SEPULUH

"Selamat pagi, Pak. " Bimo menyapa Leo yang memasuki ruangannya.

"Selamat pagi. " jawab Leo tetap berdiri di hadapan Bimo.

"Kenapa kamu tidak memberitahu saya atau Pak Rico tentang keadaan Ibu Brigitta?" Leo menatap Bimo dengan tajam dan penuh emosi.

"Maaf Pak, kemarin Ibu melarang saya untuk mengabari Bapak ataupun Pak Rico. Jadi saya pikir Ibu akan baik-baik saja jika sudah istirahat. " Bimo menundukkan kepalanya penuh penyesalan.

"Posisi kamu di sini untuk mendampingi dan melayani Ibu. Bukan untuk membuat keputusan." kata Leo semakin emosi.

"Harusnya kamu taat pada perintah yang diberikan. Kondisi Ibu itu tidak main-main, salah sedikit bisa fatal akibatnya. "

"Saya minta maaf, Pak. " kata Bimo memohon.

"Tindakan kamu tidak bisa dimaafkan. Dan mulai saat ini kamu dibebas tugaskan. Silahkan urus administrasi nya di bagian HRD."

"Semua berkas yang sedang kamu kerjakan, serahkan ke saya. " lanjut Leo sambil masuk ke dalam ruangan Brigitta.

"Baik Pak. " Bimo merapihkan berkas-berkas yang sedang dikerjakannya, kemudian membawa berkas-berkas itu masuk ke dalam ruangan Brigitta.

****

"Kamu mau ke mana, Ta?" tanya Rico yang bingung melihat Brigitta sudah berdandan dan berpakaian rapih untuk pergi.

"Aku mau ke kantor, Pi. " jawab Brigitta.

"Kamu kan baru setengah jam yang lalu pulang dari rumah sakit. Istirahat lah dulu. " Rico menghampiri Brigitta.

"Aku bosan istirahat terus Pi. Aku ke kantor sebentar saja, untuk ngecek hypermart. " bujuk Brigitta.

"Baiklah. Tapi sebelum jam tiga, kamu harus sudah sampai rumah lagi. " kata Rico.

"Ok Pi. Terima kasih ya Pi. " Brigitta memegang lengan Rico yang kemudian mengecup kening Brigitta.

"Hati-hati ya Ta. " Rico mengantar Brigitta sampai masuk ke mobil.

"Iya Pi. " jawab Brigitta sambil melambaikan tangannya. Rico membalas lambaian itu.

****

"Selamat siang Pak, ada tamu mau bertemu Bapak. " Lisa staf administrasi masuk ke ruangan Leo.

"Siapa?" tanya Leo.

"Seorang wanita Pak, dia bilang kenalan Bapak. " jawab Lisa.

"Ya, aku yang menemuinya saja. " Leo keluar dari ruangannya.

"Selamat siang Pak Leo. " Clarissa menyapa dengan genitnya.

"Clarissa... mau apa kamu ke sini?" tanya Leo setengah berbisik.

"Aku mau ketemu kamu. " Leo segera menarik tangan Clarissa dan membawanya pergi.

"Leo, aku ingin bicara sama kamu. " Clarissa setengah menjerit.

"Baik, tapi tidak di sini. Dan mulutmu diam, jangan menjerit-jerit seperti itu. " Leo tetap menarik Clarissa.

"Iya, aku diam. " jawab Clarissa.

Leo membawa Clarissa ke food court dan mereka duduk di sana.

"Bicara lah. " kata Leo ketus.

"Leo, aku minta maaf. Aku menyesal sudah mengkhianatimu. " kata Clarissa.

"Aku sudah memaafkan kamu dari dulu. " kata Leo melihat Clarissa dengan jenuh.

"Aku mau kembali padamu. " kata Clarissa tanpa ragu.

"Aku sudah berkeluarga. aku tidak mungkin mengkhianati istri ku. "

"Jangan bohongi aku, Leo. Aku tau kamu masih sendiri. Kekasih saja kamu gak punya." kata Clarissa membujuk Leo.

"Aku mohon Leo, kembalilah padaku. " Clarissa pindah duduk ke samping Leo, merangkul Leo dan mengecup bibir Leo.

"Jadi seperti ini yang sebenarnya?" tiba-tiba Brigitta sudah ada di depan mereka, sebelum Leo sempat mendorong Clarissa, untuk menolak ciumannya.

"Brigitta... " Leo terkejut. Didorong nya Clarissa sampai hampir terjatuh.

"Aku akan menjelaskannya. " kata Leo sambil meraih tangan Brigitta.

"Tidak ada yang perlu kamu jelaskan, aku sudah lihat semuanya, kamu bohongi aku. Kamu jahat. Aku benci kamu. " Brigitta menangis.

"Sayang, dengar aku dulu. " bujuk Leo tetap menggenggam tangan Brigitta.

"Aku tidak mau dengar kamu lagi. Diantara kita sudah selesai. " Brigitta menarik tangannya dan berlari pergi.

"Brigitta, kamu harus dengar aku sayang. Jangan lari. " Leo mengejar Brigitta, dan langsung memeluknya.

"Tenang sayang, kamu tidak boleh emosi seperti ini. " Brigitta merontak dan lari lagi sampai masuk ke dalam mobilnya. Supir yang baru turun dari mobil segera naik lagi.

"Cepat jalan Pak Didit. " kata Brigitta sambil terus menangis.

"Kita pulang, Bu?" tanya Didit.

"Iya." tangisnya tidak juga reda.

Sementara itu, Clarissa menghampiri Leo.

"Kalian sudah selesai. Tanpa kamu mutusin dia. Itu artinya Tuhan menginginkan kita bersama lagi Leo. " Clarissa merangkul tangan Leo. Namun Leo yang sedang emosi langsung menampar Clarissa.

"Kenapa kamu menamparku Leo?" tanya Clarissa memegang pipinya yang ditampar Leo, menahan sakit.

"Semua gara-gara kamu. Dengar Clarissa, kita sudah selesai dari dulu. Dan tidak akan ada lagi kesempatan untuk kita bersama lagi. Sekarang, pergi kamu sejauh-jauhnya, dan jangan pernah temui aku lagi. " kata Leo murka.

Segera Leo menuju mobilnya dan secepatnya mengejar mobil Brigitta.

****

Sampai di rumah, Brigitta segera masuk ke dalam kamarnya. Bu Asih yang membukakan pintu dan melihat Brigitta menangis, segera melapor pada Rico yang sedang berada di ruang kerja.

"Kenapa menangis?" tanya Rico berdiri dari duduknya dan menuju kamar Brigitta.

"Ta, kamu kenapa?" Rico mendekati Brigitta di tempat tidur nya.

"Papi... " Brigitta memeluk Rico, semakin tersedu-sedu.

"Iya Ta. tumpahkan semua tangismu. Supaya lega hatimu. " lebih dari satu jam Brigitta menangis di pelukan Rico, sampai perlahan-lahan tangisnya berhenti.

"Ada yang mau kamu ceritakan pada Papi?" tanya Rico hati-hati. Brigitta menggelengkan kepala nya masih dengan sisa-sisa tangisnya.

"Sekarang kamu istirahat ya. Kalau perlu apa-apa cari Papi di ruang kerja atau di kamar. " dikecup nya kening Brigitta dan dibelai kepala nya sebentar.

Saat masuk ke dalam ruang kerjanya, Leo sudah duduk di sana.

"Pulang dari hypermart Brigitta menangis." kata Rico sambil duduk di kursinya.

"Aku tidak tau apa masalah nya. Tapi aku berpikir untuk membawa dia pergi dari sini. Entahlah, mungkin semacam liburan. Yang pasti keluar dan menjauhkan Brigitta dari rutinitasnya. " Rico menatap Leo yang terkejut mendengar kata-kata Rico.

"Aku tidak yakin akan kuat, terpisah jauh dari Brigitta, terlebih dalam situasi yang tidak enak seperti ini. Apa aku bener-bener akan kehilangan Brigitta?" kata Leo dalam hati.

"Ke mana kalian akan pergi?" tanya Leo dengan wajah tegang.

"Keliling Eropa. " Rico tetap menatap Leo seakan ingin membaca pikiran Leo.

"Aku berpikir untuk menikahinya di Depan menara Eiffel. Pasti romantis sekali. " senyum terukir diwajah Rico.

"Kamu tidak mau melibatkanku dalam pernikahan mu?" tanya Leo mencoba menyembunyikan kepanikan nya.

"Jangan bilang kamu tidak merestui kami menikah. " goda Rico.

"Apa hak aku tidak merestui kalian. " jawab Leo sekenanya.

"Aku yakin, ada sesuatu diantara mereka, tapi aku tidak tau sudah sampai mana hubungan mereka. Dan kenapa Brigitta menangis sampai sebegitu sedih nya?" kata Rico dalam hati.

"Kapan kalian berangkat?" tanya Leo.

"Secepatnya. " Rico mengalihkan perhatiannya pada laporan yang baru masuk pada laptop nya.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

RRR

RRR

semoga aja Brigitta sama Rico,,,
kasian Rico sudah banyak berkorban

2021-02-17

1

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like

2021-01-14

1

Pujas_erha🤓

Pujas_erha🤓

Pujas mampir kak..
11. like.mendarat, next up😘
feedback yak❤

2021-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!