SEMBILAN

"Si Bimo kenapa tuh? Buru-buru banget. " Rival melihat Bimo dari kejauhan.

"Mana?" tanya Lena mencari Bimo pada arah yang Rival tunjuk.

"Itu, tadi masuk dari pintu karyawan, lari terus ke arah lobby. " Rival menunjuk arahnya.

"Jemput tuan putri kali. " jawab Lena asal.

"Tuan putri? Cinderella kali ah... " Natalia yang baru mendekati Rival dan Lena, langsung ikut nimbrung. Membuat kedua temannya tertawa.

"Tau nih Lena... Biasa aja kali Len. " kata Rival.

"Tuh, lihat benerkan gua bilang. " Lena menunjuk ke arah Bimo dan Brigitta yang baru masuk dari arah lobby.

"Kemarin lu bilang ga suka sama Bimo, kenapa sekarang jadi cemburu?" goda Natalia.

"Gua gak cemburu, cuma males aja ngeliat mereka kayak gitu. " Lena melihat Bimo dan Brigitta dengan pandangan iri.

"Lu doang yang merasa terganggu. Coba lihat teman-teman yang lain, mereka welcome sama Bu Brigitta. Sampai berebutan menyapa gitu. " kata Rival. Memang benar, semua karyawan menyapa Brigitta sepanjang koridor yang dilewati, saat Brigitta keliling area.

"Selamat pagi. " sapa Brigitta saat sampai di depan Rival dan teman-teman nya.

"Selamat pagi, Bu. " jawab Rival, Natalia dan Lena. Di tengah mereka, Brigitta berhenti sebentar karena merasa kehilangan keseimbangan, diraihnya lengan Bimo dan dipegangnya kuat-kuat. Bimo pun langsung memegang Brigitta. Rival dan Natalia pun bersiaga hendak membantu memegangi Brigitta.

"Ibu baik-baik saja?" tanya Bimo setelah beberapa saat memegangi Brigitta.

"Ya, saya tidak apa-apa. " jawab Brigitta mencoba memfokuskan dirinya lagi.

"Mari kita lanjut jalan. " kata Brigitta tersenyum. Brigitta dan Bimo pun mulai berjalan lagi, namun Bimo berusaha untuk siaga.

"Kita masuk ke kantor saja ya Bu, istirahat dulu. " saran Bimo.

"Tapi saya belum lihat area fresh market. " Brigitta mencoba menolak.

"Nanti saya yang cek ke sana. " kata Bimo.

"Baiklah, tapi pastikan di sana situasi dan barang-barang nya benar-benar segar dan areanya bersih. " pesan Brigitta.

"Pasti Bu. " Lalu mereka menuju ke ruangan Brigitta.

"Pak Bimo, tidak usah bilang ke Pak Rico ataupun Pak Leo tentang kondisi saya tadi. Saya baik-baik saja, dan tidak mau mereka menjadi khawatir. " pesan Brigitta setelah duduk di kursinya.

"Iya Bu, tapi sekarang ibu istirahat ya. " kata Bimo.

"Saya keluar dulu sebentar. " pamit Bimo.

"Iya Pak Bimo. " Brigitta memejamkan matanya setelah Bimo keluar dari ruangan nya.

****

"Aku tidak bisa konsentrasi. " Rico menyandarkan kepala nya pada kursi. Leo yang sedang bicara dengan seseorang pada sambungan telepon, memperhatikannya.

"Baiklah, nanti saya pelajari lagi. " Leo menghentikan pembicaraan nya dengan orang itu.

"Ada apa Pak?" tanya Leo.

"Dari tadi aku kepikiran Brigitta terus. Tidak seperti biasanya. " kata Rico.

"Coba ditelepon. " Leo memberikan saran.

"Aku pikir lebih baik aku ke sana. Supaya aku bisa lihat kondisinya langsung. " kata Rico bergegas berangkat ke hypermart H.

"Kamu ikut Leo?" tanya Rico sambil mereka keluar rumah.

"Aku pulang saja, seperti nya aku perlu istirahat. " kata Leo menggerakkan kepalanya, lehernya terasa pegal.

"Baiklah, sampai jumpa besok pagi. " Rico masuk ke dalam mobilnya, dan berlalu dari sana. Leo pun menuju mobilnya dan pulang ke rumah nya.

Mobil Rico berhenti pada pintu dua, hypermart H. Security segera membukakan pintu mobil, dan Rico pun bergegas masuk ke kantor Brigitta.

Di lihatnya Brigitta sedang berbaring di sofa.

Rico mendekati nya, dan melihat dengan jelas wajah Brigitta yang sangat pucat.

"Ta, kamu kenapa?" Rico berbisik. Di rasanya kening Brigitta terasa panas.

"Panas sekali. " kata Rico.

"Kenapa kamu tidak kabari saya?" Rico membentak Bimo yang sejak tadi ada di sebelah nya.

"Tadi Ibu bilang jangan telepon Bapak. Saya pikir sudah tidak apa-apa kalau Ibu istirahat." jawab Bimo.

Rico segera mengangkat tubuh Brigitta dan membawanya ke mobil.

"Langsung ke rumah sakit. " kata Rico pada supirnya.

"Baik Tuan. "

****

Sepanjang jalan Rico gelisah, tubuh Brigitta dalam pangkuannya sangat panas. Rico mencoba menelepon Leo, tapi hp Leo tidak aktif. Membuat Rico semakin gelisah.

Sesampainya di rumah sakit, Brigitta langsung ditangani dokter. Dan atas saran dokter, Brigitta kembali dirawat di ruang ICCU.

"Leo, kamu ke mana saja? Hpmu dari sore tidak aktif. " seru Rico pada Leo di sambungan telepon.

"Sorry, hpku lowbatt. Jadi aku cas. Ada apa Pak?" tanya Leo.

"Brigitta dirawat di ICCU, badannya panas sekali, sampai sekarang belum sadar. " suara Rico panik.

"Aku segera ke sana. " kata Leo, segera di tutupnya sambungan telepon, disambar nya jaket dan kunci mobilnya. Dipacu mobilnya agar secepatnya sampai di rumah sakit.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Leo pada Rico, di depan ruangan ICCU. Leo tidak dapat menutupi kepanikan nya.

"Belum ada perubahan. " kata Rico. Sebenarnya Rico heran dengan sikap Leo, tapi Rico diam.

"Boleh saya melihatnya?" tanya Leo berhati-hati.

"Ya, masuklah. " Leo pun masuk menemui Brigitta yang masih tidak sadarkan diri.

"Ta, bangun Sayang. Bukalah matamu, Ta. Aku ada di sini. Bukan ini yang aku inginkan, Ta. " dikecup nya kening Brigitta dengan sepenuh hatinya, dan dibelai rambutnya.

Perlahan Brigitta membuka matanya.

"Leo." panggil Brigitta.

"Ta, kamu sadar." Leo tersenyum. Diciuminya kening dan kedua pipi Brigitta.

"Leo, aku kangen... " kata Brigitta.

"Iya Ta, aku juga kangen sama kamu. " dikecup nya bibir Brigitta sesaat.

"Kamu istirahat lagi ya. Aku tungguin kamu di luar. Karena Rico pasti mau lihat kamu. "

"Tapi Leo... "

"Ta, kamu mengertikan keadaannya?"

"Tapi aku tidak mau begini terus Leo. "

"Iya, Ta. Yang penting kamu sehat dulu. "

"Aku keluar ya. " kata Leo lagi.

Leo pun melangkah keluar.

"Bagaimana?" tanya Rico tidak sabar.

"Brigitta sudah bangun. " kata Leo sambil duduk di samping Rico.

"Aku mau lihat dia. " kata Rico.

"Masuklah, jaga dia baik-baik. " kata Leo.

"Kamu... " Rico ragu.

"Ya, aku temani di sini. " Leo mengeluarkan hpnya, dan pura-pura fokus pada hpnya itu.

"Aku masuk dulu. " pamit Rico, Leo menganggukkan kepala nya.

Rico menghampiri Brigitta, dilihatnya mata Brigitta basah.

"Ada apa ini sebenarnya? Apa ada yang tidak aku ketahui antara Brigitta dan Leo?" kata Rico dalam hati.

"Ta, kamu sudah bangun?" tanya Rico.

"Iya Pi. "

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa ada yang sakit?" tanya Rico.

"Tidak ada Pi. aku baik-baik saja. " jawab Brigitta.

"Ta, apa ada yang membebani pikiranmu? " selidik Rico.

"Tidak ada Pi. " Brigitta berdusta.

"Ingat Ta, dengan ginjal yang hanya satu ini kamu tidak boleh terlalu lelah dan stress. Jadi kalau ada masalah harus diselesaikan, jangan berlarut-larut. " kata Rico sambil membelai kepala Brigitta.

"Sekarang istirahatlah, Ta. " Rico mengecup kening Brigitta dengan lembut.

"Terima kasih Papi. " kata Brigitta perlahan.

"Iya Ta. Tidurlah. " Brigitta pun memejamkan matanya lagi.

****

Teman-teman, aku minta tolong LIKE, RATE dan VOTE nya ya, agar aku bisa meneruskan ceritaku ini.

Terima kasih ya teman-teman yang sedang asyik membaca novel ini... semoga kalian tetap setia mengikuti cerita ku ini...

(Sayang selalu - KRIS)

Terpopuler

Comments

Rosni Lim

Rosni Lim

Dukung 10 like

2021-01-23

0

Jess ♛⃝꙰𓆊

Jess ♛⃝꙰𓆊

like❤️

2021-01-14

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

nyimak

2021-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!