8.Kedatangan Rizky

...Ribuan datarmu tersimpan sejuta perhatian, mungkin ini mimpi bagiku tapi bagaimana denganmu, aku masih akan tetap berjuang agar hatimu tak sedatar sikapmu...

...-...

...-...

...Seruan untuk Imam Pengganti...

****

Awan hitam mengumpul di atas langit membuat para manusia menerka jika hujan sebentar lagi turun, para siswa yang sudah pulang beberapa menit lalu, dan kini para guru sudah bersiap untuk segera pulang.

Arina beberapa kali menatap atas tepatnya di depan gerbang menunggu ojek online yang baru saja ia pesan, wanita berkacamata bening itu beberapa kali melihat benda di pergelangan tangannya.

"Bu, ayo bareng saya." Ucap salah satu guru, Rina tersenyum dan menggeleng. Tidak mungkin ia akan diantar sampai apatermen.

"Nggak usah bu ira." Tolak halus Rina, tepat sekali bu Ira teman dekat Rina.

"Tapi ini sebentar lagi mau turun hujan lho bu." Ucap Bu Ira lagi keduanya menatap langit, entah kenapa ojeknya belum juga tiba.

"Bu Rina ayo bareng saya." Suara lelaki yang memunculkan kepalanya di kaca mobil. Yah dia Aldo, orang yang memilih kabur di saat pernikahan.

Rina menatap Aldo tak percaya, bisa-bisanya orang ini (sok) akrab dengannya jika kemarin memilih kabur dari pelaminan, apa yang terjadi pikir Rina. Jika disuruh memilih Rina memilih bareng Bu Ira.

"Maaf Pak, saya bareng Bu Ira aja." Ucap Rina segera duduk di jok belakang, membuat Ira yang belum siap sedikit oleng motor matic itu.

Tanpa mereka sadari di belakang mobil Aldo sudah ada mobil sport yang sedari tadi menunggu mereka menjalankan mesin. Ridwan dan Rian memperhatikan dengan tampang datar dramanya, apa tadi drama? yang benar saja wan wan.

"Yan kau turun dan pesan saja taksi online." Ucap Ridwan membuat Rian melongo.

"A-apa bos t-urun?" Ayolah Rian otaknya bekerja keras segera melakukan perintah si bos yang moodnya melebihi wanita itu, pikir Rian kesal. Ridwan berjalan menuju arah dua wanita tadi tanpa melihat arah Aldo.

"Ikut saya." Ucap Ridwan yang terdengar perintah, sontak Rina membulatkan matanya dikala mengenal suara itu. Jantungnya berdebar-debar tapi dia juga takut kalau suaminya memainkannya.

Ayolah Ridwan bukan orang seperti itu! Melihat Rina yang malah bertatap loading kini Ridwan menarik paksa tangan Rina membuat si pemilik tangan hanya pasrah dan ikut melangkah.

"Kamu harus jelasin ke saya." Batin Ira bergegas pergi. Aldo menatap bingung situasi tadi.

Rian mengucek matanya berkali-kali sadar atau mimpi dirinya ini, Astaghfirullah tapi beneran itu mobil bosnya mulai menjauh darinya, itu artinya? Nyataa.

"Lo harus jelasin ke gue bos." Batin Rian setengah kesal tapi jiwa keponya mengalahkan segalanya. Ojek yang baru datang dan bingung itu langsung di tumpangi Rian, malas kalau pesen lagi.

*****

Hanya hening yang tercipta diantara mereka berdua, terlihat Ridwan fokus pada jalanan dan Rina yang menatap luar jendela, tetes demi tetes air turun dari langit pertanda hujan. Beruntung dirinya bersama Ridwan suaminya, badannya sedikit tak enak dari semalam.

Sesampainya di apatermen Ridwan memarkirkan mobilnya, benar-benar hanya diam dan datar. Rina yang setengah takut mengikuti langkah Ridwan dari belakang.

"Bang Ridwan lama banget." Rengekan suara dari kejauhan, membuat Ridwan dan Rina menatap pemilik suara, dan yah Rizky dengan tampang kusutnya.

"Loh ky sejak kapan?" Tanya Ridwan heran, tumben abangnya nanya biasanya juga datar kayak papan berjalan pikir Rizky.

"Ini istrinya abang?" Bukannya menjawab Rizky malah bertanya. Ridwan sekilas menatap Rina yang di belakangnya, tanpa menjawab dan bergegas masuk.

"Hay kakak sahabatnya Ka Syifa." Ucap Rizky sambil dada-dada.

"Hay juga Rizky. Ayo masuk." Ucap Rina tersenyum.

*****

Masih dengan kedatangan Rizky secara mendadak katanya sih Rizky nunggu jemputan dari Ayah dan Bunda nya yang baru saja pergi entah kemana.

"Di minum ky." Ucap Rina dan memutar 45° menatap pintu kamar yang masih tertutup, padahal Rina membuatkan teh hangat.

"Kakak ipar mau aja ih nikah sama papan." Ucap Rizky tanpa ada rasa dosa. Di sini Rina yang beruntung karena mendapat sosok yang ia doakan, tapi bagaimana dengan perasaan Ridwan, yang jelas ia akan buktikan bahwa ia cinta dengan Ridwan sejak dulu.

Rina tahu jika kehadirannya tidak diinginkan suaminya, dengan waktu yang tidak tepat dan juga mungkin sosok seperti Ridwan sudah melupakan dirinya sebagai sahabat Syifa, yang Ridwan tahu tentangnya adalah keburukan.

Semoga suatu saat Ridwan melihat sisi baik dari Rina, pasti.

"Ternyata kakak ipar juga papan." Rajuk Rizky karena Rina hanya melamun.

"Mungkin, Allah sudah menggaris takdir kan kami." Ucap Rina.

Rizky mangguk-mangguk saja, Rina sedikit terhibur akan hadirnya Rizky yang selalu bikin seseorang gemas dengan tingkah konyolnya.

"Oh ya? Kakak ipar panggilan spesial Bang Ridwan apa?" Tanya Rizky yang mm sebenarnya mukanya itu muka polos. Rina hanya kikuk, dia tidak punya panggilan spesial, di terima sebagai istri aja belum.

"Em itu." Gugup Rina.

"Kakak ipar tau ngga?" Ucap Rizky serius.

"Enggak." Jawab Rina seadanya.

"Ikh Rizky kan belum cerita." Ucap Rizky, membuat Rina mengangguk saja.

"Lalu?"

"Kak Syifa sama kak Gus ipar itu bahagia sangat, kakak sama kak Ridwan jangan kalah." Ucap Rizky kenapa dia tahu? ya karena Rizky kerap menginap di rumah Fauzi. Mata kecil itu ternoda akan keromantisan kakaknya. Ck

"Semua orang punya porsi kebahagiaan masing-masing ky, kitanya aja yang harus pandai-pandai mensyukuri nikmat yang ada, bahagia itu pilihan tapi melihat seseorang yang lebih bahagia bukan berarti kita harus seperti mereka." Ucap Rina panjang lebar.

"Bisa jadi yang terlihat bahagia itu menyembunyikan ribuan luka, tapi kita tidak boleh mengeluh...Ada saatnya kita tahu bersyukur akan nikmat yang sederhana itu juga suatu kebahagiaan, contohnya kita menghirup udara." Imbuh Rina.

"Kakak ipar Guru ya?" Tanya polos Rizky, membuat Rina mengangguk saja. Padahal jelas Rina memakai seragam sekolah dan hanya cuci tangan tadi, Ridwan juga belum keluar dari kamar.

"Kak Rina tau pelangi terciptanya bagaimana?" Tanya Rizky.

Rina menjelaskan sesuai materi yang pernah ia pelajari dulu, Rizky yang dengar hanya menatapnya dengan tatapan ingin tahu.

"Paham?" Tanya Rina membuat Rizky menggeleng dan tercengir kuda.

"Lalu Rizky pahamnya yang mana?" Tanya Rina penasaran seberapa cerdasnya Rizky ini.

"Pelangi pelangi ciptaan tuhan." Ucap Rizky yang terdengar bernyanyi, jadi ceritanya Rina jelasin panjang lebar Rizky ngeblank.

Hening.

"Jadi kakak ipar panggil Abang Ridwan seperti apa." Tanya Rizky mungkin mau bikin catatan kali ya.

"..."

"Kak Syifa kalau panggil kak Gus ipar itu Kang suami lalu kenapa gak panggil Bang Ridwan seperti ekheem Kang Mas." Ucap Rizky tanpa dosanya, sebenarnya ini anak umur berapa si??

"Siapa yang dipanggil Ikan Mas ky?" Tanya seseorang yang sebenarnya sedari tadi memperhatikan keduanya.

"Ehh Kang Mas bukan ikan mas." Ralat Rizky dengan ketusnya.

"Hm." Deheman Ridwan, sedangkan Rina pergi ke kamar.

"Ish menyebalkan." Gerutu Rizky.

"Dek kalau kak Syifa sedang mesra-mesra'an kamu tutup mata sekaligus telinga ya." Saran Ridwan.

"Kenapa memangnya Bang?" Tanya Rizky bener-bener kepo.

"Gapapa." Jawab Ridwan menghempaskan ke kepoan Rizky, sabar ky sabar.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Rosni Lim

Rosni Lim

Selamat malam

2021-01-31

0

Thursday

Thursday

Mantapp

2020-12-30

1

Aas Yasaroh

Aas Yasaroh

perasaan ridwan pernah berdebar ketika bertemu rina dulu (di BCKS) sewaktu sering kerumah syifa ya, berarti sebenarnya ridwan itu suka ya sama rina🤔🤗🤗

2020-12-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!