...Dia tidak hilang,dia hanya pulang pada rusuk yang semestinya.Meski kamu pernah jadi semestanya...
...-...
...Seruan Untuk Imam Pengganti...
......(Safira Riska)......
*****
Masih dengan Bos dan asistennya, hening sejenak Rian menatap lekat arah Ridwan yang tengah sibuk dengan berkasnya. Sedangkan Ridwan yang baru sadar di perhatikan kini menatap tajam Rian.
"Kenapa lo natap gue?" Tanya Ridwan risih. Sedangkan Rian cengengesan gak jelas.
"Gue mau nanya serius." Ucap Rian seraya melipat tangannya di atas meja, tentu saja Ridwan mendengarkan, terlihat dari tangan Ridwan yang meletakkan pulpen.
"Lo udah lakuin?" Tanya Rian membuat Ridwan tidak paham arah bicara sekretarisnya.
"Lakuin?" Ulang Ridwan.
"Yang di lakuin suami istri." Jelas Rian.
Ridwan menarik nafas dalam, jelas ia tau apa yang dimaksud temannya yang sudah menikah, bukan apa-apa Ridwan tidak pernah mengerti tentang perasaan.
"Gue gak cinta jadi gak lakuin!" Jawab Ridwan santai kembali menandatangani berkasnya.
Sebenarnya Ridwan tidak tahu perasaan apa yang membuat hatinya tergelitik dikala bersama Rina.
"Wan, lo peka gak sama diri lo sendiri?" Tanya Rian, "Bisa jadi lo udah cinta tapi gak sadar, cepatlah sadar." Ucap Rian menyarankan.
"Gue udah sadar, buktinya gue gak lagi tidur, berangkat kantor juga tiap hari dan bos teladan." Ucap Ridwan sekilas menatap ekspresi Rian yang menganga. Bukan itu maksudnya!!!
"Yang namanya tulang rusuk itu gak pernah salah, dia tidak pergi tetapi datang pada saatnya. Sejauh ini istrimu masih bertahan kan?" Tanya Rian dan di jawab anggukan.
Ridwan memutar otaknya, Rina selalu menerima perlakuan Ridwan yang nyaris kasar walau begitu dia tetap memenuhi kewajibannya sebagai istri, tapi Ridwan tidak ambil pusing itu semua.
****
Malam hari apatermen
Sosok berhijab itu memandang jendela luar yang terpajang gedung-gedung kota itu, kerlap-kerlip lampu menghiasinya
"Ngapain di situ." Suara seseorang yang baru saja pulang dari kantor. Rina memutar kepala menghadap suaminya lalu kembali menatap luar.
"Nunggu kakak pulang, aku kangen sama kakak." Ucap Rina berani, kalau ia diam Ridwan tidak akan tahu perasaannya, Syifa bilang Abangnya ini suka main logika.
"Dasar gadis gila." Ucap Ridwan datar, setitik harapan tidak pernah ia beri, lalu bagaimana istrinya bisa kangen? pikir Ridwan.
Rina berbalik menatap lekat mata tajam itu, Rina melihat Ridwan tengah lelah ingin rasanya ia menawarkan pijitan tapi Ridwan pasti akan marah-marah seperti kemarin-kemarin.
"Ka Ridwan kemarin bilang kalo Rina cewek murahan, matre! sekarang gila." Ucap Rina seolah terbiasa dengan kata itu. "Besok apa lagi? Gak bisa ya bilang 'Zaujati' ." Rina menatap penuh berani dan tersenyum-senyum.
"Gak!!" Jawab Ridwan datar.
Rina menunduk dan mengerucutkan bibirnya sepersekian detik ia menatap Ridwan dengan tajam juga. Ridwan menggeram ingin rasanya ia cemplungin Rina ke parit. Tapi jujur saja saat ini Rina terlihat menggemaskan di matanya.
"Mikir apa sih wan!" Rutuk Ridwan dalam hatinya, ia tak tahan dengan ekspresi yang istrinya tunjukkan.
"Yasudah." Putus Rina berbalik lagi menatap jendela.
"Punya suami kok kejam banget sedikit-sedikit galak dan marah-marah." Gerutu Rina pelan.
"Ngmong apa hah?" Bicara Ridwan keras membuat Rina takut-takut dan berbalik.
Rina takut dengan tatapan tajam Ridwan yang menusuk ke arahnya. Nyalinya mendadak menciut.
"Cuma bilang...Galak! hehe" Spontan Rina cengengesan dan berlari ke kamar lalu menguncinya dengan rapat, Ridwan membulatkan matanya.
"Oh jadi kamu pikir begitu? BUKA!!" Teriak Ridwan menggedor-gedor pintu kamar itu.
Kata dan teriakan Ridwan itu masuk ke telinganya, Rina memutar kuncinya, ia tahu sudah keterlaluan ke Ridwan. Ia berlari menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Ridwan menaik turun kan gagang pintu, ternyata sudah di buka. Ia mengedarkan pandangannya ke arah ranjang, yah Rina menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Angin dari mana Ridwan tersenyum tipis akan tingkah istrinya.
Untuk saat ini tidak ada lagi perasaan ingin melukai atau berbuat kasar, yang ada perasaan untuk melindungi gadis itu yang sekian lama sudah rapuh.
*****
Pagi hari, Rina terlambat bangun ia bergegas melaksanakan sholat subuh walau agak telat..Ia berjanji akan bangun lebih pagi besok, setelah wudhu ia menatap ruangan. Tidak ada Ridwan dimana-mana.
Rina segera melaksanakan sholat subuh setelah itu membaca Al-Qur'an sebentar.
Rina mengedarkan lagi pandangan ke segala penjuru ruangan. Dimana suaminya? tanya Rina dalam hati. Ia segera menyiapkan sarapan berharap suaminya pulang detik itu juga.
Secarik kertas berada di atas kompor yang di atasnya ada gelas. Rina tersenyum tahu surat itu dari siapa.
SAYA BERANGKAT KE LUAR KOTA ,
JANGAN CARI-CARI SAYA-_-
BY:MANUSIA
Rina tergelak dengan surat aneh dari suaminya, "Bisa gak sih dia bilang By suamimu, Astaghfirullah punya suami lempeng amat untung cinta." Ucap Rina tersenyum-senyum.
*****
"Bu Rina?" Teriak seseorang, Rina yang baru saja turun dari ojek melangkahkan kakinya, tak lupa dengan senyum yang mengembang karena surat dari suaminya tadi.
"Iya bu."
"Ini ada titipan." Guru itu segera berlalu. Rina menatap kotak itu bingung dari mana asal pengirim.
"Heyy pagi-pagi dah bengong." Ucap Ira.
"Enggak kok."
Ira geleng-geleng, sikap Rina itu selalu sopan menurutnya dibandingkan dirinya yang suka bertingkah. "Wah dapet kiriman?" Tanyanya menatap kotak terbungkus warna coklat.
"Aku nggak tau pengirimnya." Jawab Rina menatap Ira dengan takut, kalau itu teror gimana.
"Ya di buka dong, kalau gak di buka cemana bisa tau isinya." Ira menghembuskan nafas kasar, sama halnya Rina yang mendadak lola.
Rina hanya cengengesan sembari tangannya membuka kotak itu, ia berhenti tersenyum ketika tangannya memegang kertas.
"Dari pak Aldo, mbak." Ucap Rina lesu, Ira mengelus punggung Rina. Ia juga melihat ada secarik kertas yang tertulis di sana.
Jam tangan emas dan juga kertas tak lain berisi untuk menerimanya, sekalian meminta kencan. saat dibacakan Ira,
"Lhoh bukannya dulu dia nolak kamu ya?" Tanya Ira sedangkan Rina mengidikkan bahu, ia pening dengan keadaan seperti ini.
"Mbak, nanti sore temani aku ya ke kedai kopi itu," Ucap Rina memohon, tidak mungkin ia bertemu berduaan dengan laki-laki lain sementara statusnya sebagai istri Ridwan.
"Kamu menerimanya? kan kamu udah ada suami." Tanya Ira menebak, Rina menggeleng cepat. Baginya nikah itu sekali dalam seumur hidup dan mencintai orang yang sama.
"Enggak kok, aku mau kembaliin ini mbak, tolong temani ya.."
"Oke."
Tring tring, bel sudah berbunyi untuk Ira berlari ke gerbang mencatat siswa yang telat. Sedangkan Rina menuju kelas untuk mengajar.
...-...
^^^Oke baay^^^
^^^SALAM DARIKU^^^
^^^SI PEMALAS SEJUTA IMPIAN^^^
^^^(@Sfrarska018)^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊
2021-01-24
0
Fifin Hanifah
kutunggu Upnya thorr, semangatt...😍💪
2021-01-03
1
Eka (Ira) Senja Comel
semangat. up lg thor...
seeruuu
2021-01-02
1