EMPAT

"Jono, hitung yang benar, jangan main-main aja. " Rival menegur Jono, koordinator di counter nya.

"Ini juga lagi ngitung Pak, tapi mata saya kelilipan, ada bidadari nyasar. " Jono membela diri. Rival mengerti maksud Jono.

"Sudah fokus kerja aja. Bidadarinya ga bakal nyari kamu. " balas Natalia, supervisor supermarket rekan Rival.

"Kali aja rejeki saya, Bu. " Joko tidak mau kalah.

"Kalau sampai salah hitung potong gaji semua ya. " kata Brigitta dengan wajah datar.

"Bu.. " Rival menganggukkan kepala nya memberikan hormat pada Brigitta. Diikuti ucapan selamat pagi dari semua karyawan disekitar tempat itu.

"Pagi semua. Dihitung yang teliti ya, supaya jumlahnya pasti. " kata Brigitta.

"Baik Bu. " jawab mereka.

Brigitta pun melangkah lagi mengelilingi area.

Sampai dia berhenti pada area fresh market, dia merasa badannya lemas sekali. Dia bersandar pada rak terdekat.

Bimo yang baru keluar dari ruangannya melihat kearah Brigitta.

"Ibu kenapa?" segera di hampiri nya Brigitta.

"Tolong saya. " kata Brigitta.

"Masih kuat jalan?" tanya Bimo.

"Bisa, tapi lemas sekali. "

"Saya papah ke ruang ya Bu. " kata Bimo.

"Iya Pak, tolong ya. " kata Brigitta.

"Baik Bu. " Brigitta pun dipapah oleh Bimo ke dalam ruangan nya.

Leo yang sedang mengerjakan tugas dari Rico di ruangannya, terkejut melihat Brigitta masuk ke ruangan dengan dipapah oleh Bimo.

"Ada apa Bu Brigitta?" Leo langsung membantu memapah Brigitta ke dalam ruangan nya.

"Tadi lemas di area. " jawab Bimo sambil mendudukkan Brigitta di sofa.

"Jatuh gak?" tanya Leo lagi.

"Enggak sampai jatuh Pak. Ibu pegangan di rak. " Bimo mengambilkan air minum Brigitta yang ada di mejanya.

"Minum dulu, Bu. " Brigitta meminum air nya.

Leo mengambil ponselnya.

"Jangan telepon Pak Rico, Pak. " Brigitta melarang.

"Tapi Pak Rico harus tau kondisi Ibu. " jawab Leo.

"Aku tidak apa-apa. Hanya lemas. "

"Kita langsung ke rumah sakit aja, Bu. Kan sore ini memang jadwal Ibu cek-up. " kata Leo.

"Tapi sore ini kan kita ada meeting. " Brigitta sangat berat meninggalkan tanggungjawab nya.

"Meeting nya masih bisa ditunda besok, Bu. Atau mungkin saya wakili. " usul Leo.

"Tidak Pak. Aku masih kuat. Aku tidak mau membuat Pak Rico kecewa. " kata Brigitta tegas.

"Sekarang biarkan aku istirahat sebentar. Panggil aku kalau meetingnya sudah siap. " kata Brigitta.

Bimo dan Leo pun keluar dari ruangan itu, dan membiarkan Brigitta terbaring di sofa.

Di ruangan nya Leo menghubungi Rico, dan mengabari kondisi Brigitta.

"Sekarang lagi apa dia?" Rico video call menanyakan kondisi Brigitta.

"Sedang tidur di sofa Pak. Sebentar saya ke dalam. " Leo segera masuk ke ruangan Brigitta dan memperlihatkan keadaan Brigitta yang sedang tidur.

"Ya ampun... " kata Rico setelah melihat Brigitta.

"Jaga dia ya Leo. Kamu diam di dekatnya, jangan ditinggal sedetik pun. Aku on the way."

"Baik Pak. "

Kira-kira satu jam kemudian Rico tiba di hypermart, segera dia menuju ruangan Brigitta.

"Ta... " Rico berbisik di sebelah Brigitta.

Ditempelkan lengannya di kening Brigitta, kemudian dibelai rambutnya.

"Papi... " Brigitta terbangun.

"Kamu kenapa?" tanya Rico murung.

"Aku gak apa-apa, Pi. " Brigitta bangun dari posisi tidurnya dan duduk di samping Rico.

"Semua salah Papi, membiarkan kamu bekerja. " kata Rico.

"Papi gak salah, aku gak apa-apa kok. "

"Sudah jam berapa ini?" tanya Brigitta.

"Jam dua. " jawab Rico. Brigitta melangkah ke pintu, lalu membukanya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Rico.

"Pak Leo... " panggil Brigitta.

"Ya Bu?" Leo menghampiri Brigitta.

"Meeting nya siapkan sekarang saja Pak. " kata Brigitta.

"Meeting nya tunda besok aja. Kalau kamu sudah sehat. " kata Rico.

"Sekarang aku sudah sehat, Pi. " kata Brigitta.

"Ya sudah, cepat siapkan Leo. Sepuluh menit harus sudah siap. "

"Baik Pak. " Leo segera keluar dari ruangan itu.

"Kamu yakin kuat?" tanya Rico.

"Iya Pi. " Brigitta mengambil berkas-berkas untuk meeting yang ada di mejanya.

Tidak sampai sepuluh menit Leo sudah kembali ke ruangan Brigitta.

"Meeting nya sudah siap Bu, Pak. " kata Leo.

"Iya, terima kasih Pak Leo. " kata Brigitta langsung berdiri.

"Ayo Pi. " ajak Brigitta.

Brigitta pun melangkah menuju ruang meeting di dampingi oleh Rico dan Leo.

"Selamat sore rekan-rekan semua. " sapa Brigitta dengan ramah, meski wajahnya masih terlihat pucat.

"Selamat sore Bu, Pak. " jawab para supervisor bersama-sama.

Meeting itu diadakan untuk memberitahukan peraturan-peraturan baru dan sanksi-sanksi nya, juga mengumumkan perubahan posisi supervisor.

"Selamat untuk Bapak Bimo dengan pengangkatannya sebagai Asisten Direktur. Semoga bisa menjalankan tugas dengan baik." kata Leo, disambut dengan tepuk tangan semua peserta meeting.

"Dengan demikian meeting hari ini saya tutup." kata Brigitta.

"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik." Lalu Brigitta menjabat tangan Bimo.

"Iya Bu, terima kasih. " kemudian semua menyalami Bimo, mengucapkan selamat.

Brigitta merasakan tubuhnya lemas lagi. Dia berpegangan pada meja.

"Kenapa?" bisik Rico yang berada di sebelah nya.

"Lemas lagi?" tanya Rico. Brigitta menganggukkan kepala nya perlahan.

"Duduk dulu. " kata Rico.

"Nafasku sesak. " terlihat Brigitta kesulitan bernafas.

"Leo, suruh supir ambil oksigen di mobil. " perintah Rico. Leo segera menelpon supir.

"Kita bawa saja langsung ke mobil, Pak. " kata Bimo.

"Baik lah. "

"Kalau begitu lewat pintu dua ya Pak. " Leo segera merubah perintahnya untuk menyiapkan mobil di depan pintu dua.

"Biar saya saja yang angkat. " Bimo langsung menggendong Brigitta menuju mobil.

Setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

Rico selalu mendampingi Brigitta, meski di IGD dan di ICCU pasien tidak boleh di dampingi, tapi Rico selalu memaksa untuk tetap disamping Brigitta.

"Kamu harus bertahan, Ta. Papi gak rela kamu tinggalkan Papi. " kata Rico yang duduk disamping ranjang Brigitta. Digenggamnya tangan Brigitta yang sedang tertidur. Tak terasa air mata Rico pun menetes.

"Papi sayang kamu, Ta. " air mata Rico semakin deras. Dikecup nya jemari Brigitta sepenuh hati.

Sesaat kemudian Brigitta membuka matanya.

"Papi kenapa menangis?" tanya Brigitta lemah.

"Tidak apa-apa, Ta. "

"Kamu harus cepat sehat ya. Papi sedih sendirian. " Brigitta menganggukkan kepala nya, Rico membelai rambut Brigitta.

"Istirahat lagi, Ta. " bisik Rico.

Brigitta pun memejamkan matanya lagi.

Tiga hari Brigitta dirawat di ruang ICCU, Rico tidak pernah beranjak dari sisinya. Sampai Brigitta dipindahkan ke ruang VVIP baru Rico mau meninggalkan nya untuk pulang dan istirahat sebentar. Itupun karena ada Leo yang menjaga Brigitta. Namun tidak sampai empat jam, Rico sudah kembali lagi ke rumah sakit.

"Aku takut kehilangan dia, Leo. " curhat Rico di luar kamar rawat Brigitta.

"Apa Bapak sudah jatuh cinta padanya?" tanya Leo.

"Aku tidak tau. Tapi aku nyaman dekat dia. " kata Rico murung.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

👍👍👍👍

2021-01-17

1

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like

2021-01-14

1

Laura hussein

Laura hussein

next

2021-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!