...Mata bisa melihat, telinga bisa mendengar. Tapi berhati-hatilah apa yang kita lihat dan dengar belum tentu menjadi kebenaran.....
...-...
...Seruan untuk Imam Pengganti...
...(Safira Riska)...
****
Pagi hari apatermen, seperti biasa Rina bangun pagi menyiapkan sarapan dan secangkir teh hangat buat suami, setelah meletakkan di atas meja makan Rina bersiap untuk ganti seragam sekolah.
Ridwan yang sudah siap kini mulai menyantap sarapan yang di siapkan istrinya, tak bisa ia pungkiri masakan Rina sangat pas di lidahnya.
"Mau kemana?" Tanya Ridwan saat melihat Rina terburu-buru.
Deg
"Mau berangkat pagi." Ucap Rina menetralkan detak jantungnya yang sudah berlarian.
"Duduk, nanti saya antar." Ucap Ridwan datar seraya mengunyah nasi gorong.
Rina melebarkan matanya, apa tadi,? biasanya Ridwan tidak memintanya sarapan, atau suaminya sedang kesambet malaikat..Mm atau mungkin malaikat Ridwan sudah tidak tertukar.
Tanpa aba-aba Rina melaksanakan perintah suami. Surganya istri ada di suami. Hening, Ridwan tetap menyantap datar tanpa senyum ataupun berbicara.
****
Sesampainya di sekolah, Ridwan kini menggunakan motor sport rembo. Entahlah tanya Rizky yang memberi nama. Rina mencium punggung tangan suaminya beruntung sekolah masih sepi hingga tidak ada yang melihat dirinya bersama Ridwan.
"Cie di bonceng suami." Suara itu membuat Rina menatap samping, terdapat Ira yang meledeknya. Rina hanya tersenyum.
Rina dan Ira berjalan menuju kantor, tapi beberapa tatapan sinis ia dapat dari beberapa siswi dan beberapa guru yang sudah datang. Awalnya Rina memang biasa saja muridnya bertingkah. Tapi ada yang aneh.
"Ihh tuh, sok kalem banget ya." Ucap salah satu guru.
"Katanya guru agama tapi tingkahnya bikin malu saja."
"Iya ya harusnya dia malu dong."
"Statusnya aja sebagai guru Agama tapi akhlaknya."
Deg
Rina tersinggung karena mereka menyebut nama guru Agama, sebenarnya ada apa ini?
"Mbak ini ada apa?" Tanya Rina menunduk, Ira mengedarkan pandangan sinis ke arahnya..Bukan! tapi hanya Rina.
"Gak tau Rin, udah cuek aja." Ucap Ira, spontan Rina memegang tangan Ira hingga sang empu terkejut, tangan Rina basah dan dingin.
"Rin kamu gak papa?"
"Aku takut." Cicit Rina menunduk.
****
Seseorang mendorong bahu Rina hingga sang empu sedikit terhuyung ke belakang. Ira meluap-luap emosi dengan sikap guru itu.
"Ibu biasa aja dong!!" Cetus Ira. Sedangkan Rina menunduk saja, beginilah ia yang selalu diam seperti masalalunya.
"Ibu diem ya, suruh tuh temen ibu jangan godain semoa cowok di sini. Tampangnya aja sok kalem." Ucapnya sinis, saat itu juga Rina menetesakan air mata.
"Maksud ibu apa ya? jangan sok fitnah deh!!" Cetus Ira tidak terima sahabatnya di olok-olok.
"Dih liat aja di mading sana!" Ketus Ibu itu lalu pergi.
Rina memegang erat lengan Ira, takut dan gemetar kejadian beberapa tahun lalu kini kembali ia rasakan. Kenapa seolah kejadian itu terputar kembali. Demi apa Rina takut.
"Kita ke mading." Putus Ira yang memang penasaran.
"Ta-pi ak-ku takut mbak." Ujar Rina nampak semakin pucat, kejadian masalalu yang membuatnya menjadi gadis pendiam.
****
"Ya Allah ini fto suamimu dan kamu, lalu apa masalahnya coba?" Tanya Ira berbisik.
"Mereka belum tau mbak, gimana ini." Ucap Rina semakin khawatir, semua tatapan sinis terlontarkan di hadapannya, banyak yang mencaci dan menilai buruk.
Rina hanya menunduk seraya mengambil semua foto yang tertempel di mading, fotonya kemarin saat dirinya tarik-tarikan buku bersama Ridwan, masalahnya mereka belum mengetahui siapa Ridwan.
*****
Rina dan Ira berjalan menuju kantor, seseorang menarik paksa tangan Rina sedangkan Rina hanya mampu berontak tapi sayang tenaga lelaki itu lebih kuat di banding dirinya, Ira mengikuti langkah keduanya.
"Pak Aldo lepasiin.." Ucap Rina memberontak, Tapi Aldo tetap menarik tangan Rina mungkin pergelangan tangannya sudah merah.
"Pak lepasin sahabat saya." Kini Ira ikut bicara, Aldo menatap tajam Ira.
"Kamu diam atau saya pecat dari sini." Ucap Aldo sinis suaranya terdengar menyeramkan bagi siapapun, bahkan Ira langsung kicep.
Sesampainya di kantor, semua yang sudah datang menatap sinis pada Rina dan menatap takut pada Aldo. Suara bisik-bisik terdengar jelas di telinga Rina, ia hanya menunduk seraya mencoba melepaskan tangannya.
"KALIAN BISA DIAM!!" Perintah Aldo di hadapan para guru dan yang ada di kantor itu.
Sontak semua diam, dan Aldo menatap teduh Rina yang di hadapannya hanya menunduk. Ada senyum tipis di bibir Aldo. Apa yang akan ia lakukan? Rina takut terjadi apa-apa.
"Rina, saya mau kamu menikah lagi dengan saya." Ucap Aldo sukses membuat Rina membulatkan mata, bahkan terdengar bisik-bisik lagi.
"....." Tidak ada jawaban dari Rina.
"Saya tau foto ini di ambil karena tidak sengaja, jadi saya mohon menikahlah dengan saya, Saya sadar kamu wanita baik-baik. Dan tentang foto itu saya nggak peduli." Ucap Aldo, ia berlutut dan memegang benda merah.
"Ya Allah Rina harus jawab apa, kalo jawab udah punya suami siapa yang akan percaya. Aku takut kak Ridwan marah kalau aku jujur hiks." Batin Rina dengan gemetar dan air mata yang mengalir.
"Gimana Rina?" Tanya Aldo seolah dirinya tak peduli dengan tatapan semua orang.
"Sa...ya..Gak bi...sa..Pak." Jawab Rina terbata-bata, takut ucapannya menyinggung hati Aldo.
"Kenapa Rina." Aldo tidak terima dengan penolakan yang Rina berikan. Ia kesal tangannya mengepal hebat. Rina setia menunduk memilin ujung jilbabnya.
"Ohh atau semua yang di foto ini benar, kamu udah main sama donatur terbesar sini hah?" Kini Aldo berdiri dan menatap nyalang ke arah Rina.
"Cihh, saya pikir ini foto rekayasa, tapi nyatanya bener kamu emang wanita BUKAN BAIK-BAIK." Aldo menekan kata itu di hadapannya, Rina mendongak air matanya semakin banyak, ia sedih dan kecewa karena semua menganggapnya rendahan.
"Jawab, kamu udah main kan hingga gak mau saya nikahi, karena kamu sudah kotor! iya? Jawab Rina!!!" Teriak Aldo jika benar ia akan merutuki dirinya sendiri kenapa dulu ia harus kabur.
"CUKUP!!" Teriak Rina ia kesal, marah, sedih semua tidak ada yang tahu tentang dirinya, sejak kecil dia sudah menderita.
"Saya memang bukan wantia sempurna tapi jaga bicara bapak...Saya tau itu, dan saya bukan orang seperti itu.." Ucap Rina senggukan, ia tidak tahan, andai saja Ridwan satu lokasi dengannya.
Rina menunduk lagi, mengusap air matanya kasar, Ira memeluk Rina berusaha menenangkan. Aldo masih menatap Rina dengan tatapan kecewa dan juga menyesal membuat Rina menangis.
"Lalu kenapa tidak mau menikah dengan saya?" Suara nya terdengar parau nyaris pilu,,,
*****
...Up Niyeee...
...Segitu ajalah semoga ada yang penasaran wkwkw...
^^^SALAM DARIKU^^^
^^^SI PEMALAS SEJUTA IMPIAN^^^
^^^(IG: Sfrarska018)^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊
2021-01-28
1
triana 13
like
2021-01-09
0
HeniNurr (IG_heninurr88)
Like😍
2021-01-07
1