3.Penolong

Allah perencana yang baik, memberikan suatu keburukan tetapi ada hal indah di balik keburukan tersebut..

_________________

Masih dengan Bos dan Asistennya, yang menyaring pendaftaran CALON ISTRI BOS.

"Lanjut." Teriak Rian, ish gak usah pake teriak juga kali ya!

Muncullah wanita yang berjilbab tapi membawa anak satu yang masih bayi. Sontak hal itu membuat Ridwan menyelidik heran.

"Siapa?" Tanya Rian pada si perempuan. Tepatnya pada si anak.

"Ini anak saya pak." Ucap perempuan itu tersenyum, dan sukses membuat 2R menganga.

Apa tadi katanya? Anak?

"Ha? Janda anak satu?" Tanya Rian.

Perempuan itu mengangguk dan memperkenalkan diri. Sedangkan Ridwan hanya menatap datar setelah itu menyuruh Rian memutuskan sesuatu.

"Hehehe bu silahkan keluar." Ucap Rian cengengesan.

"Lanjutt.?" Tanya Rian pada Ridwan.

"Terserah kau lah, pusingg." Keluh Ridwan kesal.

Rian dengan segera menyuruh semua yang di luar yang sebagian besarnya karyawan perusahaan, Astaghfirullah lagi wan, sabar sabar.

"Lho loh kalian pada ngapain disini?" Tanya Rian pada karyawan.

"Kita mau mencalonkan diri pak hehe." Ucap perwakilan dari staff.

Ridwan memandang Rian yang pastinya tatapan membunuh. Resiko orang ganteng mah gini, tapi sayang ganteng-ganteng belum laku.

"Buat karyawan segera keluar ruangan." Putus Rian. Tanpa harus bertanya kepada bosnya, karena jikapun dia suka kenapa gak dari dulu nikahnya.

Semua karyawan mendengus kecewa, patah hati dan berasa kesempatan emas itu hilang bak di telan ikan.

"Saya mau yang tersisa disini mengatakan apa status kalian ya." Tegas Rian diangguki semua yang di situ.

Rian menunjuk salah satu, semua tak luput dari tatapan datar Ridwan entah apa yang difikirkan oleh asistennya.

"Saya janda, baru cerai setelah mendapat kabar lowongan istri untuk pak Ridwan." Ucapnya.

"Astaghfirullah." Batin Rian menunjuk sebelahnya wanita tadi.

"Sama." Ucapnya.

"Apa hanya janda yang ingin melamar saya?"

"Saya janda anak dua." Ucap orang itu, sukses membuat Rian menatap Ridwan mengejek. Oke lanjut!

"Saya juga janda baru cerai setelah nikah karena pak Ridwan buat lowongan." Ucapnya.

"Astaghfirullah bos Ridwan lo buat patah hati para suami baru nii." Batin Rian benar-benar pening. Oke Lanjut.

"Masih lajang."

"Masih lajang."

"Iya masih lajang tapi tentu saja Ridwan carinya yang berjilbab bukan yang kurang bahan." Gumam Rian, lanjut ke perempuan terakhir yang sudah terlihat berusia 35 tahunan.

"Saya janda ber anak tiga." Ucap perempuan itu.

"Anjaytana." Batin Ridwan mengaga.

"Ya Allah bos, nih kenapa banyakan janda sih??" Batin Rian menatap Ridwan seolah mengatakan dengan isyarat

(....)

Ridwan menolak semua sekaligus, ide konyol Asistennya membuat dirinya bad mood benar benar gila. Tampang ganteng gini dapetnya orang yang baru cerai pula, kalau sudah begini Ridwan menyuruh si pecalon kembali ke suaminya.

"Kenapa gak milih salah satu, lumayan tadi ada yang mening?" Tanya Rian tersenyum-senyum.

"Gak. Lagian kenapa gak kau saja." Sungut Ridwan.

"Oooh sori ni bos, saya sudah punya istri..satu saja sudah cukup, dan saya tidak akan mencari apalagi berbagi, bisa-bisa dijadikan dadar gulung saya bos." Jawab Rian serius.

Ridwan memutuskan untuk pergi dari ruangan, ia ingin meminta pertanggung jawaban ke adiknya, bisa-bisanya dia membuat Lowongan pekerjaan menjadi lowongan calon istri. Hancur sudah martabat dan wibawanya..

-

-

Sang surya berada di atas kepala wanita berjilbab biru berseragam guru sekolah dengan kacamata bening yang memperjelas penglihatan tengah berjalan kaki untuk mencapai tujuannya, yah dari pada membuang ongkos lebih baik ia jalan kaki, selagi mampu.

Hidup dalam kesederhanaan adalah suatu kebaikan, Allah juga melarang manusia untuk hidup terlalu berlebihan sebab harta adalah titipan dan mempunyai hal yang berlebih ialah ujian! Yah ujian untuk tidak sombong tidak tamak dan menghindari dari muslihat Syaiton.

"Sebentar lagi sampai." Ucap Rina yang menatap benda putih melingkar di tangannya.

Jalanan cukup sepi membuat Rina sedikit berfikiran buruk, namun secepatnya ia tepis segala keburukan itu agar segera sampai tujuan.

"Hay, sendirian mbak?" Tanya pria sok genit dengan memgedipkan satu mata.

Kalau dah gini Rina hanya ingin berlari, namun naas ketiga orang itu mampu mencekal tangan Rina. Kalau saja di sini ada sahabatnya pasti sudah kena hajar oleh temannya. Tapi ini Rina?

"To-long." Ucap Rina menepis tangan yang sudah dicekal si preman.

"Hahahaha mau minta tolong sama siapa manis?" Seringai pria itu memperlihatkan keliling.

Yah hari yang buruk bagi Rina, Ia hanya mampu ber do'a dan tetap saja ia takut dia ini perempuan tentu saja takut terjadi sebuah tragedi seperti cerita-cerita temannya dulu.

Terlebih lagi kini Rina dipaksa untuk berjalan menuju semak-semak. Kejamnya ketiga pria ini, Mau melawan? Rina tak cukup tenaga mau berontak tubuhnya terasa lemas. Pagi tadi dia belum sarapan dan kini? Astaghfirullah.

"Jangan sentuh saya, TOLONG." Teriak Rina dosa apa dia dihadapkan dengan pria bengis seperti mereka.

"Mau lari kemana manis." Ucapnya lagi dengan licik. Rina berhasil berlari namun selalu tercekal oleh pria-pria ini.

Satu pria mendorong tubuh Rina hingga tersungkur di samping jalan. Rina meringis kesakitan, lebih lagi kacamata beningnya terlepas dari kepalanya, ia tak bisa melihat dengan jelas.

"Allah berikan penolong, hamba takut, Bapak hiks hiks." Seruan hati Rina dan mundur-mundur dengan posisi ngesot ke belakang, bersamaan para preman yang mendekat.

Demi apa Rina gemetar hebat, ia takut... kalau saja di dunia ada jenny dan jonny pasti ia akan menghilang detik itu juga.

"TOLONG." Teriak Rina.

Tangan Preman hendak menarik jilbab Rina, posisi Rina yang menyembunyikan kepalanya di atas lutut. Tiba-tiba..

Bugh!

Bugh!

Plak!

Seseorang dengan gaya cool nya menghabisi ke tiga preman tadi. Samar-samar Rina melihat bentuk tubuh si pria penolongnya, benar-benar perfact apalagi gaya menyerangnya seperti terbiasa dalam berkelahi.

Rina tersadar bahwa ia butuh kacamatanya, yah kacamata bening yang tadi terlepas di dekatnya. Tangan Rina menggerayak maju mundur samping kanan kiri, namun susah sekali..

"Ini." Ucap seseorang menyodorkan kacamata Rina.

Dengan hati-hati Rina menerimanya, lalu memakainya tepat ia mendongak menatap pria yang juga menggunakan kacamata hitam. Ada rasa terkejut sekaligus bahagia telah ditolong olehnya.

Si penolong pergi meninggalkan Rina dengan tampang datarnya, seperti biasa tanpa sepatah kata pun.

"Ka Ridwan?" Batin Rina tersenyum. Meskipun Ridwan menggunakan kacamata tetap saja ia mengenalinya. Seseorang yang selama ini dia kagumi.

(...)

Yah Ridwan Muhammad Arsyad tanpa sengaja mendengar teriakan padahal jaraknya gang dari jalan raya cukup jauh. Karena penasaran ia memutuskan melewati gang, benar saja kejadian tak terduga ada di depan matanya.

Ridwan tidak tahu siapa wanita yang ia tolong.

Setelah menolong si wanita mengenaskan, Ridwan memutuskan untuk segera pergi. Dengan tampang datar, mengingat ia harus bertemu adiknya, syifa.

-

-

Sloww going ya, cuma sekedar waktu luang.

Kalau bagus jangan lupa di Like dan komennya kalau mau cepet lanjut😅(maksa bangett,)

Typo bertebaran🙏

Salam dariku

Si Pemalas sejuta Impian

Terpopuler

Comments

Nurliah Kisarani Lia

Nurliah Kisarani Lia

sehat sllu thor

2021-01-17

1

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like lagi

2021-01-10

1

imah

imah

Hai Thor🙋. ceritanya makin bagus... semangat Thor.

2020-12-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!