Memaafkan

Nadila segera bangkit dari duduknya, gadis itu berjalan menuju dapur untuk berpamitan pada Mama Aldo yang tengah memasak di sana. Nindy dan yang lainnya sudah berusaha untuk mengehentikan Nadila. Namun, gadis itu tetap kekeh ingin pulang tanpa memperdulikan yang lainnya.

Ia berjalan keluar menuju pintu rumah Aldo dengan raut wajah yang begitu kesal sambil menelfon Pak Aji untuk menjemput dirinya.

"Lo sih Gas, ngapain sih lo ngelawan Nanad? udah tau perempuan itu sangat susah di mengerti, masih aja lo lawan" Ucap Aldo menceramahi Bagas setelah kepergian Nadila.

"Ya mau gimana lagi Do, gue juga nggak nyangka aja Nanad bakal marah saat gue bilang si Vino udah punya pacar. Orang dia langsung nyolot gitu aja, gue kan kesal juga jadinya" Sahut Bagas.

Sebenarnya Bagas juga merasa panik. Niat Bagas yang ingin membuat Nadila sadar bahwa Vino telah memiliki kekasih dan agar Nadila tidak berharap pada Vino, malah menjadi masalah besar bagi dirinya.

"Tapi lo memang sengaja kan, bilang gitu di depan Nanad" Tanya Anafi.

Bagas hanya diam tidak menyauti pertanyaan Anafi. Karena hal itu memang benar adanya, Bagas sengaja melakukan hal tersebut dengan tujuan agar Nadila mundur untuk mengejar Vino. Meskipun gadis itu memang belum mengatakan bahwa dirinya menyukai Vino, tapi Bagas sangat yakin jika melihat dari gerak gerik dan tingkahnya.

Dan karena sikap gegabah Bagas juga lah hal yang terjadi bukanlah yang sesuai dengan keinginannya, akan tetapi malah sebaliknya.

"Yaudah deh biarin aja si Nanad tenang dulu, ntar dia juga baik sendiri kok. Nanad orangnya nggak pendendam juga. Mungkin tadi dia cuma kesal atau lagi badmood aja. Dan sebagai laki-laki, sebaiknya lo minta maaf aja sama dia. Nanti gue kasih lo nomornya" Karin berusaha menenangkan Bagas yang terlihat panik dan merasa bersalah pada Nadila.

"Yaudah deh" Bagas mengusap rambut dan wajahnya dengan kasar.

"Makannya lain kali lo mikir dulu , cemburu sih boleh, tapi fikirin dulu sebab dan akibat dari apa yang akan lo lakuin. Lo harus ngerti, perempuan itu ribet, susah dimengerti. Menurut dia yang benar ya cuma dia. Kita sebagai laki-laki ini akan selalu serba salah Gas. Susah ngertiin perempuan" Tutur Aldo memberikan pencerahan pada Bagas.

"Emangnya lo kalo mau ngelakuin sesuatu pernah mikir dulu do?" Sindir Anafi ke melirik ke arah Aldo.

"Eh tunggu-tunggu, barusan kalian ngomong apa? cemburu? lo suka sama Nanad Gas?" tanya Nindy kaget.

Karin mendorong kepala Nindy. "Telat lo kagetnya"

"Ck!" Nindy berdecih, menepis tangan Karin dari kepalanya. Gadis itu masih menatap Bagas dengan fokus.

"Iya, si Bagas suka sama Nanad dari awal ketemu di acara reunian" Timpal Aldo.

***

Di dalam kamarnya, Nadila tengah tidur menelungkup di atas kasur empuk miliknya, gadis itu menatap langit-langit kamar dan entah apa yang ada dalam fikirannya saat ini.

Drrrtt

Drrrtt

Dering ponsel yang berbunyi dengan begitu nyaring, membuyarkan lamunan Nadila seketika. Ia dengan segera menoleh ke arah ponsel yang berbunyi di atas meja belajarnya. Gadis itu meraih bentah kecil yang berbentuk persegi panjang itu.

Nadila membuka ponselnya, menatap adanya satu pesan yang baru saja masuk di layar ponsel tersebut. Ia segera membaca pesan yang berasal dari nomor baru tersebut.

"Nad, maafin gue nad" ~Bagas

"Bagas??" Bibir Nadila bergerak membaca satu pesan yang dikirim oleh Bagas tanpa mengeluarkan suara. "Darimana dia dapat nomor gue?" Bibir Nadila bergerak pelan.

Ia segera mengetik di layar ponselnya itu, membapas pesan Bagas.

"Iya ngga papa kok Gas lupain aja, gue juga minta maaf karena tadi gue juga ikut terbawa emosi." ~Nadila

"Gue nggak ada maksud apa-apa Nad, gue benar-benar minta maaf lo sampe kesel gara-gara gue." ~ Bagas

"Udah santai aja gas, gue udah nggak mikirin itu lagi kok, gue kan juga salah." ~ Nadila

"Oke deh Nad, makasi ya lo udah maafin gue" ~ Bagas

"Sama-sama Gas, Kalo gitu gue tidur dulu Gas, bye" ~Nadila

"Oke Nad, bye." ~ Bagas.

Nadila dengan mudah memaafkan Bagas, karena dia juga tahu bahwa dirinya juga salah. Tidak seharusnya juga Nadila kesal pada Bagas hanya karena dia mengetahui bahwa Vino sudah nemiliki kekasih. Apalagi dengan posisi bahwa Nadila bukan siapa-siapa Vino. Dan bahkan belum mengenal pria itu sama sekali. Namun, entah apa yang membuat Nadila terlihat kesal saat mengetahui bahwa pria yang ia kagumi itu sudah memiliki kekasih.

Nadila duduk di depan jendela kamarnya, menatap langit yang sangat indah dihiasi dengan bulan dan bintang malam itu.

"Kalau dipikir-pikir kenapa gue marah sama si Bagas ya? Apa gue memang menyukai si Vino Vino itu?"

"Ah, gue kan cuma penasaran" Nadila mengacak-acak rambutnya sendiri.

"Tapi gue pengen ketemu" Seru Nadila lagi.

Nadila tampak seperti orang gila, berbicara sendiri di depan jendela kamarnya. Memikirkan Vino, memikirkan kenapa bayangan pria yang hanya sekali ia temui itu tak terlepas dari fikirannya.

***

Semenjak saat pertemuan di rumah Aldo itu, hubungan Nadila, Nindy, Karin, Arani, Aldo, Anafi dan Bagas, menjadi semakin dekat. Karena Aldo selalu menjemput empat gadis cantik itu sepulang sekolah hanya untuk sekedar berkumpul di rumahnya, menghabiskan waktu bersama dengan canda dan tawa.

Hingga tanpa terasa, waktu berjalan begitu cepat. Enam bulan sudah mereka dekat menjalin hubungan sebagai sahabat. Sekolah yang berbeda pun tidak menjadi halangan bagi para remaja itu untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.

Nadila yang sudah lama mengetahui bahwa Bagas menyukai dirinya, selalu saja dirayu tanpa henti oleh Bagas hingga terkadang membuat gadis itu merasa sedikit kesal.

Bagas masih saja menyimpan rasa pada Nadila. Pria itu bahkan sering mengungkapkan perasaannya tanpa rasa malu sedikitpun pada Nadila. Namun, yang didapat oleh Bagas selalu saja kata-kata penolakan. Entah apa yang membuat Nadila terus saja menolak pria setampan dan sebaik Bagas. Apa masih karena Vino kah? entahlah!

Ya, Nadila memang tidak pernah lagi bertemu dengan Vino. Bahkan Aldo selalu mengajak pria itu untuk berkumpul dengan mereka, tapi Vino selalu saja menolak dengan alasan tidak bisa. Itulah sebabnya, pertemuan Nadila dan Vino hanya sekali pada saat reunian itu saja.

Nadila baru saja sampai di pintu rumah Aldo, berjalan dengan centil tanpa merasa canggung dan malu lagi pada Bagas, Anafi, dan Aldo.

Sementara Bagas yang melihat Nadila dari kejauhan tengah berjalan ke arah dirinya itu, masih saja tidak henti melontarkan gombalan-gombalan kecil serta merayu gadis cantik yang telah mencuri hatinya tersebut tanpa rasa malu sedikitpun.

"Waduh, pacar gue udah datang nih?" sorak Bagas yang tengah duduk di atas sofa rumah Aldo tersebut ke arah Nadila. Pria itu mengedipkan sebelah matanya menggoda Nadila saat gadis itu menoleh ke arahnya.

Nadia berdecih, memutar bola matanya malas mendengar hal yang sama setiap harinya. Enam bulan mereka menjalin persahabatan memang tidak ada lagi kata jaim oleh mereka. Sikap ceplas ceplo dan tanpa rasa malu sudah biasa untuk mengisi hari-hari mereka.

.

.

.

.

Jangan lupa Like, Komen, Love, dan Vote ya. Terimakasih :)

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Aku suka sikap Bagas yg gentle👍🏻👍🏻👍🏻👏🏻👏🏻

2023-02-28

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Keliatan banget ya Nadila nya suka sama Vino,dari gerak gerik nya aja udah kebaca,masih aja mau nyangkal🤣🤣🤣

2023-02-28

0

Ini Tulus

Ini Tulus

seharusnya nindy gak boleh gitu, biarkan aja sesuatu itu berjalan apa adanya, jangan pernah memaksa orang utk menyukai orang lain, karena bila sesuatu yg dipaksa, biasanya hasilnya kecewa...

2020-05-20

10

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 78 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!