Jika kita telah mendoakannya, menyeru namanya setiap langit berganti, namun tidak juga di satukan..Maka,, Yaakiinkan diri bahwa Allah punya rencana baik.
Seruan untuk Imam Pengganti_
_____________________
"Tidak pak, saya mohon jangan beri tahu bapak." Ucap Rina dengan memohon.
Ruangan yang dingin dan suasana mencekam kini menguasai tubuh Rina, antara percaya atau tidak dia terjebak dalam situasi yang kurang tepat. Ruang kepala sekolah menjadi saksi betapa liciknya Gunawan.
"Saya bilang bu Rina tidak perlu melunasi hutang-hutang saya, tinggal menikah dengan Aldo anak saya." Ucap Gunawan menekan.
Aldo Pradipta, putra dari Gunawan pradipta yakni pemimpin perusahaan yang cukup terkenal di indonesia. usianya masih 27 tahun yang mempunyai julukan duda muda, karena istrinya meninggal karena kecelakaan.
Rina menatap foto yang diberikan oleh Pak Gunawan, beberapa kali ia menghadap ke atas agar air matanya tak luruh. Dia bukan wanita yang termakan oleh bentuk rupawan dan juga harta. Dia hanya ingin memilih hidupnya sendiri.
"Tapi pak saya bisa melunasi hutang saya segera, beri saya waktu." Pinta Rina.
"Atau kamu mau saya katakan ke ayahmu hah?" Ancam Gunawan.
Nyess..
Seseorang boleh merndahkannya, seseorang boleh memukulnya atau menyakitinya tapi tidak! jika ini menyangkut Bapaknya..Rina tidak akan membiarkan itu terjadi, Bapaknya baru saja proses pemulihan tentu saja aka syok jika mendengar ini.
"Apapun yang terjadi, nak kamu harus janji jangan menghutang..Hutang bapak sudah cukup banyak sekarang saja sulit untuk melunasinya."
Rina mengingat pesan Bapaknya dulu, jika sudah begini apa artinya dia akan menjual dirinya sendiri?
*********
"Tidak Dad, huft menikah sama dia?" Ucap seorang laki-laki meremehkan. Dilihatnya Gunawan mengangguk menandakan iya.
"No! Aku masih menyimpan nama marsya tidak ada yang lain." Ucap orang itu terlihat serius.
"Aldo sampai kapan kamu mau berstatus duda mudah hah?" Bentak Gunawan heran dengan putra satu-satunya.
"Daddy juga duda." Jawab Aldo enteng seolah tanpa beban walau sebiji tomat pun.
"Tapi Daddy sudah tua nak." Ucap Gunawan lirih.
Terlihat Gunawan yang tadinya mengepalkan tangan kini mulai terlihat seperti biasa. Ia pun sama, Yah sama sama duda namun dia sudah tua tidak mungkin ia akan menikah lagi. Sedangkan Aldo masih muda usianya pun baru 27 tahun.
"Lalu kenapa bukan Daddy yang menikah saja?" Ucap Aldo menjadi gamblang, sepertinya dia adalah sosok yang teguh pendirian.
Rina nampak binggung, rupanya Gunawan adalah sosok Ayah yang peduli namun tidak dengan Aldo yang tidak mau, biarpun begitu Aldo ini sosok yang di kejar-kejar oleh kaum hawa, tapi entah kenapa ia menolaknya.
"Dengar ya? suatu saat kamu akan tahu kenapa Daddy memintamu menikah dengan Rina." Ucap Gunawan tegas.
"Tap-" Ucap Aldo terputus.
"Dua hari lagi kamu menikah." Ucap Gunawan terdengar memaksa tanpa bantahan.
Rina membulatkan matanya sempurna, 2 hari? kenapa secepat ia bahkan masih ada nama orang lain yang ia idamkan.
"Ck!" Decak Aldo pergi dari hadapan Gunawan. Lain dengan Rina yang masih terkejut menikah dalam 2 hari.
Rina menatap punggung orang itu menaiki tangga, Gunawan tersenyum teduh seperti ada secerah harapan.
"Dia akan menurut, kamu siap-siap dalam dua hari ini, semua saya yang urus." Tutur Gunawan.
****
"Apa? Kamu nikah sama siapa? alamatnya mana pekerjaannya apa?" Tanya Syifa dari seberang.
"Pelan-pelan Syifa, kamu mau datang kan?" Tanya Rina.
"Tentu saja. Eh tapi kamu beneran cinta sama orang itu?" Tanya Syifa.
Rina sibuk dengan pemikirannya, Ternyata jika mencintai dalam diam belum tentu di persatukan di pelaminan, sama dengan perasaan yang pernah ia rasakan. Ia menyematkan nama seseorang di sepertiga malam.
Namun Rina adalah rina yang mengikhlaskan apa yang bukan miliknya dan menerima takdir yang di gariskan padanya. Menentang takdir sama saja melawan ketentuan Allah, jadi tidak ada yang lebih baik selain pasrah.
"Ck! Diem bae, yaudah aku bakalan datang sama Ayah Bunda sekalian deh. Assalamu'alaikum." Ucap Syifa antusias.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Rina.
******
Sementara di ruangan keluarga, sosok pria masih santainya melihat siaran channel televisi yang menjelaskan tenang berita seputar perusahaan. Tentu saja perusahaan Ridwan salah satu kategori tersukses.
"Wan wan kamu ini mau sampek kapan sendiri terus?" Ucap Arnold yang duduk di sebelah Ridwan.
"Siapa bilang?." Tanya Ridwan singkat.
"Lalu?" Tanya Arnold.
"Nih." Ucap Ridwan menunjukkan ciki ketela yang tengah ia makan sebagai teman menonton, Astaghfirullah ingin rasanya Arnold menipuk muka anaknya pakai telenan.
"Assalamu'alaikum." Ucap seseorang dari luar,
suara yang familiar itu hanya dimiliki oleh anak perempuannya.
"Wa'alaikumussalam masuk." Ucap Arnold.
Datanglah Syifa dan Fauzi, kemudian mencium tangan Arnold, untuk Syifa hendak menuju dapur menyusul Ayana.
"Nisa mana?" Tanya Arnold.
"Ikut Abi sama Ummi yah, aku nyusul bunda ya." Jawab Syifa.
"Abang ipar" Sapa Fauzi, namun seperti biasa dibalas Ridwan dengan deheman.
"Hm."
"Hey anak menantu lihat kakak iparmu yang katanya ngganteng ini belum kawin." Celetuk Arnold, Fauzi hanya tersenyum.
Jodoh itu kan ditangan tuhan, masalahnya hati tinggal memilih pikir Fauzi.
"Memangnya Bang Ridwan belum ada calon ya?" Tanya Fauzi polos.
"Tentu saja belum, mungkin kita perlu periksa Ridwan itu normal enggak." Pikir-pikir Arnold, menunduk-nunduk adalah hal yang dilakukan Fauzi.
"Sabar bang, InsyaAllah kalo usaha dan berdoa segera menyusul ke pelaminan." Ucap Fauzi ia tak enak kalau mau mengatakan hal yang menyakitkan.
Ridwan yang hendak menimpali jadi kesal karena ulah Ayah yang suka memojokkannya.
"Tapi harusnya Ridwan itu mencoba dulu buka hati." Potong Arnold.
Kriiiyuuk kriiyuuk kriiyuukk
Suara brisik Ridwan mengunyah kripik dengan kasar, agar telinganya tak mendengar permintaan-permintaan aneh. Fauzi dan Arnold hanya geleng-geleng.
"Ayah sama Bunda mau datang ke pelaminan temenku ngga?" Tanya Syifa tiba-tiba, diikuti Bunda Ayana yang membawa cemilan.
"Temen yang mana?" Tanya Bunda.
"Itu lhoh Arina, yang lama banget nggak ke sini." Jawab Syifa duduk di samping Fauzi.
"Boleh, nah tuh wan temennya Syifa dah pada nikah kok, kamu yang udah tua ini belum." Tanya Ayana. Ridwan memutar mata jengah, ia memilih diam. Ayana tersenyum sendiri sampai kapan putranya ini jomblo?
"Bang Ridwan mau ikut? Ikut yuk bang siapa tau dapet yang cantik-cantik di sana." Canda Syifa, namun seketika Ridwan berfikir sejenak masih dengan tatapan datar.
"Kata kang santri kalaupun jodoh itu ditentukan sang pencipta, kita sebagai manusia juga mesti berusaha untuk memilih yang tepat, lah Abang Syifa ini harusnya bisa milih dong,massa Syifa harus bikin surat lowongan lagi." Ucap Syifa enteng,
Fauzi tersenyum. Istrinya ini membuat abang ipar marah-marah, bisa di pastikan berminggu-minggu lalu Fauzi terkejut datangnya Ridwan yang menggerutu tak jelas.. Tentu saja karena Syifa menyebar berita Lowongan Istri.
"Jangan aneh-aneh dek, Abang bisa cari sendiri?" Ucap Ridwan bergegas pergi.
"Cari di mana? Tanya Syifa setengah berteriak.
" Uranus." Jawab Ridwan tanpa menghentikan langkahnya menuju kamar pribadinya.
Syifa mengerinyit heran, Abangnya ini sedang terkena tekanan mungkin karena sering ditanyakan pasal nikah bukan berkas-berkas.
"Dik, ngga boleh gitu ya sama Abangnya." Ucap Fauzi kasihan dengan Abang iparnya yang dilanda G++++ alias Galau galau galau galau galau.
Syifa hanya cengegesan, Arnold dan Ayana saling pandang dan tersenyum, seolah bangga mendapat menantu seperti Fauzi yang bijak serta adil dan juga pengertian jika mengenai perasaan manusia.
"Yasudah kita pulang Yah, Bund jangan lupa datang ke tempat ini, jangan lupa ajakin bang Ridwan hehe." Ucap Syifa diangguki kedua orang tuanya.
"Assalamu'alaikum." Syifa Fauzi mencium tangan Arnold Ayana.
"Wa'alaikumussalam."
-
-
Hayoo 😅
yang masih mode belum peka ini cerita gimana siih? pusing mikir..😌
ikutin terus, cerita slow going sekedar waktu luang.
Author butuh cetakan jempol kalian😌komen komen komen biar cepet up..
Salam dariku
Si Pemalas sejuta Impian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nurliah Kisarani Lia
lanjutttsss
2021-01-17
1
brshaaffn_18★HFN★
nyicil lagi kak 😅
semangat
2021-01-12
1
Rosni Lim
Semangat
2020-12-23
1