan dari mana saja. Contoh simpelnya seperti rumput yang bergoyang, Orang hanya tahu rumput itu hijau, Tapi mereka tidak tahu rumput itu tumbuh darimana dan kenapa." jelas Kuro.
Yuki tersenyum lebar karena terkesan mendengar penjelasan Kuro tentang pengetahuan, Yuki memeluk tubuh Kuro kembali untuk menunjukkan rasa sayangnya pada Kuro,
Hingga kemesraan itu terputus karena Yuki mendengar suara langkah kaki yang sedang memasuki goa tempat dia berada,
"Bukankah ini sang putri yang kita cari." kata Leon yang mendapati duduk sendirian di dalam goa,
Kuro memang ingin melindungi dan terus berada di dekat Yuki, tapi rasa panik Yuki menarik paksa Kuro untuk masuk dalam bayangan, sehingga Kuro sama sekali tak bisa melakukan keinginannya.
Erran melihat sekitar dalam goa, Erran bahkan menemukan banyaknya kayu bakar dan daging yang di biarkan menumpuk di dalam goa.
'Kenapa kesatria suci ada disini? Tidak! jika mereka membawaku kembali, aku pasti mati, raja itu juga tidak akan membiarkan aku hidup! aku harus kabur, tapi jika aku kabur Shin tidak akan percaya padaku lagi!' pikir Yuki yang panik
"Ayo kembali pada raja." ucap Leon yang tanpa Yuki sudah mendekat dan menarik kasar lengannya,
"Tidak!" teriak Yuki berusaha memberontak tarikan Leon,
Leon terdiam sejenak mendengar penolakan Yuki, Namun temperamen Leon juga bukan seorang pria belas kasih,
"Phakk~~" Suara tamparan mendarat di pipi Yuki,
Yuki bahkan bisa merasakan rasa sakit tamparan itu melebihi ranting ranting yang menyayat kulitnya ketika melarikan diri.
Yuki yang tak bisa berbuat apa apa mencoba mengunakan skill bayangannya untuk melepaskan diri dari kedua kesatria suci tersebut,
"Wuuusshh~~"
Namun sebelum Yuki melakukannya, Erran mengeluarkan asap dari tangannya untuk merebut paksa kesadaran Yuki,
Yuki mencoba untuk bertahan dari rasa pingsannya, tapi semua yang dia lakukan tak sama sekali tak berguna,
'Tidak! aku tidak boleh pingsan, aku tidak boleh pergi meninggalkan goa.' pikir Yuki,
"Shin." ucap lirih Yuki,
'Shin, maaf aku tak bisa menunggumu dengan baik.' pikir yuki sebelum hilang kesadaran
Dengan rasa penyesalan di dalam hati, Yuki akhirnya pingsan sambil lengannya digenggam erat oleh Leon,
"Kau terlalu kasar untuk bersikap pada anak kecil" kata erran sambil mengeluarkan sihirnya
"Sama saja, kasar atau tidak dia ditakdirkan mati." kata leon
Setelah Yuki pingsan, Leon mengikat tubuh Yuki dan membawanya keluar dari goa untuk kembali menuju kerajaan Ashtard.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
SinsGa174
inilah yang gak gue suka cewe beban
2022-01-01
0
Xander Krow(Shadow_Monarch)
lanjutkan
2021-03-03
2
MR. X
lanjut lagi thor
2021-01-13
1