...Boleh bilang Benci, boleh bilang tidak akan mengenal Cinta.. Tapi lihatlah di titik kubu yang berbeda, karena diantara mereka terbesit kata Rindu dikala mengingatnya...
...-...
...-...
...Seruan untuk Imam Pengganti...
****
Masih dengan Rizky yang menunggu Ayah Bunda nya, Rina menyiapkan makan malam dan dilihatnya Ridwan sedang menyelesaikan berkas di sofa kamar.
"Ka Ridwan makan dulu." Ajak Rina tentu saja Ridwan hanya berdehem seperti biasa.
Rizky binar-binar dengan masakan Rina karena memang dia sangat lapar. Rina mengambilkan untuk Ridwan ini pertama kalinya mereka makan bersama. Rina sangat bahagia, semoga seterusnya seperti ini.
****
"Apa Ridwan berbuat kasar padamu nak?" Tanya Ayana, Ayah dan Bunda Rizky baru saja sampai dan kini mereka duduk di ruang tamu.
"Lihat saja kalau sampai dia berbuat kasar." Potong Arnold, ia tak mau putranya membuat kesalahan dan Arnold yakin putranya akan bucin suatu saat nanti.
"Enggak ko, ka Ridwan baik orangnya." Ucap Rina tak menghilangkan senyum seolah ia bahagia.
"Ayah Bunda." Ucap kedua putra mereka yang baru datang dari kamar.
Ridwan hanya bercium tangan dan tatapan datar tanpa ingin bertanya apapun, ia masih kecewa dengan Ayahnya. Arnold hanya memandang anaknya yang keras kepala, sebenarnya dia punya alasan tersendiri dulu.
"Yaudah kita pamit ya nak." Ucap Ayana.
"Hati-hati bund." Jawab Rina mencium tangan Ayana.
Arnold membisikkan sesuatu yang membuat Ridwan membulatkan mata.
"Udah cinta belum? jangan menyesal di suatu saat nanti kalau malam pertamanu mundur. Cepatlah sadar." Setelah itu ia menyusul Ayana yang sudah duluan.
Ridwan memaku di tempat,apa-apaan ini? benar-benar aneh bagi Ridwan. Beralih menatap Rina yang hanya tersenyum dengannya, wanita itu selalu tersenyum pikir Ridwan, sedikit demi sedikit Ridwan menerimanya.
"Ka Ridwan aku ngantuk." Ucap Rina.
"Tidur." Bener-bener lempeng.
"Tapi pengen sama kakak." Ucap Rina susah payah ia mengigit bibir bawah sambil menunduk.
"Gak." Datar Ridwan.
Rina menatap punggung Ridwan yang berjalan menuju sofa, Rina menghembuskan nafas kasar. Ia akan berusaha dekat dengan Ridwan, jika dulu Rina orang yang sangat anti lelaki kini ia harus belajar berjuang toh juga halal.
****
Pagi hari menyapa kedua insan di tempat yang berbeda itu masih terlelap dalam mimpinya. Ridwan mengerjapkan mata dilihat jam yang menempel di dinding, ia membulatkan mata.
05.00
Astaghfirullah dia belum sholat subuh, tatapannya beralih menatap Rina yang masih terlelap dalam tidurnya. Bagaimanapun juga Ridwan sosok imam sempurna bagi Rina, dan itu benar adanya.
"Na bangun." Datar Ridwan yang dibangunkan malah mengeratkan guling.
"Belum subuh lho." Ucap Ridwan membuat Rina langsung tersadar dari alam mimpinya.
Terkejut, itu yang Rina rasakan melihat jam nya, dan kini sosok Ridwan yang membangunkannya. Rina yang selalu jatuh cinta pada Ridwan karena hal ini.
Setelah wudhu kedua insan melakukan sholat subuh bersama, pertama kalinya. Rina ingin waktu bergerak lambat mendengar lantunan merdu dari sang imam.
Assalamu'alaikum warrahmatullah
Assalamu'alaikum warrahmatullah
Khusyu dalam zikir dan doa, Ridwan melihat tangan seseorang di sampingnya. Dia hampir lupa kalau punya istri! setelah berfikir lama Ridwan menerima tangan Rina.
Sesuatu benda kenyal menempel cukup lama di punggung tangan Ridwan, ada perasaan seperti tersengat aliran listrik dikala itu, ridwan menyunggingkan senyum nyaris tipis tak terlihat.
****
Di kantor
Ridwan yang sibuk berkutat dengan laptopnya, jas yang ia lepas dan kemeja yang ia gulung sampai lengan menambah kesan keren.
Tok.Tok.Tok
"Masuk."
Rian dan perempuan cantik itu memasuki ruangan, Ridwan menatap sekilas kemudian fokus dengan berkas. Mata wanita itu lancang telah terpesona dengan penampilan Ridwan.
"Bos ini, putri dari ceo A Group yang mewakili ayahnya." Ucap Rian sopan jika serius, Perempuan bernama selly itu menunduk hormat.
Ridwan menyilahkan mereka duduk, mulai berbicara tentang bisnis dengan tampang datar dan penuh wibawa Ridwan menyampaikan semua yang sudah menjadi kesepakatan dahulu. Wanita itu asik menatap mulut Ridwan yang terus berceloteh.
"Bagaimana?" Ucap Ridwan.
"A- oh itu saya setuju dengan jalan kerjanya." Ucap Selly, setelah dirasa cukup Rian mengantar selly untuk pergi.
Rian kembali bersantai di sofa Ridwan emang dasar pemalas geram Ridwan.
"Kenapa gak kerja?" Ketus Ridwan.
"Bentar lagi juga istrahat bos, nanggung." Astaghfirullah sebenarnya bosnya sapa siii? Ridwan mangguk saja emang bener-bener hih..
"Bos kelihatannya nona selly tertarik sama bos deh." Ucap Rian serius.
"Terserah." Satu kata yang menusuk itu Ridwan lontarkan begitu mudah.
"Ehem, guru cantik kemarin siapa?" Tanya Rian, tanpa jawaban dari bos nya.
"Wan gue perlu penjelasan." Ucap Rian menuntut
Hening beberapa saat, Ridwan memejamkan matanya dan mengepal tangan kuat-kuat.
"Istri gue."
"Uhuk uhuk." Rian batuk-batuk membuat Ridwan menghela nafas kasar.
Rian seketika duduk di depan kursi ceo, ia benar-benar kepo dengan bos papan telenan yang sudah menikah diam-diam atau jangan-jangan ia udah punya anak pikir Rian.
"APA??" Teriak Rian heboh.
"Ya Allah temen gue udah mencopot gelar Syibul jomblo nya." Gelar Rian untuk Ridwan, yang katanya sih orang yang tak peduli dengan kejombloannya tapi terkenal di tengah-tengah masyarakat.
"Biasa aja kali." Ucap Ridwan memijit pelipisnya.
"Jadi gimana ceritanya, lo tega bener gak curhat sama sahabat." Ini nih Rian yang kumat saat jam istirahat.
"Harus?" Ridwan menatap Rian malas karena temannya itu mengangguk seperti gerry siput kalau lagi pengen makan.
Ridwan bercerita tentang dirinya yang harus menggantikan sebagai imam pengganti, ia sangat benci dengan situasi itu yang membuatnya tak suka dengan keputusan sang Ayah. Lebih lagi dia sosok tak peduli dengan perasaannya.
"Heeemmm, jadi dia temen Reva juga dong." Jawab Rian binar-binar kalau sudah membahas sang istri jadi pengen cepet malam.
Ridwan menatap malas, "Tapi gue gak cinta." Seketika lamunan Rian pasal istri terhenti dan menatap selidik bosnya. Gak percaya!
"Benci?" Ridwan mengangguk membuat sekretaris menatap dalam si bos.
"Gue liat ada cinta di mata lo." Ucap Rian membuat Ridwan terkekeh.
"Gak ada, gue benci sama orang yang membuat masa depan gue hancur." Ucap Ridwan seperti menumpahkan segala kecewanya.
"Ehem, gue saranin bos lo ngga harusnya benci sama dia..Dan kau ini nggak tau pasal CINTA jadi jangan sok-sok an memutuskan sepihak, lagian ku rasa dia orangnya baik." Ucap Rian.
"Kenapa belain dia?" Ucap Ridwan ketus.
Rian nyerah deh nyerah karena bosnya ini benar-benar tidak peka perasaannya sendiri. Rian tahu betul, seenak dirinya membenci seseorang lebih lagi istrinya.
"Wan benci sama cinta itu saudara tiri, jika kamu memahami sifat satunya dengan tepat maka mereka akan cocok dan keduanya akan ada perasaan sayang yang terpendam." Ucap Rian bijak.
"Emang benci sama cinta ada KK nya ya?" Tanya Ridwan dengan bodohnya.
Rian benar-benar pasrah dan pasrah dengan tingkat manusia datar seperti Ridwan kenapa dia bisa bertahan hidup dengan orang seperti ini, parahnya gak peka soal rasa pula.
.
.
.
Salam dariku
Si Pemalas sejuta impian..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Eka
wkwkwkwkwk besok tak bikinin KK nya
2021-01-07
1
Vayyeit
iya , ada KK nya
ortunya sayang dan marah 🤣🤣🤣🤣
2020-12-31
2
uhuuuyyy
menarik ceritanya
2020-12-30
1