5.Imam Pengganti

Allah benar-benar mendatangkan ia dalam kehidupan nyata. Bukan lagi harapan semu semata...Tapi Doa itu nyata adanya, untukku kini dan nanti,

Seruan untuk Imam Pengganti

_______________

Ridwan yang baru saja bertemu dengan klien kini mampir ke kantor sebelum berangkat ke pernikahan sahabat Syifa. Jujur saja Ridwan tidak ingat siapa saja teman Syifa karena sudah 2 tahun tidak berjumpa.

Dan di sini lah ia berjalan terburu-buru, namun OB yang mengepel lantai belum sadar kedatangan bosnya pagi-pagi, tanpa sengaja kaki OB menyampar tempat air hingga tumpah ke lantai, bersamaan Ridwan yang baru melintas.

Sreeeetttt

Brukkk

"Bisa kerja tidak?" Emosi Ridwan ingin segera mencakar wanita berjilbab atas dada.

"Ma-maaf Pak." Gugup Wanita yang tidak sengaja namun juga kagum akan pawakan Ridwan.

Tanpa sepatah kata pun Ridwan segera berlalu dengan tampang tajam datar bak parutan kelapa. Rian yang baru saja sampai karena di suruh membawa pakaian ganti untuk bosnya.

"Nih bos." Aihh gak ada sopan-sopannya ni bapak.

"Hm."

Rian selalu sabar dan terus sabar akan jawaban Ridwan, menguras emosi jika diladeni memang dasarnya bos selalu benar.

"Em kenapa basah kuyup?" Tanya Rian setelah melihat Ridwan keluar dari kamar mandi.

"Terpeleset." Jawab Ridwan seperlunya, Rian mendengus kesal.

"Huff...Biasanya orang terpleset ituu.." Sengaja Rian menggantungkan kalimat, benar saja Ridwan melirik arah asistennya yang bermimik serius duaribu rius. Namun Rian masih enggan mau bicara.

"Kenapa?" Singkat Ridwan mengangkat alis.

"Terpeleset itu akibat kurang hati-hati atau berlebihan berat badah, tapi ku rasa kau bukan orang yang ceroboh, jadii mmm ..." Ucap Rian menguras ke kepoan si bos.

"Jadi.." Sambung Ridwan geram plus kesal.

"Mungkin itu terjadi karena tidak lengkapnya tulang rusuk sehingga rapuh dan mudah terjatuh." Jawab Rian tertawa-tawa.

Bug!

Satu berkas mendarat di kepala Rian. Giliran Ridwan mengejek arah asisten ngeselinnya seumur-umur.

"Otakmu sudah waras belum, kebanyakan bucin itu juga tidak baik bagi kesehatan otak." Ujar Ridwan, seketika Rian langsung berlari menuju pintu.

"Ellah iri bilang bos, belum pernah ngerasain punya istri sih, saya jamin si bos kalau dah bucin melebihi dunia bahkan tata surya sekalipun." Ucap Rian segera menutup pintu, tanpa peduli dengan keadaan bosnya yang kurang ramah itu.

******

Sosok Gadis bergaun pengantin tengah duduk di depan kaca rias, benarkah ia akan menikah? Tapi semua ini nyata bukan semu.

"Wah cantik sahabatku." Ucap Syifa yang ngeloyor masuk.

"Bisa aja Fa." Jawab Rina tersenyum.

Suara ribut-ribut dari luar membuat Rina dan Syifa melirik arah pintu, dengan tatapan binggung.

"Ada apa rin?" Tanya Syifa dibalas gelengan oleh Rina sebenarnya ada perasaan aneh dalam diri rina, tanpa menunggu Syifa menuju tempat akad akan berlangsung.

"Batal?"

Deg!

Syifa menuju kamar Rina untuk menenangkan sahabatnya, ia tahu jika Rina tengah terpukul akan keadaan.

"Kenapa aku Fa, kenapa takdirku seperti ini hiks, kenapa harus memaksa jika anaknya kabur." Syifa memeluk erat sahabatnya.

*****

Aldo yang tadinya sudah siap di acara mendadak pergi tanpa permisi bahkan Gunawan kesal dan malu sendiri akan ke ego an anaknya, ini benar-benar kacau. Malu sama tamu malu sama Rina dan calon besan.

Banyak orang berkata pedas seolah ada rasa kesal senang, para undangan guru-guru bahkan tetangganya sudah pergi karena Gunawan mengumumkan batalnya pernikahan.

"Pak saya benar-benar minta maaf, saya janji akan kembali membawa anak saya." Ucap Gunawan kepada Ayah Rina.

Pak Mardi diam seribu bahasa, putrinya bilang jika kemarin mereka saling cinta. Tapi kenapa si pria kabur? Banyak pertanyaan yang keluar di kepalanya. Sudah dipastikan keluarganya akan menjadi bahan gunjingan, terutama Rina.

"Saya mohon maaf Pak." Ucap Gunawan lagi.

Pak Mardi tersenyum bijak, ia tahu di sini ada keganjalan tapi sekuat tenaga ia tahan sesak di dadanya.

"Tidak apa Pak, saya paham." Kalimat itu muncul dari mulut Mardi.

Gunawan memerintahkan anak buahnya mencari keberadaan Aldo. Sedangkan Arnold masih di luar melihat gerak-gerik Gunawan. Yah saat ini Arnold sudah tahu akar masalahnya.

"Saya tahu, Pak Gunawan Pradipta dan saya ingin anda bebaskan Rina, hutang-hutangnya akan saya tebus." Ucap Arnold tajam.

Siapa yang tak kenal dengan Arnold mafia insyaf pemilik perusahaan terkenal di Amerika bahkan cabangnya berada di berbagai negara. Anehnya Gunawan hanya menunduk hormat,

"Silahkan anda pergi," Ucap Arnold.

"Pe-remisi pak." Pamit Gunawan, sembari membungkuk hormat, tidak ada yang tahu isi hatinya.

Brumm bruum brumm

Motor sport merah itu memasuki area tempat akad, satu kata yang tepat dalam acara ini.

Sepi

Dimana orang-orang pikir Ridwan menatap kanan kiri berjalan dengan datarnya. Memasuki ruangan yang hanya ada beberapa orang.

Ayah, bunda, adik ipar, pak penghulu dan siapa lagi entah seperti wali mempelai.

Arnold tersenyum melihat putranya, namun tunggu senyum itu???

"Wan kamu gantikan mempelai pria." Ucap Arnold spontan, membuat semua tercengang terutama Mardi.

Ridwan yang tadinya datar kini rahangnya mengeras, tatapannya horor ke arah Ayahnya, mata tajam itu siap menerkam mangsanya. Tapi Arnold memasang wajah santainya.

"No! Ayah jangan kira ini permainan bodoh. Gak Ridwan gak suka." Ucap Ridwan menatap tajam Arnold, tak peduli dengan adabnya, yang jelas ia marah.

"Keputusan Ayah sudah bulat," Ucap Arnold.

"Ridwan gak kenal." Horornya Ridwan, Sang bunda yang tadinya diam kini tahu arah bicaranya.

"Wan, Turuti Ayah ya nak, kamu jadilah pengganti...Jadilah imam pengganti nya." Ucapan lembut Ayana.

Ridwan pastikan ini rencana Arnold, ia akan membenci ayahnya sendiri. Difikir menikah adalah permainan? Ia tidak akan bisa menolak permintaan bundanya.

Dengan langkah kesal, datar, horor dan tajam Ridwan menduduki tempat akad berlangsung, Arnold dan Ayana saling pandang tersenyum lega. Fauzi menatap binggungnya.

"Hidup saya hancur."

Dengan penjelasan Arnold sesuai caranya, ayah si Rina luluh, akad pun berlangsung dengan penghulu yang mulai memerintah Pak Mardi menjabat tangan mempelai pengganti.

******

SAH

Satu kata itu yang cukup mampu terdengar di telinga Syifa dan Rina. Bukankah pernikahan tadi batal? Lalu apa ini...

"Nak ayo keluar." Ucap Ayana lembut, Syifa ingin bertanya tapi urung. Mengikuti arah mereka.

Dengan langkah gemetar Rina duduk di samping mempelai pria, perlahan tapi pasti Rina menatap suami sah nya, terkejut.

Deg

Ada perasaan senang di hatinya, ia bersanding dengan sosok yang selama ini ia doakan. Apa ini yang dinamakan jodoh?

Imam penggantinya adalah orang yang ia hadirkan di setiap doanya, ada rasa senang dan syukur di hatinya. Namun bagaimana dengan Ridwan yang hanya acuh tatapan tajam dan bercetak horor, Rina takut akan itu, Apa ini yang dinamakan takdir?

-

-

-

Gimana suka ngga sama ceritanya☺ emang alurnya gitu kok😂

jangan lupa di Like, terus vote dong,,komen harapan kedepannya?

Mau next gak.

komen komen komen...

Salam dariku.

Si Pemalas Sejuta Impian.

Terpopuler

Comments

Idah Idah

Idah Idah

suka bgt 👍👍

2022-08-20

0

VaLe~

VaLe~

5 like

semangat
jaga kesehatan kak

2021-01-24

0

Nurliah Kisarani Lia

Nurliah Kisarani Lia

like....

A MAFIA'S LOVE FOR A MUSLIMAH 🙏😊

2021-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!