19. Sulit!

...Saat saya meminta kepada pencipta, begitu banyak dan itu tentang nya? Tapi kenapa di depannya mulut saya tanpa kata?...

...-...

...-...

^^^.^^^

***

"Kak Ridwan." Panggil Rina lagi, Ridwan menghela nafas panjang tapi melangkahkan kakinya ke arah Rina yang duduk di sisi ranjang

Posisi inilah yang di benci Ridwan, ia merunduk terpaku akan kecantikan Rina tanpa kacamata bening. Gila ini jantung Ridwan selalu berdetak tak karuan, tapi dia tidak tahu perasaan apa yang ia alami.

"Kak." Rina mendongak tatapan mereka bertemu.

Seketika Ridwan berkedip, "Apa!"

"Sakit?" Tanya Rina perlahan tangannya mengelus dekat bibir luka tadi, pasti itu sangat sakit pikir Rina.

"Enggak."

Ridwan terpaku akan kelembutan Rina, karena istrinya tak pernah menuntut apapun sekalipun Ridwan berbuat kasar padanya,

"Aku obatin ya?" Tawar Rina langsung beranjak mengambil kotak P3K, Ridwan hanya menurut seperti bayi yang sedang terluka. Jujur saja luka seperti ini sudah biasa bagi Ridwan dulu selalu adiknya ,Syifa yang mengobati tapi sekarang...

Rina yang menemukan kotak itu segera menyusul Ridwan, dengan telaten ia mengobati luka. Entah siapa yang sakit tapi kenapa Rina meringis.

"Ssshh... sakit?" Tanya Rina fokus dengan lukanya, Ridwan ingin tertawa melihat wajah istrinya yang serius. Tapi dia suka,

"Saya yang sakit kamu yang meringis." Celetuk Ridwan dengan tampang datar, percayalah ia kini menahan nafas karena pipi Rina berjarak tipis dengan hidung mancung Ridwan.

"Hehe."

***

Setelah selesai mengobati luka kini Rina dan Ridwan duduk bersebelahan dengan jarak 1 meter. Kikuk dan canggung itulah yang di alami keduanya. Rina gerogi setiap melihat Ridwan dan kini bersanding dengannya?

"Ka Ridwan sibuk?" Tanya Rina tatapannya lurus ke jendela yang tampak gedung-gedung menjulang tinggi di sana.

"Gak, kenapa?"

"Rina pengen bicara." Ucap Rina kini memutar kepalanya menatap Ridwan dari arah samping, suaminya ini benar-benar tampan baik di lihat dari kanan, kiri, depan dan belakang.

"Bukannya sudah bicara." Sergah Ridwan yang memang tipe tidak suka basa-basi. Tapi Rina tak kunjung menjawab, Ridwan mengerinyit dan memutar kepalanya ke samping.

Tatapan mereka bertemu, Ridwan melihat Rina tak berkedip menatap dirinya dan anehnya kenapa Ridwan ikutan salting, ia tidak mau sinting mungkin lebih baik bilang...

"Kenapa tatap-tatap saya?" Ucap Ridwan mengalihakan pandangan, "Saya tau saya tampan!" Pede nya dengan sepenuh jiwa. Rina kesal kenapa Ridwan se narsis ini?

Hening...

"Nanya apa?" Itu suara Ridwan yang memecah keheningan.

"Ka Ridwan gak papa kalau semua orang tau hubungan kita?" Tanya Rina hati-hati.

Ridwan mencerna apa yang di maksud Rina, jelas dia tadi mengakuinya sebagai suami itu kata hatinya yang membuatnya mengambil langkah.

"Hm." Ridwan hanya berdehem, ia tidak suka seseorang menanyakan lagi apa yang barusan terjadi, ayolah Ridwan tidak suka pakai rasa, dia lebih masuk ke logika.

Rina menghela nafas berat.

"Kakak udah cinta sama Rina?" Ribuan mental Rina siapkan hanya untuk 5 kata itu. Ridwan diam tapi beralih menatap Rina yang tengah menatapnya, bolehkah Rina berharap 'iya'

"Memangnya harus yang namanya cinta dalam hubungan?" Pertanyaan polos muncul begitu saja dari Ridwan.

Rina mengaga, sebenarnya Ridwan ini manusia atau cagak sih? berdiri sendiri menopang berat rumah, mengingat Rumah tidak bisa berdiri tanpa cagak. Tidak pernahkah ia merasakan cinta? atau yang lainnya.

"Iya sih menurut Rina." Ucap Rina dengan wajah lugunya, fiks keduanya polos jadi gak usah saling menyalahkan!

"Lalu?" Tanya Ridwan.

Rina memejamkan mata, Ridwan harus tau tentang perasaannya sejak dulu. Selepas itu terserah Ridwan mau lanjut atau tidak, ia siap.

"Seb..Sebenarnya..." Rina mengutuk mulutnya yang susah hanya ingin mengatakan 'cinta' seolah tenggorokannya tersumbat batu besar.

Ridwan yang penasaran memasang telinga dan mata kuat-kuat entah bagaimana padahal semua organ nya sudah terpasang sejak di dalam kandungan.

"Sebenarnya.. Rina ci.." Ucap Rin terputus karen deringan ponsel Ridwan, ia menarik nafas dalam.

Drrt..Drrtt..Drrt

"...." Terlihat Ridwan serius saat mengangkat telfon, sesekali ia mengerinyit dan mengangguk.

"Hm.

"...." Suara dari seberang seolah marah-marah.

"Lalu?" Ucap Ridwan tembok, Rina ingin ketawa kalau yang di balik telfon pasti sangat kesal dengan Ridwan.

".... .... ...." Kali ini terdengar criwisan yang lebih panjang.

"Hm" Dan Ridwan hanya berdehem.

"...."

"Iya."

"..."

"Hm Wa'alaikumussalam." Ridwan kini melempar ponsel ke ranjang, ia teringat Rina yang hendak bicara.

*****

Rina kembali membeku saat Ridwan kembali menatapnya seolah melanjutkan kalimat terputus tadi.

"Sebenarnya ci?" Tanya Ridwan karena Rina tak bergeming.

Rina mengigit bibir bawahnya, ia harus mengatakan tapi kenapa susah sekali. Ridwan yang melihat gelagat aneh dari istrinya pun mengerinyit heran. Apa Rina gugup? pikirnya.

"Kenapa?" Tanya Ridwan, jarang dia mau bertanya kalau gak di tanya. "Saya ada urusan bentar lagi." Imbuhnya.

"Se.. Enggak jadi ka. Lain kali saja." Putus Rina, dari pada ia stroke mati rasa hanya ingin mengungkap lebih baik ia diam, semoga ia segera bisa menyatakan.

"Huft." Ridwan menghela nafas berat. "Yasudah saya berangkat." Ucap Ridwan berdiri di ikuti Rina yang mencium punggung tangan suaminya.

*****

Di sisi lain,

Pria setengah baya tengah memarahi habis-habis putra semata wayangnya, yang berani melawan Ridwan? siapa yang tak tahu Ridwan terlebih lagi Arnold?

"Daddy kecewa sama kamu do!!!" Teriak Gunawan keras.

"..." Aldo hanya membisu sesekali tatapannya kemana-mana pertanda ia tidak mendengar ucapan Gunawan.

"Sebenarnya otakmu itu isinya apa hah? sejak kapan kamu jadi anak brandal seperti ini?" Ucap Gunawan menohok.

Yahh Aldo tadi ke club dan balapan liar, sesuatu yang jarang, bahakan tak pernah ada dalam ajaran dan kehidupannya. Gunawan tersulut emosi.

"PUAS KAMU BIKIN MALU DADDY DI KANTOR ?? PUASS." Kini suara Gunawan naik ke oktaf tertinggi.

Aldo hanya menatap Gunawan sekilas ia terlalu banyak minum, sesekali hendak limbung dari posisinya yang berdiri. Ia jengah ia ingin tidur.

"Apa mau mu?" Ucap Gunawan kini dengan suara rendahnya. Aldo terkulai lemah tubuhnya tersandar meja, ia memejam kan mata.

"Aku mau Rina dad." Ucapnya setengah sadar dan merancau nama Rina.

Gunawan ingat betul putranya dulu menolak keras Rina!! Berita pernikahan Ridwan dan Rina sudah publik, dan Gunawan terkejut, harusnya dia tahu bahwa Aldo akan kembali ingin memilikinya, tapi terlambat sudah..

Gunawan tidak mau berurusan dengan keluarga Arnold.

"Kamu Gila do!! Dulu menolaknya dan sekarang..??" Ucap Gunawan memijit pelipisnya yang serasa berdenyut.

"Iya Dad, Aldo gila... karena Rina. Aldo nyesel sudah..batalin pernikahan nya."

"Rina harus kembali...sama Aldo dad." Rancauan Aldo.

Gunawan memapah Putranya ke kamar tamu dari pada menaiki tangga sudah pasti dia tidak akan mampu.

"Aku mau dia dad."

"Dia untuk aldo." Rancaunya lagi dan lagi, Gunawan menghela nafas ia menidurkan Aldo.

Setelah di rasa tenang Gunawan hendak berdiri tapi tangannya di cekal oleh putranya, ia melihat ada pacaran kesedihan dan harapan di sana.

"Daddy bawakan dia untuk Aldo." Ucapnya ia masih sadar sadar.

Gunawan menghempaskan tangan putranya kasar. "No, jangan pernah bermacam-macam dengan keluarga Ridwan. Daddy tidak akan bantu kamu." Ucap Gunawan setelahnya pergi dari kamar.

Setelah kepergian Gunawan Aldo tersenyum miring, kepalanya pusing tapi deringan ponsel membuatnya menahan kantuk yang melanda.

".... .... ....." Suara dari seberang sukses membuat seringai licik terpapang jelas di sudut bibir Aldo.

"Kerja bagus." Ucapnya kemudian menutup ponsel lalu melempar ke sembarang arah, dan mulai memejamkan mata.

"Tunggu baby kamu akan kembali kepadaku." Rancaunya.

Dan gelap mata itu terpejam, memang penyesalan terjadi saat di akhir. Dan saat penyesalan hadir jangan pernah melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri. Bagaimana rencana pria itu, yang jelas Aldo tetaplah si keras kepala.

.

.

^^^SALAM DARIKU^^^

^^^SI PEMALAS SEJUTA IMPIAN^^^

^^^(ig:Sfrarska018 follow yak)^^^

Terpopuler

Comments

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊

2021-02-15

1

Senja

Senja

aku datang Kaka, semangat ya

2021-01-10

1

Aas Yasaroh

Aas Yasaroh

si changgo kembali lagi ya thor..semangat rina perjuangkan cintamu, juga semangat buat author yg bisa bikin hati emak deg degan😀😘

2021-01-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!