EMPAT BELAS

Mobil Rico masuk ke gerbang hypermart H, langsung menuju lobby.

"Selamat sore Pak Rico. " sapa security yang membukakan pintu mobil.

"Selamat sore. " Rico tersenyum ramah, sambil melangkah masuk ke dalam hypermart.

Semua karyawan menyapanya, Rico pun menjawabnya dengan ramah.

Rico melihat seluruh area yang dia lewati bersih dan nyaman.

"Bagaimana Pi?" Brigitta menghampiri Rico tepat di area fresh market.

"Sangat bersih, dan teratur. Ini akan membuat pengunjung nyaman. " kata Rico sambil melihat tempat sekitarnya berdiri.

"Kita jalan sekarang?" tanya Rico pada Brigitta.

"Iya Pi. "

"Pak Bimo, saya pulang duluan ya. " kata Brigitta.

"Iya Bu. "

"Yok Bimo. " kata Rico,

"Iya, Pak." Bimo menganggukan kepalanya.

Sambil merangkul Brigitta melangkah keluar hypermart H. Dan semua karyawan melihat kemesraan mereka, hanya tersenyum.

"Sayang... " setelah menutup pintu mobil, Rico langsung mengecup kening Brigitta.

"Aku kangen banget sayang, seharian aku ditinggal di rumah. " kata Rico.

"Aku juga kangen sama Papi. " Brigitta memeluk Rico dengan manja.

"Kamu mau makan apa, sayang?" tanya Rico.

"Aku pingin makan ikan bakar, Pi. " kata Brigitta.

"Kalau begitu kita ke restauran sea food ya." Rico memberi petunjuk pada supirnya untuk menuju restauran sea food langganan nya.

"Selamat sore, Tuan dan Nyonya, mau pesan apa?" tanya pelayan restauran ramah.

Rico dan Brigitta memesan beberapa menu makanan.

Saat menunggu pesanan mereka datang, telepon Rico berbunyi.

"Leo telepon. " bisik Rico pada Brigitta.

"Ya Leo. Sudah sampai?" tanya Rico pada Leo disambungan telepon.

"O, bagus kalau begitu. Iya, istirahat lah dulu. Besok pagi baru mulai kegiatan di sana. " kata Rico.

"Oke Leo, kabari aku terus ya. " kata Rico lalu menutup sambungan telepon.

"Leo, dia sedang urus tanah di Papua. " Rico menceritakan rencananya mengembangkan bisnisnya di daerah Papua.

"Nanti kalau aku harus ke Papua, kamu ikut ya sayang. Kita bulan madu di Papua. " Rico tersenyum sambil mengedipkan matanya.

"Papi mulai nakal ya... " Brigitta mencubit lengan Rico.

"Memang kamu gak mau nikah sama aku, terus kita bulan madu?" Rico menggoda Brigitta.

Brigitta menggelengkan kepalanya.

"Sungguh... ?" tanya Rico dengan nada mulai naik. Brigitta tertawa, Rico langsung memeluknya dan mencium pipi Brigitta.

"Kamu bikin Papi jantungan aja. " mereka pun tertawa bersama.

Tak lama pesanan mereka datang, dan Brigitta melayani Rico makan. Mengupaskan udang dan kepiting, juga memisahkan ikan dari durinya. Rico senang sekali diperhatikan oleh Brigitta, dan semakin besar rasa cintanya pada Brigitta.

Selesai makan pun Brigitta mengambil tisue basah dari dalam tasnya, dan dibersihkan wajah dan mulut Rico dari keringat dan sisa-sisa makanan.

****

"Halo, " Rico menerima panggilan telepon dari nomor yang tidak dia kenal.

"Iya, ini siapa?" tanya Rico. Brigitta meletakkan cangkir teh di meja, lalu duduk di sebelah Rico.

"O, kamu. Mau apa lagi kamu telepon aku?" tanya Rico, sambil melirik ke arah Brigitta.

"Buat apa ketemu?"

"Aku tidak ada waktu. " sebelah tangan Rico membelai rambut dan wajah Brigitta, bermaksud menenangkan Brigitta yang mulai curiga.

"Tidak perlu, semua sudah berlalu, aku sudah punya kehidupan sendiri. "

"Sudahlah, jangan ganggu aku lagi. Kita urus kehidupan kita masing-masing. " lalu Rico menutup sambungan telepon.

Brigitta hanya diam, tapi menatap Rico dengan tajam.

"Orang yang tidak penting untuk dibicarakan." Brigitta tetap tak bergeming. Dia tetap menatap wajah Rico.

Rico memeluknya, namun hp Rico berbunyi lagi.

"Sebentar. ini Leo. " Brigitta segera berdiri dan masuk ke dalam kamarnya.

"Ya, Leo. " Rico membicarakan pekerjaan dengan Leo. Namun fokusnya terganggu, karena sikap Brigitta yang diam dan masuk ke dalam kamarnya.

"Nanti aku pelajari dulu ya Leo. Besok pagi aku kabari. Sekarang aku lagi ada masalah sedikit, jadi gak bisa fokus berfikir. " kata Rico.

Kemudian Rico menutup sambungan telepon.

Segera dia berdiri dari duduknya dan menuju kamar Brigitta.

"Ta... " Rico mengetuk pintu kamar Brigitta, yang terkunci dari dalam. Berkali-kali Rico mengetuk nya, namun tidak ada jawaban dari Brigitta.

Dengan putus asa Rico masuk ke ruang kerjanya. Rico mencoba mempelajari laporan dari Leo, tapi dia tidak bisa fokus.

"Tuan... " Bu Asih mengetuk pintu ruang kerja Rico.

"Ya, masuk Bu. " jawab Rico.

"Sudah jam sembilan, Tuan mau makan sekarang?" tanya Bu Asih saat membuka pintu.

"Ya. Nyonya sudah keluar dari kamarnya?" tanya Rico.

"Belum, Tuan. " jawab Bu Asih.

"Aku pingin makan buah aja Bu. Dan tolong buatkan saya kopi. "

"Dibawa ke sini aja, Bu. " kata Rico lagi.

"Tuan tidak mau makan nasi?" tanya Bu Asih.

"Saya gak pingin, Bu. " jawab Rico.

"Baik Tuan, sebentar saya siapkan. " Bu Asih keluar dari ruang kerja Rico.

****

"Selamat pagi, Tuan. " sapa Bu Asih, saat Rico keluar dari kamarnya.

"Nyonya sudah bangun?" Dengan wajah yang sangat kusut, Rico menuju ke ruang makan.

"Belum, Tuan. Sejak kemarin sore, Nyonya tidak keluar dari kamar. " Bu Asih mengambilkan air putih untuk Rico.

"Tuan pucat sekali. " kata Bu Asih.

"Semalam saya tidak bisa tidur, Bu. Sampai sekarang aku tidak tidur. " kata Rico.

"Tuan mau sarapan sekarang?" tanya Bu Asih.

"Nanti saja. " jawab Rico sambil meminum air yang Bu Asih sediakan. Lalu Rico menuju kamar Brigitta.

"Ta... " diketuk nya pintu kamar Brigitta.

"Ta, aku mau bicara, buka pintunya. " Rico terus mengetuk pintu kamar Brigitta.

Sampai lama pintu tidak di buka juga, Rico duduk di sofa ruang tengah.

Baru sebentar Rico duduk, tiba-tiba dia berdiri lagi dan lari ke wastafel di ruang makan. Dia mengeluarkan isi perutnya di sana.

"Tuan kenapa? " Bu Asih terkejut melihat kondisi Rico.

"Nyonya, tolong Nyonya. " Bu Asih berteriak memanggil Brigitta.

Setelah Rico selesai mencuci mulutnya, Bu Asih memapah Rico duduk di bangku meja makan.

"Nyonya.. " Bu Asih mengetuk pintu kamar Brigitta.

"Ada apa, Bu?" Brigitta keluar dari kamarnya.

"Tuan sakit. Barusan muntah-muntah. " kata Bu Asih.

"Sekarang di mana Tuan?" tanya Brigitta

"Di ruang makan, badannya kelihatan lemas. " Brigitta segera menuju ruang makan. Bu Asih mengikutinya.

"Panas sekali badan Papi. " Brigitta memegang lengan dan kening Rico.

"Sayang... " Rico melihat Brigitta.

"Kita ke rumah sakit ya Pi. " kata Brigitta.

"Tidak usah sayang. Papi tidak apa-apa. " kata Rico terbata-bata.

"Tapi badan Papi panas sekali. "

"Bu Asih, tolong panggilkan Pak Didit, Pak Daus, dan Pak Ujang. Kita mau bawa Tuan ke rumah sakit. " kata Brigitta.

Segera Pak Didit dan Pak Ujang, tukang kebun rumah Rico, datang membantu Brigitta mengangkat Rico naik ke mobil. Sedangkan Pak Daus, supir mobil Rico, menyiapkan mobil. Setelah Rico dan Brigitta masuk ke dalam mobil, secepatnya mereka menuju rumah sakit.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like

2021-01-14

1

Mery hakim (Hiatus)

Mery hakim (Hiatus)

sudah 15 like ya kakak,jangan lupa mampir ya di Menanti Sang Restu

2021-01-13

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

lanjut kak

2021-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!