DUA BELAS

Dua minggu telah berlalu, sore itu seperti biasa setelah mandi Rico duduk di teras halaman belakang rumah nya.

Sore itu dia memanggil Leo untuk membahas masalah pekerjaannya.

"Selamat sore. " sapa Leo menghampiri Rico.

"Hai Leo, sore. " jawab Rico.

"Pak John info ke saya, ada tanah di lokasi yang bagus daerah Jayapura. Katanya cocok untuk didirikan cafe atau restoran. " kata Leo.

"Coba cek harga pasarannya. " kata Rico

"Baik Pak, saya cari infonya. " Leo menghubungi beberapa kenalannya di Papua.

"Selamat sore. " sapa Brigitta terlihat segar sehabis mandi. Brigitta langsung mendekati Rico dan duduk disebelah nya.

"Hemmm..harum sekali kamu sayang... " Rico langsung merangkul dan menciumi Brigitta.

"Kuenya Bu. " Bu Asih meletakkan sepiring kue bika ambon dan tiga cangkir teh di atas meja.

"Terima kasih Bu Asih. " kata Brigitta yang langsung mengangkat piring bika ambon, dan mengarahkannya kepada Rico. Rico mengambil sepotong, lalu Brigitta mengarahkan piring itu ke hadapan Leo.

"Pak Leo, bika ambon nya. " kata Brigitta. Leo melihat ke arah Brigitta lalu mengambil sepotong kue bika ambon itu.

"Terima kasih. " kata Leo sambil tersenyum.

"Sama-sama." kemudian Brigitta meletakkan piring itu kembali ke meja dan mengambil sepotong kue bika ambon itu dan memakannya.

"Lagi, bika ambon nya, Pi? " tanya Brigitta pada Rico sambil mengarahkan kembali piring kue itu ke hadapan Rico.

Rico mengambil sepotong lagi. Lalu Brigitta kembali mengarahkan piring itu juga ke Leo.

Leo pun mengambil sepotong lagi.

Setelah kue di tangan Rico habis, Brigitta mengambilkan cangkir teh dari meja dan memberikannya pada Rico.

Kemudian Brigitta mengambil tisue dan membersihkan sisa kue pada sekitar mulut Rico.

"Terima kasih sayang. " kata Rico.

Rico kembali merangkul dan mencium pipi Brigitta.

"iya Papi, sama-sama. " Brigitta tersenyum.

"Ya ampun, Ta, kamu kok tega seperti itu sama aku. Kamu cuma salah paham, Ta. Aku tetap mencintaimu. " kata Leo dalam hati. Leo pura-pura fokus pada hpnya, melihat kemesraan Rico dan Brigitta.

"Pak Leo, bagaimana keadaan hypermart H?" tanya Brigitta pada Leo.

"Semua berjalan lancar Bu. " kata Leo.

"Ya, mungkin besok atau lusa saya akan ke sana. " Brigitta melirik pada Rico yang dari tadi menatapnya.

"Boleh kan, Pi?" Brigitta bertanya hati-hati pada Rico. Rico menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Terima kasih Papi... " Brigitta langsung memeluk Rico dengan erat.

"Iya sayang. " Rico membalas pelukan Brigitta, lalu mengecup keningnya dan membelai kepalanya.

****

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang saat Brigitta turun dari mobilnya. Seperti biasa Brigitta turun pada pintu lobby, dan langsung memutari area toko. Bahkan kali ini dia memeriksa sampai ke sudut-sudut ruangan.

"Kamu ke ruangan HRD. " kata Brigitta pada pramuniaga yang sedang ngobrol di area toko, pada pramuniaga yang acuh pada customer, juga pada koordinator yang counter nya kotor dan berantakan.

"Kenapa kembali seperti semula? Di mana Bimo?" tanya Brigitta dalam hati.

Brigitta menuju meja customer service, dan menyuruh memanggil semua supervisor untuk berada di counter masing-masing, karena banyak pramuniaga yang dia suruh ke ruangan HRD.

"Selamat siang, diberitahukan kepada Bapak-Ibu Supervisor, untuk kembali ke counter masing-masing. Terima kasih. " panggilan terdengar dari speaker.

Brigitta segera menuju ruangan Bimo, namun ruangan itu kosong. Brigitta pun masuk ke ruangan nya, di sana ada Leo sedang duduk di sofa.

"Selamat siang, Bu. " sapa Leo pada Brigitta.

"Selamat siang Pak Leo." Brigitta langsung duduk di kursinya.

"Pak Leo, saya tidak melihat Pak Bimo." kata Brigitta.

"Maaf Bu, Pak Bimo sudah diberhentikan." Leo menjelaskan.

"Diberhentikan?" tanya Brigitta dengan nada tinggi.

"Kenapa?" tanya Brigitta lagi.

"Karena Pak Bimo tidak menuruti perintah saya dan Pak Rico untuk melaporkan keadaan Ibu, waktu sakit kemarin. " Leo menjelaskan.

"Kenapa tidak bicara dulu dengan saya? Sebegitu tidak pentingkah pendapat saya di sini?" nada bicara Brigitta semakin tinggi.

Saat bersamaan masuk Ismail, Supervisor HRD ke dalam ruangan Brigitta.

"Selamat siang Bu. Banyak karyawan yang datang ke ruangan saya. Kata mereka, di suruh Ibu. " kata Ismail bingung. Leo pun melihat Brigitta dengan bingung.

"Ya benar, Pak. Karena mereka semua melanggar peraturan. " kata Brigitta dengan nada yang sudah mulai turun.

"Mereka ngobrol, dan sebagian besar tidak menjalankan customer care. " lanjut Brigitta.

"Lalu sekarang mau diberi hukuman apa Bu?" tanya Ismail.

"Bapak bisa tanya pada Pak Leo yang super pintar ini. Saya tidak berhak memutuskan di sini, karena saya bukan siapa-siapa. " kata Brigitta dengan nada yang tinggi lagi. Kemudian Brigitta mengambil tasnya dan pergi dari sana, menuju mobilnya.

"Lalu bagaimana ini Pak?" tanya Ismail.

"Catat saja dulu nama mereka, lalu suruh mereka balik ke counter dan rapih kan counter nya masing-masing. " kata Leo. Kemudian Leo pun meninggalkan hypermart, menuju rumah Rico.

****

"Ada masalah, Pak. " lapor Leo pada Rico lewat sambungan telepon nya.

"Masalah apa Leo?" tanya Rico.

"Ibu Brigitta marah besar, karena Bimo dipecat. "

"Ibu bilang kenapa tidak bicara dulu dengan dia. "

"Lalu dia dimana sekarang?" tanya Rico.

"Aku di sini. " Rico memutuskan sambungan telepon dengan Leo.

"Sayang... " Rico mendekati Brigitta, ingin memeluknya untuk meredahkan kemarahan Brigitta.

"Kenapa Papi tidak bicara dulu dengan aku?"

"Aku benar-benar tidak punya hak di sini?"

"Kalau begitu untuk apa aku di sini?"

Brigitta bergegas keluar dari ruang kerja Rico.

Rico mencoba meraih tangan Brigitta, namun gagal. Lalu Rico mengejar ke kamar Brigitta, tapi Brigitta mengunci pintu kamarnya.

"Sayang, buka pintunya dulu. Biar Papi jelaskan. " seru Rico dari depan pintu.

"Pak... " Leo baru sampai di rumah Rico.

"Bu Brigitta tadi sudah marah, karena saat datang pramuniaga banyak yang tidak menjalankan customer care. " kemudian Leo menceritakan semua kejadian di hypermart tadi.

"Memang dari pagi saya tidak cek ke counter, karena sedang urus tanah di Papua. " kata Leo.

"Ta, kamu mau ke mana?" Rico melihat Brigitta membuka pintu kamarnya dan membawa keluar tas kopernya.

"Aku akan pergi. Disini aku tidak di butuhkan. Aku juga tidak dianggap. Jadi buat apa aku disini?" Rico langsung memeluk Brigitta.

"Sayang, yang aku pikirkan adalah kesehatan kamu. Aku tidak bisa menempatkan orang yang tidak patuh pada perintah ku dan Leo. Apa lagi resiko nya keselamatan kamu. Aku yang menyuruh Leo memecat Bimo. "

"Kenapa tidak bicara dulu sama aku? Dan kenapa juga mesti dipecat?"

"Maaf Sayang. " Rico menggenggam tangan Brigitta.

"Sudahlah, aku memang tidak punya hak bicara disini. Dari awalnya pun aku cuma bantu. Dan terakhir aku pegang, kondisinya sudah bagus, dan sudah berjalan dengan baik. Omset pun sudah meningkat pesat. Jadi tugasku sudah selesai. Sekarang waktunya aku pergi. Terima kasih atas kebaikan Papi selama ini, maaf aku tidak bisa membayar hutang budi ini. Semoga Tuhan yang akan membalasnya. " Brigitta berusaha menarik tangannya, tapi Rico segera memeluknya.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like

2021-01-14

1

IM Lebelan

IM Lebelan

Lima like ya..semangat up..Thor..🙏😍

2021-01-09

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

hadir juga ceritaku ya kak

2021-01-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!