LIMA BELAS

"Kenapa Pak Rico?" Dokter Jaka mulai memeriksa Rico. Dokter Jaka adalah Dokter spesialis penyakit dalam yang selama ini menangani semua gangguan kesehatan Rico.

"Tadi muntah-muntah, Dok. " kata Brigitta. Dokter Jaka menganggukkan kepalanya.

"Berapa hari ga makan?" tanya Dokter Jaka.

Brigitta melihat ke arah Rico.

"Dari semalam, ga nafsu makan. " jawab Rico.

"Terus stress mikirin apa?"

"Jadinya minum kopi terus kan. " Dokter menatap Rico dengan tajam.

Rico hanya diam.

"Masih mau nikah gak?" Dokter Jaka melirik pada Brigitta.

Brigitta tersenyum mendengarkan kata-kata Dokter Jaka.

"Pasang infus Sus. " Dokter Jaka memberi instruksi pada Suster untuk memasang infus.

"Ta, jangan marah lagi ya, sayang. " kata Rico saat Dokter Jaka dan susternya sudah keluar dari ruangan VVIP tempat Rico dirawat.

"Istirahat lah Pi. Jangan bicarakan masalah itu sekarang. " kata Brigitta.

"Papi ga bisa istirahat, kalau kamu masih marah sama Papi. "

"Dia wanita dari masa lalu Papi, Dia pergi bersama laki-laki lain sehari sebelum hari pernikahan kami. Selama berhubungan, dia banyak meminta uang dan perhiasan, dan ternyata itu semua dia kumpulkan. Sejak dia pergi, Papi tidak pernah mendengar kabar dia lagi. Dan Papi tidak pernah mencari dia, karena Papi sangat membenci dia. Kemarin dia menelepon Papi dengan nomor yang tidak Papi kenal, dia bilang ingin bertemu Papi. Tapi Papi menolaknya. Papi tidak ingin bertemu dengan dia lagi. "

"Lagi pula sekarang Papi punya kamu, Ta. Papi ga mau kamu terluka karena dia. Papi sangat mencintai mu, Ta. " Brigitta yang berdiri agak jauh dari Rico, hanya diam menatapnya.

"Ta, mendekatlah ke mari. Papi kangen sama kamu, Sayang. " Rico mengulurkan tangannya hendak mengapai Brigitta. Perlahan Brigitta maju mendekati Rico, menyambut uluran tangannya. Rico menggenggam tangan Brigitta dengan erat.

"Peluk Papi, sayang. " pinta Rico sambil tersenyum. Brigitta memeluk Rico, dan menaruh kepalanya di dada Rico. Rico membelai kepala Brigitta dan mengecup puncak kepalanya.

"Papi mohon sayang, jangan marah lagi sama Papi ya, dan perjuangkan cinta kita ya." pinta Rico

"Iya Pi. " jawab Brigitta sambil menganggukkan kepalanya. Tak lama kemudian Brigitta mengangkat kepalanya.

"Papi istirahat ya. Aku akan temani Papi di sini. " Brigitta duduk di bangku samping tempat tidur Rico.

"Iya Sayang. " Rico memejamkan matanya, namun tangannya tetap menggenggam tangan Brigitta.

****

"Selamat siang Bu, " terdengar suara Leo dalam sambungan telepon.

"Selamat siang Pak Leo. " jawab Brigitta.

"Maaf saya mengganggu, saya telepon ke hp Pak Rico tidak di angkat. Jadi saya telepon ke hp Ibu. " kata Leo.

"Iya Pak Leo, Pak Rico sedang dirawat di rumah sakit. Tadi pagi badannya panas dan muntah-muntah. "

"Sekarang keadaannya bagaimana, Bu?" tanya Leo.

"Panasnya sudah turun, sudah tidak muntah lagi, dan sekarang sedang tidur. "

"Baiklah Bu, terima kasih. " hubungan telepon pun diakhiri.

Brigitta masih duduk di samping tempat tidur Rico, saat dia teringat hp Rico.

"Di mana hp Rico?" tanya Brigitta dalam hati.

"Tadi di rumah, seperti nya Rico tidak pegang hp. " Brigitta mengingat-ingat.

"Sayang. " Rico memanggil.

"Papi sudah bangun?" Rico menganggukkan kepala nya.

"Papi haus, Sayang. " kata Rico perlahan. Brigitta segera mengambilkan air minum, dari Nakas di samping tempat tidur Rico. Lalu memberikannya pada Rico.

"Papi mau makan sekarang?" tanya Brigitta.

"Nanti aja. "

"Kamu kenapa kelihatan gelisah, Sayang?" tanya Rico sambil menatap Brigitta.

"Hp Papi di mana?" tanya Brigitta. Rico mencari di kedua kantong celana nya, namun tidak ada, lalu dicarinya juga di kantong jaket yang masih dia pakai, tapi tidak juga ditemukan.

"Mungkin di rumah. " kata Rico sambil mengingat-ingat.

"Tadi Pak Leo telepon ke hp Papi, tapi tidak ada yang angkat. Lalu dia telepon ke hpku." kata Brigitta.

"Terus dia bilang apa?" tanya Rico.

"Aku bilang, Papi dirawat. Lalu dia tanya keadaan Papi. "

"Sekarang Papi makan dulu ya, supaya bisa makan obat. " Brigitta menyiapkan makanan untuk Rico.

"Suapi ya. " kata Rico manja.

"Manjanya... Iya Sayang. " Brigitta mulai menyuapi Rico dengan telaten.

"Selamat sore. " sapa Leo yang datang setelah Rico selesai makan dan minum obat.

"Hai Leo.. " Brigitta menoleh sesaat ke arah Leo, lalu meneruskan kegiatannya membersihkan wajah dan mulut Rico dari sisa-sisa makanan dengan tisue basah.

"Terima kasih, Sayang. " kata Rico sambil memegang lengan Brigitta.

"Sama-sama Pi. " Brigitta membawa nampan piring bekas Rico makan keluar kamar. Leo memperhatikan sikap Brigitta dan setiap gerakannya.

"Kenapa bisa sakit bos? Apa terlalu bahagia? Atau terlalu hot? Ingat umur dong." goda Leo, membuat Rico tertawa.

"Gimana hasil penyelidikanmu?" Rico tidak sabar mendengar laporan dari Leo.

"Memang sudah boleh mikirin pekerjaan?" tanya Leo.

"Kalau perlu malam ini kita berangkat ke Papua. " kata Rico.

"Gitu ya?" Brigitta tiba-tiba sudah di samping Rico.

"Sudah kuat ya?" Rico mengulurkan kedua tangannya ke arah Brigitta, minta dipeluk.

"Sini Sayang. " Brigitta menghampiri dan memeluk Rico.

"Papi sudah tidak apa-apa, Sayang. Besok kita berangkat ke Papua ya. " Brigitta langsung menatap wajah Rico, lalu Rico langsung mengedipkan matanya.

"Ih, Papi.... Katanya habis nikah baru bulan madu ke Papua. " kata Brigitta manja.

"Iya Sayang, tapi DP dulu kan boleh." Brigitta cemberut, membuat Rico tertawa.

"Apa mungkin mereka belum melakukannya?" tanya Leo dalam hati, dari tadi dia mendengarkan semua percakapan Rico dan Brigitta.

"Maafkan aku, Ta, kalau selama ini aku salah paham padamu. " kata Leo lagi di dalam hati.

"Aku keluar dulu sebentar ya, Pi. Pingin cari teh dulu. " pamit Brigitta.

"Kamu tidak apa-apa, Sayang?" Rico memperhatikan wajah Brigitta.

"Aku gak apa-apa, Pi. " Brigitta melangkah keluar ruangan Rico dirawat menuju ke kantin.

"Aku urus administrasi mu dulu. " Rico menganggukkan kepala nya. Dan Leo pun melangkah pergi.

"Ta. " Leo menghampiri Brigitta yang sedang duduk di meja kantin.

"Akhirnya ada kesempatan menjelaskan padamu, Ta. " kata Leo.

"Pak Leo mau jelasin apa lagi?" tanya Brigitta.

"Sayang, wanita yang kamu lihat bersama aku itu.... "

"Cukup Pak Leo, saya tidak mau bahas masalah itu lagi. Apa kurang jelas bukti yang saya lihat dengan mata kepala saya sendiri?" Brigitta menghabiskan teh di cangkirnya, lalu meninggalkan tempat itu.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like👍

2021-01-14

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat

2021-01-07

2

Rasti Yulia

Rasti Yulia

like ❤❤

semangat up kakak 🤗🤗

2020-12-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!