Shin yang sedang terlelap, terbangun dengan rasa kaget karena mendengar suara keras di sekitarnya,
Ditambah lagi Shin menyadari bahwa penyebab tangisan Lyisa adalah dirinya, Shin yang tak ingin orang lain mengetahui keadaannya segera membekap mulut Lyisa dengan telapak tangannya,
"Ssstt."
Shin melirik tubuhnya sendiri, ternyata karena rasa lelah Shin lupa membersihkan diri sebelum tertidur, hingga keadaannya diketahui oleh Lyisa yang masuk ke kamarnya,
Shin juga tak bisa menyalahkan Lyisa karena kejadian ini karena keteledorannya sendiri, Mengesampingkan pemikirannya tentang salah siapa,
Kini Shin memikirkan cara untuk membuat Lyisa berhenti menangis,
"Baiklah, Aku punya sulap apa Lyisa mau melihatnya." ucap Shin mencoba untuk menenangkan Lyisa yang ketakutan,
Lyisa yang mendengar perkataan Shin mengangguk meskipun Lyisa sendiri tak tahu apa arti dari kata sulap tersebut.
Setelah Lyisa tenang, Shin melepas telapak tangannya dari mulut Lyisa, kemudian Shin membuka store untuk membeli potion merah untuk memulihkan luka lukanya,
Bisa dikatakan botol itu tiba tiba muncul di telapak tangan Shin, bagi Shin itu terlihat seperti sulap, tapi bagi Lyisa hal seperti itu adalah hal biasa karena Lyisa berfikir Shin hanya mengeluarkan botol dari cincin dimensi.
Alhasil Lyisa hanya terdiam meskipun Shin menunjukkan hal seperti itu, Melihat sikap Lyisa yang tak menunjukkan ketertarikan Shin segera meminum potion yang dia beli,
Seketika luka luka Shin sembuh secara ajaib dan perlahan menghilang tanpa bekas, meninggalkan pakaiannya yang masih compang camping karena hukuman yang dia jalani,
"Kakak, apa itu sulap?" ucap Lyisa
Lyisa yang berumur 8 tahun memang mengerti sihir, tapi kata sulap baru pertama kali dia dengar, jadi Lyisa bertanya tentang kata sulap,
Tapi Shin mendengar pertanyaan Lyisa sebagai penunjuk, alhasil Shin berfikir apakah di dunia ini tidak ada sulap layaknya di bumi,
Sulap adalah semacam trik yang mengunakan kecepatan tangan atau untuk menipu penglihatan penonton, Sedangkan magic adalah kekuatan abnormal yang tercipta dari kekuatan mana.
Jadi wajar jika dunia fantasi penuh sihir tak memiliki hal seperti sulap, apa gunanya trik jika keajaiban bisa menjadi nyata.
"Yah mungkin itu semacam sihir tanpa mengunakan mana." jawab Shin,
Shin tak menjelaskan secara terperinci tentang sulap, karena Shin dan Lyisa hidup di dunia berbeda,
Di bumi yang tak memiliki mana, sulap dianggap sebagai hal menakjubkan, tapi jika di dunia ini sulap hanyalah sebuah trik konyol, jadi Shin hanya menjelaskan ala kadarnya tentang sulap.
Meski begitu Shin merasa tujuannya untuk menenangkan Lyisa telah tercapai, jadi dia turun dari ranjang dan mengambil satu set pakaian terakhir dari inventory untuk berganti baju.
"Lyisa, apa kamu tidak ingin keluar." ucap Shin melihat Lyisa terdiam hanya memperhatikan Shin,
"Keluar? kenapa?" tanya Lyisa kebingungan karena menyuruhnya keluar,
"Oh apa tuan putri belum belajar?" ucap Shin,
Di Novel atau komik yang pernah Shin baca, keluarga bangsawan belajar etiket serta batas lawan jenis saat menginjak umur 3-4 tahun,
Tapi melihat sikap Lyisa, Shin berfikir bahwa Lyisa belum belajar etiket bangsawan meskipun Lyisa sudah menginjak umur 8 tahun,
'Apa Duke memanjakan Lyisa hingga Lyisa masih belum mulai belajar etiket para bangsawan.' pikir Shin
Meskipun begitu, Shin juga tak ingin tubuh telanjangnya di lihat oleh Lyisa, jadi terpaksa Shin membuat ancaman kecil untuk membuat Lyisa pergi,
"Ehmm.. keluarlah atau aku tidak akan bermain denganmu lagi." kata Shin
Lyisa yang mendengar perkataan Shin, merasa takut jika Shin tak mau bermain dengannya lagi, pada akhirnya Lyisa yang sedari tadi terdiam kini turun dari ranjang dan keluar dari kamar tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya,
Di sela Shin mengganti baju, Shin bisa mendengar obrolan para pelayan yang membicarakan Lyisa karena menunggunya di depan pintu kamar,
"Lihat, itu tuan putri."
"Ia, tuan putri memang seperti malaikat."
"Tapi kenapa dia terlihat murung."
Kata pelayan yang berbisik sembari berjalan di depan pintu kamar Shin untuk melakukan pekerjaan mereka,
'Meskipun masih kecil, Lyisa juga harus berfikir untuk belajar tentang batas lawan jenis.' keluh Shin dalam hati sambil melanjutkan Menganti pakaiannya,
Setelah selesai berganti pakaian Shin dan Lyisa pergi untuk sarapan bersama, Lyisa ingin mengajak Shin bermain, tapi Shin menolak karena Duke ingin bicara dengan Shin,
Lyisa merasa kecewa degan hal itu, tapi Lyisa juga mengerti bahwa panggilan ayahnya lebih penting dari pada bermain,
Shin yang dipanggil Duke kini sudah berada di dalam kantor kerja sang Duke, Shin berdiri di depan meja sang Duke sambil menunggu alasan kenapa sang Duke memanggilnya,
"Maaf memanggilmu kesini." ucap Duke mulai bicara dengan Shin,
"Iya, tapi ada apa tuan Duke memanggil saya?" ucap Shin dengan tenang, Meski tubuh Shin terlihat seperti bocah berumur 10 tahun, tapi jiwanya berumur 17 tahun, jadi wajar jika Shin bisa bersikap sopan dihadapan sang Duke.
"Sebelum aku bertanya, bolehkah kamu memberi tahu namamu?" ucap sang Duke juga berkata sopan karena melihat Shin sudah mengerti etiket bangsawan di usianya yang sangat muda.
"Ahh~, Maafkan saya, nama saya Hayashi Shin." jawab Shin
Shin merasa aneh juga kenapa Duke baru menanyakan namanya bahkan setelah Shin sudah tinggal di kastil selama 2-3 hari.
"Hayashi." kata sang Duke
Shin yang mendengar kata sang Duke mengerti bahwa Duke menganggap nama keluarganya sebagai namanya, Namun dengan cepat Shin menambahkan penjelasan pada sang Duke,
"Maaf Duke, Hayashi adalah nama keluarga." ucap Shin
Mendengar kata Shin, duke merasa asing dengan nama bangsawan tersebut, Setahu Duke di kerajaan manusia tak memiliki nama bangsawan seperti yang dia dengar,
Tapi Duke berkesimpulan Shin memang seorang bangsawan karena memiliki nama keluarga, jadi Duke berfikir wajar jika Shin sudah mengerti etiket bangsawan di usia dini.
"Baiklah Shin, darimana kamu berasal?" tanya Duke dengan sedikit nada yang ditekan seolah menyuruh Shin untuk menjawab pertanyaannya,
Shin yang mengerti hal tersebut tetap tenang untuk menjawab pertanyaan Duke,
"Saya adalah anak yatim piatu dari keluarga bangsawan yang bangkrut disebuah kerajaan Hokai di bagian timur, kemudian saya menjadi gelandangan, lalu pada akhirnya saya bertemu para bandit dan sampai disini." jawab Shin menjelaskan asalnya secara singkat,
'Kerajaan timur? apa ada kerajaan di bagian timur dunia ini selain kerajaan Ashtard? tapi sebelum dunia ini berubah 90% dunia memang dikuasai manusia, apa dia sisa sisa dari kerajaan kerajaan terdahulu?' pikir sang Duke,
Duke merasa curiga tapi dia menarik kesimpulan bahwa keluarga Shin adalah sisa keluarga bangsawan masa lampau yang bersembunyi.
Semua itu bukan karena Duke percaya, tapi karena efek skill baru Shin, jadi meski semua jawaban Shin adalah kebohongan skill Shin mendorong Duke untuk percaya setiap perkataan Shin,
[Learn Lv 3 : Cepat mempelajari sesuatu, Real fake]
[Real Fake]
Menipu seseorang dengan perkataan, membuat sebuah kebohongan terdengar nyata, sehingga seorang tak mampu membedakan kebenaran atau kebohongan yang di ucapan.
Shin mendapat skill ini dari kejadian Lyisa tadi pagi, meski kebohongan bisa membuat orang percaya namun itu juga berlaku sebaliknya, sebuah kebenaran bisa menjadi kebohongan,
Masalahnya skill itu adalah skill pasif, jadi mulai sekarang Shin harus berhati hati dalam berkata, jika tidak sebuah kebenaran akan di dengar sebagai kebohongan.
"Baiklah aku percaya itu." ucap Duke
Duke yang mendengar penjelasan panjang lebar tak meragukan perkataan Shin, ditambah lagi penjelasan Shin tak jauh beda dengan penjelasan yang ligord ucapkan.
"Lalu apa kamu sudah memutuskan tawaranku kemarin." tanya Duke kembali,
Duke merasa sehari yang berlalu sudah cukup untuk memberi waktu pada Shin untuk mengambil keputusan.
"Maaf Duke, Biarkan saya memberikan jawabannya besok." ucap Shin yang masih tak rela untuk melupakan keluarganya di bumi.
"Baiklah." ucap sang Duke menyetujui permintaan Shin,
Perkataan Duke mengakhiri pertemuan mereka, Shin menunduk memberi hormat sebelum meninggalkan Duke,
Setelah keluar dari kantor sang Duke, Shin memikirkan keluarganya kembali, bagaimana nasib mereka setelah Shin mati.
Pada akhirnya Shin hanya bisa berharap keluarganya hidup bahagia tanpa dirinya,
Shin yang berjalan sambil berharap keluarganya baik baik saja di bumi, kini disambut oleh Lyisa yang duduk di tangga karena menunggunya selesai bicara dengan Duke.
"Lyisa mau main apa sekarang?" tanya shin di atas anak tangga pada lyisa yang terlihat murung,
"Kakak, aku mau main di taman lagi." kata lyisa yang berdiri serta menoleh pada Shin,
Lalu Shin mengajak Lyisa untuk bermain kembali di taman agar raut murung di wajahnya menghilang.
Shin dan Lyisa bermain sepanjang hari, hal itu juga membuat hubungan mereka semakin dekat layaknya kakak dan adik sedarah,
Namun hal itu juga membuat Shin semakin merindukan keluarga yang dia tinggalkan di bumi.
Mencoba melupakan rasa sesak di dada Shin menemani Lyisa hingga lupa waktu, pada akhirnya malam pun tiba,
Di dalam kamar tamunya, Shin yang berbaring mendapat notifikasi terbaru dari sistem miliknya,
[Pinalti telah Berakhir]
[Quest Harian]
Type C
Membunuh monster level 10-20 ( 00/20 )
Hadiah
Exp : 2000
Koin Emas 100
Poin Status +10
Random Box
Tidak menyelesaikan Quest akan mendapat hukuman Taman Gelap
"Hah~ apa yang harus kulakukan?" Keluh Shin,
Shin merasa bingung mengatasi quest harian yang datang padanya, tapi dia juga enggan menerima hukuman taman gelap yang hampir membunuhnya,
Pada akhirnya Shin memutuskan untuk menyelinap pergi dari kastil Duke melalui jendela kamar tamunya,
Shin bergerak hati hati untuk melewati para penjaga kastil Duke, Setelah keluar dari kastil Duke, Shin segera bergerak cepat melewati atap atap bangunan kota menuju hutan Shanva kembali.
Meski Shin merasa malas karena exp quest harian terbuang percuma, Shin juga tak ingin datang ke taman gelap lagi, jadi mau tak mau dia harus melakukan quest harian tersebut.
Setelah sampai di hutan Shanva, Shin segera memburu, warbear atau monster kelas C dalam hutan untuk mengerjakan quest hariannya,
Shin berburu dengan cepat mengunakan seluruh tenaganya, dia berfikir harus segera menyelesaikan quest dan kembali ke kastil Duke sebelum fajar,
Jika tidak maka Duke akan curiga padanya dan hal itu akan menimbulkan sebuah konflik yang tak berguna baginya.
•Mansion
Meninggalkan Shin yang sedang mengerjakan quest harian,
Lyisa menyelinap masuk ke kamar Shin untuk tidur bersama,
"Kakak" panggil Lyisa,
Namun Lyisa tak menemukan Shin ada di tempat tidurnya, Lyisa berfikir Shin sedang bersembunyi seperti permainan petak umpet yang Shin ajarkan tadi siang,
Tapi setelah Lyisa mencari di seluruh kamar, Lyisa tak dapat menemukan Shin dimana pun,
Hal itu pun membuat Lyisa sedih dan menangis, membuat Duke dan istrinya segera menghampiri Lyisa yang menangis di kamar Shin,
"Ada apa sayang? kenapa kamu menangis?" ucap istri Duke yang kini mendekat untuk memeluk putrinya
"Ibunda, Kakak hilang." ucap Lyisa sambil menangis di pelukan ibunya,
Istri Duke pun segera menggendong putri kecilnya keluar kamar tamu yang disediakan untuk Shin, Tak lupa istri Duke juga menjelaskan bahwa Duke yang akan mencari Shin,
Kata kata dari ibunya membuat lyisa tenang di pelukan istri duke, Lyisa yang masih polos kini terlelap karena lelah dengan tangisan yang ia lakukan,
Disisi lain Duke memberi perintah pada Albert untuk mencari Shin bersama pasukan penjaga kastil,
Mendengar perintah Duke, Albert dan pasukan mencari di seluruh kastil Duke akan tetapi hal itu juga tak membuahkan hasil, Seolah Shin menghilang ditelan kegelapan tanpa meninggalkan jejak,
Setelah mengantar anak dan istrinya ke kamar tidur putrinya, Duke berdiam diri di kamar tamu yang disediakan untuk Shin,
'Apa dia pergi dari mansion.' pikir Duke
Duke memikirkan keterangan yang diberikan oleh penjaga kastil, dari laporan yang ia terima tidak ada yang melihat Shin keluar kamar atau kastil.
Hal itu membuat Duke mengambil kesimpulan bahwa Shin pergi menyelinap keluar, jika Shin menyelinap Duke berfikir bahwa Shin pasti akan kembali,
Maka dari itu Duke memutuskan untuk menunggu di dalam kamar tamu tempat Shin tinggal.
Disisi lain, Shin yang berburu dengan sekuat tenaga kini telah menyelesaikan quest hariannya,
[Anda telah menyelesaikan Quest Harian]
Type C
Membunuh monster level 10-20 ( 20/20 )
Hadiah
Exp : 2000 (Ditolak oleh sistem karena syarat belum terpenuhi.)
Koin Emas 100
Poin Status +10
Random Box
Karena malam masih panjang Shin berlari kembali menuju kota wilayah sang Duke,
Dalam perjalanan kembali ke kastil Duke, Shin juga mencari toko toko yang menjual buku, tapi di dalam kota itu seolah toko buku adalah hal jarang,
Bahkan bisa dibilang tak ada sama sekali yang disebut toko buku di kota ini, hal itu membuat Shin merasa kecewa,
Padahal harapan terakhirnya untuk mengerti dunia Sagart adalah membaca buku.
Shin yang kecewa tanpa sadar sudah sampai di depan kastil sang Duke, sekali lagi dia menyelinap melewati penjaga untuk memasuki kamarnya,
Ketika Shin masuk, Shin merasakan hawa membunuh yang kuat mengarah padanya,
"Tangg~~"
Shin menahan pedang yang bergerak di dalam kegelapan menggunakan pedang yang telah dia keluarkan dari inventory,
'Apa ini hukuman sistem? aku sudah menyelesaikan quest harian, jadi jelas ini bukan pembunuh dari taman gelap ciptaan sistem! merasakan kekuatan dari pedang kami yang beradu jelas jelas dia bukan assassin.' pikir shin
"Siapa?" teriak Shin yang merasakan ada dua orang di dalam kamarnya,
Namun tidak ada jawaban dari teriakan Shin, Pedang yang tertahan kini mundur dan mulai menyerang Shin kembali, membuat Shin dan penyerang itu sekali lagi beradu pedang,
Suara benturan pedang dalam pertarungan itu semakin keras terdengar hingga memenuhi ruangan, Shin juga merasa aneh kenapa tidak ada penjaga yang mendatangi mereka,
Melihat keahlian Berpedang sang penyerang yang setara dengannya, Shin menjadi penasaran dengan sosok di balik pria yang dia lawan.
"Trangg~~"
Pedang terus beradu namun pedang hitam Shin lebih kuat, membuat pedang sang menyerang patah, tak menyianyiakan kesempatan Shin mengarahkan pedangnya kearah leher sang penyerang.
Shin ingin terus mendorong pedangnya hingga menembus leher sang penyerang, namun sang penyerang yang menjatuhkan senjata pertanda menyerah membuat Shin menghentikan gerakannya,
Setelah sang penyerang menyerah, lampu sihir dalam kamar akhirnya menyala, memperlihatkan sisa sisa tebasan dari skill pedang di dinding kamar.
Shin akhirnya bisa melihat dua sosok yang menyerangnya dengan jelas, Melihat Duke yang duduk di kursi akhirnya Shin sadar sosok yang sedari tadi dia lawan adalah Albert ajudan kepercayaan Duke.
Shin hanya bisa terdiam untuk menutupi rasa kebingungannya, tapi meskipun begitu dia juga tak bisa lengah di tengah tengah aura membunuh sang terus mengarah padanya.
"Apa tujuanmu?" Kata Duke tegas
Melihat keahlian Berpedang Shin, Duke akhirnya hanya bisa memandang sebagai musuhnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Harman LokeST
terus terang saja
2023-01-11
0
Shen shandian luo
sistem error aja judulnya....
2022-07-03
0
junaNayaka
yach ktemu lg mc y bodoh y gk move on dri dunia lama xixiixiixixieee
2022-01-30
0