Perdebatan

Dua jam sudah mereka berkumpul di rumah Aldo hanya untuk bersenang-senang. Para remaja tersebut mengisi waktunya sore hari itu dengan menikmati suasana di rumah Aldo. Mereka melakukan aktivitas layaknya remaja-remaja lainnya, seperti bermain gitar, menonton Drama Korea di laptop, dan saling tertawa lepas satu sama lain.

Hal itu membuat hubungan Nindy, Karin, Nadila, Arani, Aldo, Anafi dan juga Bagas menjadi lebih dekat dan mulai mengenal satu sama lain.

Namun, disaat semuanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, Aldo tidak sengaja memperhatikan Nadila yang terlihat kebingungan seolah sedang mencari seseorang. Pria itupun tidak segan-segan untuk melontarkan pertanyaan.

"Lo lagi nyari siapa Nad?" Tanya Aldo tanpa basa basi.

Nadila terdiam mendengar pertanyaan Aldo. Gadis itu menoleh ke arah Aldo. "Hah? gue?" Tanya Nadila menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lo, siapa lagi?"

"Enggak kok, nggak nyari siapa-siapa" Jawab Nadila dengan lantang, namun jantungnya terasa berdetak begitu kencang.

"Nyari Bagas kali" Anafi membuka suara.

"Ya kali nyari Bagas, Bagasnya ada disini" timpal Arani.

"Oiya" Menepuk jidat, Anafi cengengesan.

"Oiya Do, teman lo cuma Anafi sama Bagas doang?" Nadila kembali membuka suara.

"Teman? teman gue ya banyak lah? kenapa emang?" Sahut Aldo.

"Ya nggak papa sih, cuma nanya"

"Yakin lo cuma nanya?" Kali ini Nindy membuka suara.

"Ya yakin lah. Kenapa emang?" Balas Nadila dengan begitu percaya diri.

"Oo gitu? Jadi yakin nih" Nindy mendekat dan duduk di samping Nadila. Ia memegang pundak sahabatnya itu. Menatap Nadila dengan tatapan menggoda.

Kening Nadila tertaut, ia merasa bingung dengan sifat Nindy, mata Nadila mengikuti arah tangan Nindy yang saat ini merangkul pundaknya.

"Ya yakin? Lo kenapa sih?" Nadila menepis tangan Nindy dari pundaknya. Gadis itu merasa risih dengan tatapan Sahabatnya itu.

Nindy tertawa. "Sorotan mata nggak bisa boong lo Nad" Nindy melontarkan sindiran dengan bibir yang tak henti tersenyum jahil melirik Nadila.

"Maksud lo apaan sih Nin?"

"Maksud gue, lo lagi nyari teman si Aldo yang kemaren ngisi acara reunian kan?"

Nadila dengan cepat membungkam mulut Nindy dengan tangannya. "Enggak kok, lo apa apaan sih Nin" Nadila tampak salah tingkah dan gelisah.

"Ya kalo memang enggak biasa aja kali Nad nggak usah grogi gitu"

"Ck! Salah mulu gue! Nadila menjauhkan tangannya dari mulut Nindy. Gadis itu menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Arani yang sedari tadi hanya menyimak, mulai membuka suara. "Teman Aldo yang mana sih? kemaren kan memang cuma ada Bagas.

Karin menepuk kening Arani. "Mulai deh nggak nyambung, itu lo Rani sayang, teman si Aldo yang lo bilang ganteng kemaren. Masa lo lupa? Perlu di instal nih otak lo biar nggak error mulu"

"Ooo yang itu! Iya-iya gue ingat. Tapi bener juga tuh, kok dia nggak lo ajak do?" Arani ikut bertanya.

"Maksud kalian Vino? Tadi sih gue ajak, tapi katanya dia nggak bisa karena lagi ada urusan."

"Oo gitu" semuanya mengangguk paham. Sementara Nindy masih menggoda Nadila lewat tatapan mata, hal itu benar-benar membuat Nadila merasa kesal pada Nindy. Ia tak henti melototkan mata bulatnya ke arah Nindy, sementara Nindy justu semakin senang menjahili Nadila.

Bagas yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan mereka, entah mengapa ia tidak berani membuka suara. Bagas merasa cemburu ketika mengetahui orang yang ia suka malah menyukai temannya.

Benar, Bagas memang menyukai Nadila dari awal pertemuan mereka. Itulah sebabnya Anafi barusan menggoda sahabatnya itu dengan mengatakan bahwa Nadila sedang mencari Bagas.

Meskipun Nadila tidak mengakuinya secara langsung, namun Bagas jelas bisa membaca dari raut wajah Nadila bahwa gadis itu terlihat jelas menunggu kedatangan Vino.

Bagas sadar bahwa ini memang baru pertemuan kedua dirinya dan Nadila. Namun entah mengapa ia tak bisa menyangkal bahwa dirinya benar-benar menyukai gadis cantik berbadan kecil yang imut itu.

Namun, tiba-tiba Bagas teringat akan sesuatu dan berani untuk membuka suara.

"Tapi kan si Vino udah punya pacar, yang satu sekolah sama kita itu" Bagas melirik ke arah Aldo dan juga Anafi.

Aldo dan Anafi yang memang sudah mengetahui bahwa Bagas menyukai Nadila sejak pengakuan Bagas disekolah kemaren itu pun sudah dapat mereka tebak bahwa temannya itu sedang merasa cemburu.

"Terus kalo dia udah punya pacar urusannya sama gue apa?"

Tidak ada angin, tidak ada hujan. Nadila tiba-tiba nyolot ucapan Bagas dengan nada yang terdengar sangat kesal.

Mendengar ucapan Nadila, semua yang ada di ruang tamu rumah Aldo tersebut sontak menoleh ke arahnya. Mereka mengerutkan keningnya heran pada gadis cantik itu.

"Kenapa?" tanya Karin menoleh ke arah Arani.

"Nggak tau" Arani menaik turunkan bahunya, menandakan dirinya juga tidak tahu kenapa sahabatnya tersebut.

"Lo kenapa Nad?" tanya Bagas

"Lo yang kenapa?"

"Lah, kenapa lo jadi kesel gitu sama gue Nad?

"Kalo memang dia udah punya pacar, terus urusannya sama gue apa? kenapa jadi lo yang ikut campur?" Nadila berbicara dengan nada suara yang sedikit meninggi. Menatap bagas dengan tatapan yang begitu tidak sukanya.

Bagas semakin bingung, ia mengerutkan keningnya menatap Nadila "Kenapa jadi begini?" gumam bagas dalam hati.

"Gue nggak ikut campur kok Nad. Gue cuma ngomong apa adanya, apa yang gue tau. Terus salah gue dimana?"

Bagas memejamkan matanya, menghela nafas panjang dan kemudian menghembuskannya dengan pelan untuk menenangkan diri.

"Lo marah karena gue bilang Vino udah punya pacar?" tanya Bagas lagi.

"Idih, siapa yang marah, biasa aja keless, bukan urusan gue juga." Balas Nadila menyeringai mempelototi Bagas.

"Nggak marah apanya? gue..."

"Udahh - udah apa apaan sih ribut -ribut?"

Anafi menghentikan perdebatan yang terjadi antara Bagas dan juga Nadila. Semua yang ada di ruang tamu rumah Aldo itu terdiam saat terjadinya perdebatan diantara keduanya. Nindy, Karin, dan Arani hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. Mereka sebenarnya juga bingung, kenapa Nadila tiba-tiba marah pada Bagas. Namun, hal yang bisa mereka lakukan hanya diam melihat apa yang akan teejadi.

"Iya nih, nggak lucu tau brantem-brantem gini" Arani berbicara dengan nada suara manja, memanyun manyunkan bibirnya pada saat suasana tegang seperti sekarang ini.

Nadila dan Bagas hanya diam tidak menyauti perkataan Anafi sambil menatap tajam satu sama lain.

"Sebenarnya kalian itu sama-sama nggak nyambung sadar nggak sih?" Anafi melirik ke arah Bagas. "Lo Gas, kenapa lo tiba-tiba jadi bahas pacar Vino? padahal pembicaraan kita nggak ada kok yang membahas tentang itu." Anafi berganti melirik Nadila. "Dan lo Nad, kenapa lo jadi nyolot ketika Bagas ngomong Vino udah punya pacar?"

"Iya juga ya" Arani dan Karin menganggukkan kepala membenarkan ucapan Anafi.

Nadila dan Bagas masih terdiam satu sama lain.

"Sekarang kenapa pada diam?" Anafi kembali bertanya.

"Tau ah, mending gue pulang"

.

.

.

.

.

Jangan lupa, Like, komen, dan Vote ya. Terimakasih :)

Terpopuler

Comments

Agustio Okke

Agustio Okke

seru bngt ini😜😜

2023-07-27

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ddiihh mau nyangkal lagi😂😂😂😜

2023-02-28

0

Rndii

Rndii

haha

2021-06-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 78 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!