Ternyata Dia Jodohku
...Sebelum baca kasih tau aku dulu dong kalian tau cerita ini dari mana? Makasih. Happy Reading💙...
...Maaf ya kalo ceritanya gajelas. Karena ini cerita pertama saya. Hehe makasih yang udah mau mampir :)...
Ketika cahaya bersinar di siang hari, menembus celah-celah kecil fentilasi yang ada di kantin sekolah. Terdengar riuh suara para siswa yang sedang jajan di kantin tersebut. Aroma makanan yang ada di sana sungguh sangat menggugah selera, sehingga siapa saja yang mencium aroma itu akan lapar dibuatnya.
Di salah satu meja yang ada di kantin, terlihat seorang gadis cantik berbadan kecil, kulit putih bersih, bulu mata melantik, dan alis yang sangat tebal sedang mengangguk-anggukkan kepala mengikuti alunan musik yang keluar dari headset yang ada di telinganya. Jari lentik gadis itupun tak mau kalah dan juga ikut bergerak di atas paha kiri, dengan tangan kanan memegang ponsel dengan cast berwarna merah muda miliknya.
"Mbak, nasi goreng satu ya" pintanya saat melepas benda kecil yang dapat mengeluarkan suara itu dari telinganya.
Gadis yang dimaksud adalah Nadila Azzahra Putri, seorang siswa kelas XI dari sebuah sekolah favorit yang ada di Kota Jakarta, yaitu SMA Tunas Bangsa. Nadila adalah anak tunggal dalam keluarganya. Ibunya bernama Mira dan ayahnya bernama Gunawan.
Sifat Nadila tergantung dengan siapa dia berteman. Nadila akan terlihat ceplas ceplos jika saat bersama orang yang sudah lama dia kenal. Namun, akan terlihat lebih anggun dan feminim jika dengan orang yang baru saja ia kenal.
Berkali kali Nadila menghela nafas pelan, menopang dagunya dengan telapak tangan sembari menunggu pesanan yang tak kunjung datang. Mata Nadila berputar memandangi sekeliling, memperhatikan banyaknya siswa yang tampak sedang berdesak desakan untuk memesan makanan di kantin sekolahnya.
Tak berselang lama, seorang wanita muda datang dengan rambut tergerai sebahu membawa sepiring nasi goreng di tangannya. Wanita itu tampak tengah berjalan menuju ke arah Nadila.
"Maaf ya dek lama, lagi rame soalnya" Wanita yang tidak lain adalah salah satu karyawan kantin sekolah Nadila itu tertawa cengengesan sambil menaruh satu piring nasi goreng dan satu gelas juice mangga di meja yang ada di depan Nadila.
"Nggak papa kok mbak, santai aja. Cuma nunggu nasi goreng aja mah gampang. Jangankan nunggu nasi goreng, nunggu dia yang nggak kunjung datang aja aku sanggup mbak, apalagi cuma nunggu beginian" Ucap Nadila cengengesan.
"Dek Nanad mah bisa aja" Wanita muda itu memegang dagu Nadila kemudian segera pergi dari sana.
Tanpa berfikir panjang, Nadila segera melahap nasi goreng yang terlihat sangat lezat yang ada di depan dirinya itu dengan begitu rakus. Gadis itu benar-benar merasa sangat lapar karena tadi pagi ia tidak sempat untuk sarapan di rumahnya.
"Nad, lo lagi makan kayak orang kelaparan aja masih cantik. Apalagi kalo anggun ya, mungkin cantik lo bisa berlipat lipat seribu kali lipat." Ucap Kenjiro teman angkatan Nadila namun berbeda kelas.
Nadila mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. "Yailah, Nanad gitu lo" Balas Nadila dengan songong, namun semua orang juga tahu bahwa gadis itu tidaklah se sombong omongannya.
"Kenyang juga nih cacing di perut" Nadila memegang perutnya setelah selesai menyantap habis nasi goreng barusan.
Berjalan menuju kasir, Nadila mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari saku seragamnya.
"Mbak, kembaliannya kasih Kenjiro aja"
"Oke dek Nad"
"Woi Nad, makasi ya" Kenji melambaikan tangannya pada Nadila.
Nadila berjalan sendiri menuju kelas. Gadis itu kembali memasang headset ke telinganya. Bibirnya bergerak mengikuti alunan musik yang keluar dari benda kecil tersebut. Sementara tangan Nadila sibuk mengotak atik benda kecil yang berbentuk persegi panjang tersebut sambil berjalan menuju kelas.
Di sepanjang koridor sekolah, tak sedikit siswa laki-laki yang menggoda Nadila, namun gadis cantik dengan rambut tergerai itu tampak acuh. Sesekali ia hanya membalas dengan sebuah senyuman.
Sesampai di kelas, Nadila segera duduk di kursi nomor dua paling pojok dari belakang.
"Woi, dari mana sih lo?" Nindy yang baru saja datang menepuk meja yang ada di depan Nadila hingga membuat pandangan gadis itu sontak menoleh ke arahnya.
"Biasa kantin, laper gue"
"Yaelah, lapar mulu lo. Makan banyak, tapi nggak gemuk-gemuk" Ejek Nindy.
"Apaan sih rese banget sih lo"
Nindy adalah sahabat Nadila sejak ia masuk ke SMA Tunas Bangsa, karena teman-teman SMP Nadila tidak ada yang bersekolah disini. Dan beruntung, dirinya bertemu dengan Nindy, Karin, dan juga Arani yang memang sudah bersahabat dari mereka SMP.
"Oiya Nad, nanti malam lo mau ikut nggak, sama kita?"
"Kemana?" tanya Nadila seolah acuh dengan pandangan yang masih fokus pada layar ponsel miliknya.
"Ke reunian SMP kita, mau nggak?"
"Ke reunian sekolah kalian? Ih ogah! Ngapain juga gue ikut-ikutan kesana?" Tolak Nadila mentah-mentah tanpa berfikir panjang.
"Songong amat sih lo, ntar juga kalo ada cowok ganteng lo mau" Timpal Arani yang berada di belakang Nindy.
Mendengar ucapan Arani, Nadila menghentikan aktivitasnya sejenak. Gadis itu menoleh ke Arani. Bibirnya melengkung membentuk senyum genit.
"Kalo ada cowok ganteng ya gue pasti mau Rani sayang"
Nadila berdiri hanya untuk memegang dagu Arani, menggoda sahabatnya tersebut. Ia menaik turunkan alisnya dengan senyuman jahil yang sudah terpancar disana. Hal itu sontak membuat Arani sedikit merasa jijik melihat tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Ih apaan sih lo" Arani memutar bola matanya malas, menepis tangan Nadila dari dagunya.
***
Sore hari, cuaca masih terlihat cerah dan tidak ada tanda-tanda akan datangnya hujan. Hal itu membuat Nindy dan yang lainnya merasa sangat senang karena acara mereka masih akan terlaksana.
Nadila, Nindy, Karin dan Arani sudah terlihat rapi dengan style masing-masing, mereka berkumpul di rumah Nindy untuk berangkat ke acara reunian itu. Nadila terlihat begitu cantik dan anggun dengan menggunakan dress se lutut polos yang berwarna merah muda dengan dihiasi pita kecil berwarna biru di kerahnya. Tidak lupa pula dengan sling bag yang disampingkan di bahunya, membuat gadis itu benar benar terlihat begitu feminim dan sangat anggun.
Setelah selesai merapikan pakaian masing-masing, Nindy, Nadila, Karin, dan Arani berjalan menuruni satu persatu anak tangga dari kamar Nindy menuju dapur untuk berpamitan pada Mama Nindy yang sedang memasak. Setelah berpamitan, mereka segera meminta Pak Agus yang tak lain adalah sopir di rumah Nindy untuk mengantar mereka kesebuah Kafe tempat dimana acara itu dilangsungkan.
"Pak, anterin kita ke Kafe dekat simpang 3 SMP ya Pak" Pinta Nindy pada Pak Agus yang tengah duduk santai di teras rumahnya.
"Baik Non" Pak Agus mengangguk, kemudian mereka berjalan menuju garasi mobil.
Setelah memastikan semuanya telah masuk ke dalam mobil, Pak Agus dengan segera melajukan mobil menuju Kafe tersebut dengan santai. Di perjalanan, mereka selalu menyelipkan obrolan-obrolan ringan dengan penuh canda dan tawa. Membuat isi mobil serasa begitu ramai, padahal mereka hanya berempat di dalam sana, berlima dengan Pak Agus yang sama sekali tidak mengeluarkan suara.
Tak butuh waktu lama, setengah jam di perjalanan, Nindy, Nadila, Karin dan juga Arani telah sampai di sebuah Kafe yang terlihat begitu indah. Dihiasi dengan lampu-lampu warna warni yang menambah keindahan Kafe tersebut meskipun hari masih sore dan belum terlihat begitu gelap.
.
.
.
.
Jangan lupa Like, Komen, dan Vote ya. Terimakasih :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Aili Motings
ceritanya seru
2024-06-26
0
Asri Asri
ngk ngerti aku dengan Ceritanya
2023-10-05
0
Asri Asri
ceritanya Menarik
2023-10-05
0