Di Dapur
"Nona Hana sedang apa? Biar saya saja yang....." Potong perkataan salah satu pelayan tersebut.
"Tidak perlu biar aku saja. Aku ingin membuatkan bubur untuk suamiku." Ucap Hana kepada pelayan tersebut dan Hana melarang pelayan membantunya memasak bubur.
Hingga akhirnya Hana membuatkan bubur dengan tangannya sendiri, tanpa bantuan siapapun.
"Jadi deh! Semoga Jean suka. Benar kata Steve, aku harus bisa mengambil hatinya." Ucap Hana dan membawa semangkok berisi bubur lalu ia berjalan kelantai atas menaiki anak tangga ke kamar Jean.
"Jean, ini kau makan dulu baru minum obatnya." Kata Hana lalu duduk di pinggir ranjang tidur di samping Jean, Jean yang masih duduk bersandar di belakangnya sambil membuka ponselnya, Jean ternyata sudah memakai bajunya.
"Aku tidak mau makan, berikan obatnya saja kapadaku." Tolak Jean untuk memakan bubur buatan Hana karena ia tidak nafsu makan, dan tangannya menengadah untuk meminta obatnya itu.
"Makan atau tidak?"
"Tidak!" Ucap Jean spontan dan ia meletakan ponselnya disebelah meja ranjang tidurnya.
"Oh tidak ya..." Mata Hana menajam sedikit-sedikit menyipitkan matanya, Jean memandangi tatapan Hana yang berubah ekpresi.
Hana meletakan buburnya di samping meja tempat tidurnya, dan Hana bereaksi menggelitiki Jean.
"Stop!"
"Stop Hana!"
"Stop, stop Hana.... Ah sakit!" Jean meringis kesakitan lalu ia menyentuh perutnya yang terluka.
"Jean kau tidak apa?" Tanya Hana khawatir dan berhenti dengan aksinya itu.
Pandangan mereka terlalu dekat, sehingga tatapan ini membuat detak jantung mereka ingin melompat keluar, nafas hangat beradu terasa dikulit wajah mereka berdua.
Jean menatap Hana begitu lekatnya, ia melihat bibir ranum Hana begitu menggairahkan entah kenapa ia ingin sekali menyium bibir milik Hana lagi.
Hana membuyarkan lamunan Jean yang kemana-mana. "Jean, kau tidak apa? Apa masih terasa sakitnya? Aku mohon makanlah dulu."
"Aku tidak nafsu makan!"
"Ayolah dikit saja aku mohon, ya ya ya aku mohon suamiku." Ucap Hana genit dengan mata yang berkali-kali berkedip.
"Iya aku harus membuat Jean memiliki istri, aku memang istrinya. Aku ingin membuatnya jatuh cinta kepadaku. Lagi pula aku jatuh cinta dengan Jean tidak ada salahnya, aku rasa dia laki-laki yang baik untukku. Dan aku... aku tidak mau menjanda, tidak bisa yaampun, umurku masih muda, terus menjanda kan tidak lucu. Siapa nantinya yang mau janda seperti aku. Iya kau benar Hana, kau harus bisa bertahani pernikahan ini. Urusan cinta aku pasti juga bisa jatuh cinta, berjalan waktunya aku juga membuat Jean bisa jatuh cinta kepadaku." Ucap Hana didalam hatinya.
Jean mengerutkan kedua alisnya itu menatap Hana yang membuatnya nyaman dan sangat lucu sikapnya itu.
"Oke aku makan, tapi kau harus janji satu hal kepadaku."
"Apa? akan aku lakukan asal kau mau makan Jean."
"Kau harus menjadi seketarisku!"
"Apa? Lalu Steve?"
"Aku yakin dia tidak akan menolaknya, dengan seperti itu karyawan-karyawanku tidak akan curiga kalau kau istriku."
"Lalu Shensa?"
"Itu bisa aku urus, katakan kepada Steve kau berhenti sebagai seketarisnya dan kau menjadi seketarisku."
"Bagaimana ini? Kalau aku jadi seketarisnya aku pasti tidak bisa ikut silat kepada Steve, lagi pula aku pasti ikut lembur seperti Shensa. Astaga!" Batin Hana
"Makan dulu, nanti bisa dibahas setelah kau makan dan minum obat."
"Kau mau main curang kepadaku?"
"Tidak!"
"Terserah saja, aku tidak nafsu minum obat lagi. Biarkan aku istirahat aku tidak ingin berdebat denganmu."
"Baiklah, aku akan menjadi seketarismu. Sekarang makanlah Jean!"
Akhirnya Hana tidak ada pilihan lain apa lagi dari tadi Jean seperti menahan rasa nyeri diperutnya itu, tetapi Jean pintar menutupinya.
Jean memakan buburnya dan meminum obatnya itu.
"Oke kau selesai, sekarang kau boleh tidur."
"Tidurlah disebelahku Hana!" Ucap Jean menatap Hana.
Hana masih diam tanpa menjawab perkataan Jean barusan. Hana diam seperti itu membuat Jean menjentikan jarinya di dahi Hana.
"Akhh sakit Jean!" Ucap Hana mengelus dahinya karena ulah Jean.
"Salah siapa ngalamun seperti itu. Kenapa kau tidak mau ?"
"Kalau tidak mau, tidak masalah." Ucap Jean dingin lagi.
"Kesempatan ini masak aku tolak, awal yang bagus. Pelan-pelan aku pasti bisa membuatnya memiliki istri yang sesungguhnya." batin Hana dan senyum-senyum sendiri.
"Kenapa kau masih diam saja disana? Ada apa dengan wajahmu senyum-senyum tidak jelas seperti itu, silahkan tidur diranjang tidurmu sendiri."
"Siapa bilang aku tidak mau, aku jelas mau tidur satu ranjang denganmu." Ucap Hana langsung naik keatas ranjang tidur Jean dan menarik selimutnya.
Jean mengubah posisi duduk terus berbaring, dibantu dengan Hana yang sudah ada disampingnya.
Mereka sama-sama terbaring satu ranjang tidur, biasanya mereka berbeda ranjang. Sekarang mereka satu ranjang.
Mulut berkata tidak, hati berkata iya.
Entah perasaan apa ini yang membuat mereka sebahagia ini bila bersama.
"Jean, sekarang aku ingin bertanya kepadamu. Apapun masalahmu aku mohon ceritalah kepadaku, kenapa kau sampai terluka seperti ini?"
"Aku akan jawab pertanyaanmu, tapi aku juga ingin tahu kau kemana saja setiap pulang bekerja?" Ucap Jean melempar pertanyaannya yang mustahil Hana jawab.
"Itu, sudahlah tidak jadi. Aku lelah, aku mengantuk." Ucap Hana menghindarinya, setidaknya besok bisa dibahas dulu dengan Steve, apa perlu Jean tahu selama ini dia kemana setelah usai bekerja.
"Aku tahu kau Hana, tapi kau tidak tahu aku siapa? Aku beruntung memiliki istri sepertimu. Untung aku sudah menyelidiki ini semua, aku janji aku akan melepaskan Isabel untukmu, tapi nanti disaat yang tepat."
Hana memunggungi Jean, hingga Jean meringis kesakitan lagi itu berhasil membuat Hana berbalik lagi untuk melihat keadaan Jean.
"Jean, masih sakit?" Ucap Hana melihat Jean
"Kemarilah, aku ingin kau memelukku." pinta Jean.
"Ada apa dengan Jean, semenjak aku masuk kedalam kamar hari ini. Kenapa dia bersikap seperti ini? Aneh bukan? Memang kesempatan untukku tapi ini benar-benar aku merasakan aneh dengan sikapnya."
Hingga akhirnya Jean menarik tubuh Hana kedalam dekapannya.
"Ahhhk Jean!"
"Diamlah!" Ucap Jean yang sudah berhasil membuat Hana berada didalam pelukkannya.
"Jangan tekan perutku sakit Hana, letakan tanganmu didadaku. Seperti ini ! " Sambung Jean dan mengarahkan tangan Hana di dadanya sendiri. Terasa sekali detak jantung Jean, Hana bisa merasakan itu.
》Bersambung......
.
.
.
.
Salam hangat dari author imah_nm untuk para pembaca semoga terhibur dan kalian semua suka. 🤗
JIKA TEMAN-TEMAN SUKA BERI AUTHOR DENGAN \=
VOTE 🎖️
LIKE 👍
KOMENTAR 💬
FAVORIT ❤
TIP⭐
RATE 5 BINTANG ⭐⭐⭐⭐⭐
Bantu dengan LIKE dan KOMENTAR kalian disetiap BAB, itu semua bentuk dukungan teman-teman untuk author agar semangat UPnya💝!!!Terima kritik dan saran kalian agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Terimakasih sebanyak-banyaknya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
L
karna jempol ku cuma 4 , jadi 4 jempol aja buat mu thor 💪🏻💪🏻
2022-07-22
0
sun flower
udh mulai ada rasa nih...😁😁😁
2021-05-06
0
liaa
lanjut😍
2021-01-13
0