SEMBILAN BELAS

"Halo, Leo. " Rico bicara dalam sambungan telepon.

"Pak Rico lagi di mana?" tanya Leo.

"Di Cafe H2." jawab Rico.

"Sudah lama saya tidak ngecek ke sini." kata Rico lagi.

"Baik Pak, sebentar saya sampai sana. " kata Leo.

"Oke Leo. " Rico mengakhiri sambungan telepon.

"Selamat sore, Pak Rico. " sapa Helena, wanita cantik, berusia 35 tahun, manager cafe H2.

"Sore Helena. " Rico duduk di sofa di sudut ruangan.

Sore itu cafe belum ramai, hanya ada beberapa orang pengunjung.

"Sudah lama sekali Pak Rico tidak berkunjung ke sini. " kata Helena yang duduk di samping Rico.

"Iya Helena, ada banyak kesibukan, jadi baru sekarang saya sempat ke sini. Bagaimana keadaan di sini?" Rico menggeser duduknya, karena Helena duduk terlalu dekat dengannya.

"Omsetnya sudah naik, bahkan lebih dari dua kali lipat. Menu-menu juga ada tambah beberapa jenis. " kata Helena.

"Pak Rico mau pesan apa?" Helena memberikan daftar menu pada Rico.

"Arancini dan maraschino." Rico mengembalikan daftar menu pada Helena.

"Baik Pak, sebentar saya order. " kata Helena beranjak ke meja order.

"Tunggu sebentar ya, Pak. " Helena duduk kembali di samping Rico.

Tak lama pesanan Rico datang.

"Terima kasih. " kata Rico pada pelayan yang mengantar pesanannya.

"Sama-sama Pak. " jawab pelayan cafe.

Rico mencicipi makanan yang di pesannya.

"Maaf Pak. " Helena mengambil tisue dan membersihkan sisa makanan yang menempel di sekitar mulutnya.

Rico terkejut dan langsung memegang tangan Helena.

"Kenapa Rico?" tanya Helena. Rico melepaskan tangan Helena.

"Kenapa kamu sekarang beda? Kamu seperti menjaga jarak denganku. Sikapmu kaku sekali. "

Rico dan Helena memang sudah lama sekali berteman, mereka sangat akrab, bahkan Rico pernah menyatakan cintanya pada Helena, tapi Helena mengulur-ulur waktu untuk menjawabnya, karena tanpa sepengetahuan Rico, Helena sudah memiliki kekasih.

Sampai akhirnya Rico bertemu dengan Brigitta, dan Rico tidak pernah menghubungi Helena lagi.

"Kamu masih menunggu jawaban aku kan, Rico?" Helena menatap wajah Rico dan meraih tangan nya.

"Iya Rico. Aku mau jadi istri mu. " Helena menangkup wajah Rico.

"Tapi Helena... " Rico memegang tangan Helena.

"Jangan bilang kamu sudah berhenti mencintaiku. " kata Helena.

"Kamu sudah berjanji untuk menunggu jawaban ku. Sekarang aku sudah jawab. Kamu nunggu apa lagi? Ayo kita menikah." Helena kembali menangkup wajah Rico dan mengecup bibirnya. Lama mereka berciuman, sampai akhirnya Rico mendorong tubuh Helena.

"Kamu kasar sekali Rico. " Helena terkejut.

"Maaf Helena, aku tidak bisa bersamamu lagi. Aku sudah memiliki kekasih, dan kami akan segera menikah. "

"Jangan kejam padaku Rico, kamu yang sudah membuat aku mengambil keputusan ini. Aku jauhi laki-laki yang dekat dengan ku, karena aku lebih memilih mu. Jangan buang aku Rico. " Helena memeluk Rico.

"Aku tidak membuangmu, kita tetap berteman, dan kamu tetap bisa kerja di sini."

"Kamu cantik Helena, kamu baik, pasti banyak laki-laki yang suka padamu. "

"Tapi aku mencintaimu, Rico. Yang aku inginkan cuma kamu. " Helena mengecup bibir Rico lagi, dan tangan nya membelai dada Rico.

"Selamat malam Pak. " tiba-tiba Leo sudah berdiri dihadapan mereka. Rico dan Helena terkejut.

"Hai Leo, apa kabar?" Helena menyapa Leo.

"Maaf sudah mengganggu kalian. " kata Leo sambil menatap Rico dengan tajam.

"Tolong tinggalkan kami, Helena. Ada yang mau kami bicarakan. " Leo duduk dihadapan Rico. Helena pun meninggalkan mereka.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Leo. " kata Rico.

"Yang saya lihat sangat jelas, dan bukan halusinasi. " Leo tetap menatap Rico.

"Kamu mau semuanya berantakan lagi?" tanya Leo tajam.

"Tapi Helena menagih janjiku. Dia menjawab ajakan menikah ku. Aku harus bagaimana?"

"Bilang sama dia, kamu sudah punya Brigitta."

"Sudah.Tapi dia memaksa, dia ingin segera menikah dengan ku." kata Rico bingung.

"Kamu musti tegas. Jangan dicium terima aja, malah menikmati. " Rico tersenyum.

"Seperti dapat rejeki nomplok ya?" goda Leo. Senyum Rico semakin lebar.

"Kalau memang tidak mau sama dia, sekarang kita pergi dari sini." kata Leo langsung berdiri. Rico pun ikut berdiri.

Melihat Rico dan Leo berdiri, Helena segera menghampiri.

"Sudah mau pergi?" tanya Helena.

"Iya Helena, kami ada urusan yang mesti diurus. Kami pergi dulu. " kata Leo.

"Baiklah. Hati-hati di jalan. " Rico dan Leo segera keluar dari cafe itu.

****

"Terima kasih Leo. " kata Rico saat turun dari mobilnya. Mereka baru tiba di rumah Rico, dengan mobil masing-masing.

"Sama-sama." kata Leo. Kemudian mereka melangkah masuk ke dalam rumah.

"Halo Sayang. " Rico duduk di sebelah Brigitta yang sedang duduk di ruang tengah.

"Hai Papi... Hai Pak Leo... " sapa Brigitta.

Rico mengecup kening Rico.

"Selamat malam, Bu Brigitta. " jawab Leo yang duduk di hadapan mereka.

"Bagaimana harimu? Aku rindu sekali sayang." dipeluk nya Brigitta dengan erat.

"Hari ini cukup melelahkan, tapi menyenangkan. " kata Brigitta

"O ya? Kenapa menyenangkan? Kamu dapat hadiah?" Rico memperhatikan wajah Brigitta.

"Aku senang karena tugas-tugas ku selesai dengan baik, dan besok aku akan pergi bersama Papi. " Brigitta memeluk Rico, dan mencium pipinya. Rico tersenyum.

"Kok ada bau parfum yang berbeda, dan ini sangat mencolok sekali baunya. " kata Brigitta dalam hati.

"Maaf Nyonya, makan malam nya sudah siap." kata Bu Asih.

"Iya Bu. Terima kasih. " kata Brigitta.

"Ayo kita makan dulu. " ajak Brigitta yang langsung menggandeng Rico menuju ruang makan.

Selesai makan Rico dan Leo kembali ke ruang tengah dan ngobrol di sana, sedangkan Brigitta membantu Bu Asih merapihkan meja.

"Teh dan pudingnya Tuan. " kata Bu Asih sambil meletakkan teh dan puding di meja.

Jam sembilan malam Leo pun pamit pulang, dan Rico masuk ke kamarnya untuk mandi.

"Aku bantu siapkan baju-baju Papi untuk pergi besok ya. " kata Brigitta, saat Rico keluar dari kamarnya.

"Iya Sayang. Papi ambil laptop di ruang kerja dulu ya. " kata Rico sambil mengecup kening Brigitta, lalu menuju ruang kerja nya. Brigitta pun masuk ke dalam kamar Rico.

Terlihat baju kotor Rico masih di atas tempat tidur, dan Brigitta mengambilnya hendak menaruhnya di tempat baju kotor. Tapi Brigitta teringat bau parfum yang terciumnya tadi. Spontan Brigitta mengendus baju kotor Rico.

"Lipstik siapa ini? Ini bukan lipstik ku. Warnanya beda. " kata Brigitta dalam hati, saat dia melihat tanda bibir pada leher baju Rico.

"Sayang, mengapa melamun?" Rico sudah di depan Brigitta.

"Tidak apa-apa. " Brigitta segera menuju tempat baju kotor dan menaruh baju kotor Rico di sana.

Kemudian Brigitta memilih baju-baju dan celana Rico yang mau dibawa.

"Alat mandinya belum. " kata Brigitta. Rico segera mengambil alat-alat mandinya.

"Sudah siap. " kata Brigitta sambil menutup koper.

"Terima kasih ya sayang. " kata Rico sambil memeluk Brigitta, kemudian mengecup bibir nya.

"Biar aku simpan dulu ini semua, aku tidak ingin kehilangan cinta Rico. Aku ingin bahagia bersamanya. " kata Brigitta dalam hati.

****

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini...

Ikuti terus ceritanya ya.

Jangan lupa LIKE, RATE dan VOTE ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like✌️

2021-01-14

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir❤️

2021-01-01

1

Aira Hadera

Aira Hadera

Lanjut thor

2020-12-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!