10. Penasaran

...Dia memang datar, Tapi perhatian kok:)...

...-...

...-...

...Seruan untuk Imam Pengganti...

***

Kini kedua guru yang sudah usai menunaikan kewajibannya hendak makan siang, Rina sudah terbiasa bersama Irana guru BK. Para siswa ada yang masih melaksanakan sholat dzuhur dan sebagian ada yang mengantre di kantin.

"Siang bu." Sapa siswa ketika berjumpa dengan guru.

"Siang."

Kini Rina dan Ira sedang berada di meja makan bersama guru lainnya hanya saja tempatnya berpisahan.

"Jadi Pak Ridwan itu siapanya bu Rina?" Tanya Bu Ira yang memang penasaran.

"Eng- itu cuma teman." Ucap Rina bohong, ia harus menyembunyikan kebenarannya.

Ira menatap penuh selidik, wanita berusia 25 tahun itu tidak percaya dengan gerak gerik Rina, dari sorot matanya yang kemana-mana membuat Ira tidak percaya.

"Kita ini bukan hanya sekedar temen kerja, aku udah anggap kamu sebagai adikku." Ucap Ira serius.

Rina mendengus pasrah, tangannya mengaduk-aduk nasi dan sayur yang ada di depannya.

"Baiklah aku akan cerita, tapi janji rahasiakan ini." Ucap Rina.

"Iya,.Janji." Ucap Ira tersenyum.

"Sebenarnya Pak Ridwan adalah suamiku." Ucap Rina menunduk dan terbata-bata.

"SUAMI?" Ucap Ira keras.

"Sssttt..Ya ampun mbak ira jangan kenceng-kenceng malu diliatin." Ucap Rina menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Benar saja semua mata tertuju pada kedua orang itu, membuat Ira merutuki dirinya yang benar-benar ceroboh. Memang kalau saat berdua Rina memanggil Ira sebutan Mbak dan Ira memanggilnya Dek.

"Ehehe maaf-maaf." Ucap Ira yang bisa tercengir.

Hening

"Emh dek kenapa kamu rahasiain ini?" Tanya Ira penasaran. Rina menarik nafas dalam ia mulai bercerita tentang dirinya yang di tinggal kabur dan muncul Ridwan sebagai imam penggantinya.

"Wah kamu beruntung, aku pertama kali ketemu Pak Ridwan sih udah suka tapi kalau dia udah punya kamu ya aku malah seneng, dia ada di orang yang tepat." Ucap Ira sambil menepuk bahu Rina.

Banyak orang luar yang menginginkan suaminya, tapi Allah menyandingkan Ridwan untuknya..Baiklah kini Rina harus mempertahankan rumah tangga mereka.

****

Sore pun tiba

"Bos nggak jemput istri?" Tanya Rian menatap Ridwan sekilas lalu fokus dengan jalan.

"Gak." Jawab Ridwan seperti biasa, rian menghembus nafas kasar.

"Lalalalalala lalala lalala." Rian bernyanyi mengikuti lagu yang ia setel, ridwan menatap tajam sekretarisnya nyanyi sih boleh tapi nggak gitu juga kalik. Sedangkan yang ditatap hanya pura-pura tak tau.

"STOP!!!" Perintah Ridwan membuat Rian mengerem dadakan, untung nggak terbentur.

Ridwan langsung turun tanpa sepatah kata pun, Rian harus berteriak kalau gini.

"Mau ngapain?" Teriak Rian tanpa keluar.

"Kau duluan saja." Ucap Ridwan memasuki pesantren, Rian langsung tancap gas ia sudah rindu dengan rumah.

*****

Ridwan mengikuti langkah wanita dengan tatapan datar berwibawa seperti tidak ada perasaan was-was. Namun sayang jejak si wanita lolos dari incaran si Ridwan, ia melihat sekeliling namun nihil.

"Ka Ridwan?" Ucap seseorang membuat Ridwan memutar tubuh 90° dan perempuan berkaca mata bening tengah menatapnya dengan binar tangannya sudah menyodor meminta salim.

Yah dia Arina Anjani, tadi Rina terpaksa di antar Aldo berulang kali Rina menolak namun aldo tetap memaksa, dengan berat hati ia menyetujuinya. Ridwan yang tadinya lewat terbesit penasaran di otaknya. Seolah mendapat dorongan untuk menyusul istrinya.

Rina menurunkan tangannya karena Ridwan tidak membalasnya hal itu tidak membuat Rina memudarkan senyum cerahnya.

"Ngapain di sini?" Tanya Ridwan.

"Udah biasa kok, aku ngajar materi tambahan di sini." Jawab Rina tersenyum.

Ridwan tak sengaja menatap senyum Rina yang tulus, ada desiran aneh yang merambat di seluruh tubuhnya. Entah itu perasaan apa.

"Ka Ridwan ngapain di sini?" Tanya Rina membuat Ridwan tersadar ia langsung memalingkan wajahnya.

"Mau ngajar bela diri." Ucap Ridwan berlalu, bohong!!, ia sudah lama tidak mengajar di pesantren karena pekerjaannya menuntut untuk sibuk. Biarlah kali ini ia mengajar dari pada ketahuan penasaran sama perempuan yang ia anggap matre.

Rina menatap punggung Ridwan, senyumnya terus mengembang andai saja ridwan datang untuknya. Namun itu hanyalah andai yang belum tentu tergapai.

****

Malam hari Apatermen

Rina mondar-mandir seperti mandor yang tengah kebingungan, Ridwan tadi di pesantren sempat izin bertemu dengan Fauzi adik iparnya, tapi sudah jam setengah sebelas belum nampak muka datarnya.

"Ka Ridwan kok belum pulang, hoaamm." Rina menepuk-nepuk mulutnya. Ia suka kopi tapi akhir-akhir ini perutnya kerap sakit hingga membuatnya berhenti meminumnya.

Dengan mata yang sudah sipit itu Rina terlelap di kasurnya,

Ceklek

Pukul 23.00 Ridwan baru sampai di Apatermen badannya serasa remuk semua, sudah lama tidak berlatih fisik. Tatapannya jatuh pada putri tidur yang ada di kamar.

Ayolah tidak mungkin dia amnesia kalau sudah punya istri? Ridwan menatap ranjang king size nya. Setelah membersihkan dirinya di kamar mandi.

Badannya menuntut untuk istirahat di kasur empuk menggoda bagi Ridwan, biar kali ini saja ia tidur bersama istrinya. Ia berniat akan bangun lebih awal dari pada Rina.

"Semoga gue bangun cepet, kangen kasur." Batin Ridwan setelah itu berdoa.

****

Suasana yang begitu dingin membuat Rina betah menutup matanya, ini sudah pukul 03.00. Rina merasakan benda berat menopang di perut dan kakinnya.

Deg.Deg.Deg

Jantung Rina berdetak lebih kencang, ia memejamkan mata kuat-kuat, ini bukan kisah yang kayak di novel-novel itu kan? dimana gadis perawan akan tertidur atau dijebak bersama lelaki asing.

Kepala Rina menoleh arah kiri, benda lembut dan kenyal itu menempel di dahi Rina jangan tanya si jantung sudah mau copot, tatapan awal pada dada bidang kini Rina mendongak.

Hidung mancung alis tebal dan mata yang masih terpejam nyaman, itu yang Rina lihat. Ia mengukir senyum lebar pagi yang indah bagi Rina.

"Enggh." Lenguh Ridwan seolah mencari tempat ternyaman di sana, semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya Allah jantungku." Batin Rina menahan nafas ia memilih memejamkan mata mencium aroma maskulin suaminya, Ridwan memeluk Rina seperti guling,

"Astaghfirullah." Ridwan mengerjab kenapa dia keblabasan!! Spontan ia melepas pelukan erat yang ia kira guling, salah! bahkan ini lebih nyaman dari guling.

"Semoga masih tidur, semoga masih tidur, semoga masih tidur, semoga masih tidur." Bukannya baca doa sesudah tidur, ini malah baca mantra,ck.

Lagi dan lagi desiran aneh sempat menjalari tubuhnya saat tersadar memeluk Rina, ia menatap kembali Rina "Semoga masih tidur." itu isi hatinya.

"Sampai kaget banget gitu ya?" Rina hanya membatin, lebih baik pura-pura tidur dari pada melihat tampang datar suaminya.

Rina merasakan kasur bergoyang ia melirik sekilas menatap punggung Ridwan yang menuju sofa, bibir Rina tertarik sedikit tersenyum akan tingkah Ridwan, Rina memegang dahinya yang tertempel benda lembut tadi.

"Ya Allah semoga Ka Ridwan bisa segera nerima Rina." Batin Rina, Ia harus segera pura-pura bangun bangun tidur untuk sholat tahajud.

Sementara Ridwan masih berfikir dengan otaknya sendiri apa yang sudah ia lakukan? dia benar-benar pusing. "Semoga masih tidur."

Mata Ridwan mengarah pada sosok yang berhijab memasuki kamar mandi dengan jalan seperti baru tersadar dari tidurnya.

"Semoga dia tidak menyadari"

"Tenang wan tenang dia tidak akan sadar.. Oke! santuyy kata orang..tapi gue pilih sate aja. Tenang-tenang dia tidak sadar." Gumam Ridwan menenangkan diri.

.

.

Salam dariku

Si Pemalas Sejuta Impian

Terpopuler

Comments

Thursday

Thursday

like

2021-02-06

1

Rosni Lim

Rosni Lim

Semangat

2021-01-31

0

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Neng Yuni (Ig @nona_ale04)

Bom like mendarat kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊

2021-01-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!