Beberapa hari kemudian......
-----Jam kerja selesai-----
Setiap hari Hana setelah usai bekerja jam 4 sore ikut silat bersama Steve di padepokan merpati putih, dan pulang sebelum Jean pulang kerumah juga.
"Sudah satu minggu ini kau cepat memahami jurus-jurus yang sudah aku ajarkan kepadamu Hana."Kata datuk Rimba kepada Hana setelah selesai beradu kekuatan silatnya dengan datuk.
"Terimakasih datuk, kau sudah banyak mengajarkanku." Ucap Hana kepada sabeum selaku pelatih Hana selama di padepokkan ini.
Datuk pun hanya tersenyum dan duduk di pinggiran sanggar sebagai tempat peristirahatan murid-murid datuk setelah selesai berlatih.
"Datuk Rimba, kalau begitu saya izin kebelakang untuk buang air kecil." Ucap Hana dengan sopan.
"Silahkan Hana!"
Kemudian Steve merasa sudah lelah dan akhirnya ia juga memilih berhenti berlatih lalu menghampiri datuk Rimba di sanggar peristirahatan.
"Steve!"
"Iya datuk!"
"Mari duduklah, aku ingin berbicara kepadamu, Steve." Ucap datuk kepada Steve yang masih berdiri lalu ia duduk di sebelah datuk.
"Datuk sudah lama tidak melihat Jean, apa lagi kau sudah tidak membawanya kesini lagi."
"Maaf datuk, kakak Jean sangat sibuk dengan perusahaannya. Jadi Steve tidak bisa membawanya kemari. Sebagai gantinya kak Hana saya suruh ikut berlatih silat disini."
Datuk Rimba menepuk bahu Steve dan tersenyum.
"Sebelum Jiko meninggal, dia menitipkan Jean dan kau kepadaku. Dia harus mahir dalam berkelahian untuk tameng dirinya sendiri juga."
"Aku tahu datuk, tapi datuk tahu sendiri. Semenjak kak Jean kenal dengan seorang wanita yang bernama Isabel, ia sangat sulit aku bujuk untuk datang kesini lagi."
"Seperti yang aku katakan sebelumnya beberapa hari yang lalu, ini alasanku juga membawa kak Hana kemari."
"Kau benar, lalu katakanlah kepada Hana untuk melepaskan Isabel dari Jean. Aku rasa Hana wanita yang baik untuk Jean, apa lagi sekarang dia adalah istrinya. Pasti sangat mudah membuat Jean jatuh hati kepada Hana."
"Datuk Rimba, Steve. Aku harus pulang sekarang!" Ucap Hana datang tiba-tiba dengan wajah seperti mengkhawatirkan seseorang.
"Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Apa ada masalah kak Hana?" Tanya Steve kepada Hana.
"Jean, Jean sakit. Kata pelayan ia terluka, dan aku tidak tahu maksudnya terluka seperti apa. Aku sangat khawatir dengannya."
"Datuk apa saya boleh pulang sekarang?" Ucap Hana minta persetujuan dengan sabeum.
"Pulanglah, rawat Jean sebaik mungkin. Apapun yang terjadi katakan kepada kami Hana."
"Pasti Datuk Rimba. Terimakasih banyak datuk."
"Kak Hana, aku akan mengantarkanmu pulang."
"Tidak usah Steve, sebaiknya kau disini saja. Aku bisa pulang sendiri."
"Benar Steve, kau disini saja. Masih banyak yang perlu kita bicarakan."
"Baik kalau begitu. Kak Hana hati-hati pulangnya, aku tunggu kabarnya mengenai kak Jean."
Hana hanya menganggukkan kepalanya saja lalu pergi untuk mengganti pakaiannya, dengan baju yang sebelumnya ia pakai bekerja tadi.
...*****...
Di rumah Jean
"Nona Hana, tuan Jean sudah diatas kamarnya." Ucap salah satu pelayan tersebut.
"Terimakasih." Hana langsung naik keatas lalu menuju kamarnya.
"Jean!" Panggil Hana mendekati Jean yang terbaring lemah di ranjang tidurnya.
Hana melihat Jean begitu pucat dan sangat lemas. Jean tanpa memakai baju di bagian perut sisi kanannya terluka terlihat ada perban dan noda merah disana.
"Kenapa? kenapa kalian tidak membawanya kerumah sakit?" Ucap Hana kepada penjaga-pejaga itu yang baru datang dikamar Jean, Hana benar-benar khawatir dengan Jean.
"Nona muda, ada serangan mendadak dari luar. Sehingga kami tidak bisa membawanya kerumah sakit, karena tuan Jean meminta dirawat dirumah saja yang lebih aman."
"Dan tadi sudah diperiksa oleh dokter pribadi tuan Jean yaitu dokter Luh. Jadi nona tidak perlu khawatir, biarkan tuan muda beristirahat lebih dulu."
"Tidak khawatir kepalamu ! Jelas aku khawatir aku istrinya, kalian paham! " Ucap Hana dengan nada tingginya, dan sikap Hana mulai berani dan tidak lembut lagi kesannya menjadi wanita bar-bar.
Penjaga-penjaga itu hanya mengerutkan dahinya bukannya beberapa hari yang lalu Hana tidak begitu memperdulikan Jean, tapi beda untuk sekarang ini. Suara keras Hana membuat Jean meringis kesakitan memegangi perutnya yang terluka dan terbangun.
"Jean, kau sudah bangun!" Ucap Hana mengganti pandangannya kearah Jean.
"Hana, kenapa ketika aku pulang kau tidak ada di rumah? Kau pulang jam 4 sore. Dan aku pulang cepat hari ini jam 5 dan kau sampai jam 6 sore. Kata pelayan-pelayan dirumah ini, kau pulang jam setengah 7 malam setiap harinya, lalu jam 4 sore sampai jam 6 sore kemana saja selama ini setelah kau pulang bekerja Hana?"
"Itu.... emmmm itu itu gak penting Jean, yang terpenting kondisimu sekarang yang lebih dulu diutamakan Jean. Kenapa kau sampai terluka seperti ini? Siapa yang berani melakukan ini."
"Kalau aku cerita kepadamu, kau tidak akan mengerti urusanku. Aku harap selama kau bekerja diperusahaan atau waktu jam istirahat, kau jangan pergi sendiri keluarlah bersamaku biar aku yang akan menemanimu."
"Kenapa? Ada Steve jadi tenang saja."
"Kau istriku atau istri Steve?"
"Ya istrimu, lagi pula kau mengatakan sendiri beberapa hari yang lalu untuk tidak mengatakan apapun mengenai pernikahan kita kepada siapapun. Jadi apa alasanku nanti kepada mereka semua termasuk karyawan-karyawanmu kalau kau menemaniku? Katanya di perusahaan tidak usah saling kenal, kenapa sekarang kau malah ingin didekatku? "
"Sial, senjata makan tuan!" batin Jean
"Kalian, semua silahkan keluar. Biarkan aku dengan Hana!" Ucap Jean kepada penjaga-penjaga disana.
"Baik tuan."
"Kalau begitu tuan muda, nona muda, kami permisi."
Tinggal lah Jean dan Hana disana, Hana duduk disebelah ranjang tidur Jean. Jean berusaha bangun dan ingin duduk, tetapi ia mengalami kesulitan bangun karena perut bagian kanannya terluka.
"Jean, aku bantu. Jangan sok kuat kalau memang tidak kuat!" Celetus Hana kepada Jean dan membantu Jean duduk bersandar dibelakang tempat tidurnya, punggungnya diberi bantal sebagai tumpuan.
"Beberapa hari ini kau kemana saja? Kenapa aku baru tahu tadi dari pelayan-pelayan dirumah ini kalau kau pulang setiap jam setengah 7 malam, padahal jam pulangmu jam 4 sore harusnya sudah sampai di rumah."
"Bukannya kau mengatakan sendiri, aku boleh pulang sebelum jam 7 malam. Lagi pula aku tepat sampai rumah sebelum jam 7."
"Lagi-lagi aku senjata makan tuan! Tapi aku masih punya senjata andal, aku boleh tahu urusan pribadinya lagi pula aku suaminya." Batin Jean didalam hatinya.
"Ya kau benar. Tapi aku ada hak untuk tahu kemana kau pergi setelah selesai bekerja bukan?" Tanya tegas Jean menatap Hana.
Tok...
...Tok
Tok...
"Permisi tuan, saya mengantarkan obat yang tuan minta tadi dari dokter Luh, silahkan diminum obatnya agar segera pulih luka diperut tuan." Kata pelayan tersebut membawa nampan berisi obat dan satu gelas berisi air putih.
"Benar Jean kau minum obat dulu."
"Bawa kesini, biar aku saja yang memberikan obatnya."
"Baik nona muda." Pelayan tersebut memberikan nampannya kepada Hana dan berlalu pergi.
"Sebelum kau minum obat aku mau tanya kau sudah makan belum?"
"Tidak, berikan saja obatnya itu." Jean meraih obat yang di pegang Hana, tapi Hana menjauhkan nampannya.
"Mana ada seperti itu, makan dulu baru minum obat. Aku tidak akan berikan obat ini sebelum kau makan, kalau begitu bagaimana aku buatkan bubur?"
"Tidak perl......" Potong perkataan Jean
"Oke aku buatkan dulu, tunggu disini jangan kemana-mana! " Ucap Hana lalu berdiri dari duduknya dan meletakan nampannya dimeja samping tempat ranjang tidurnya, sambil Hana membawa obatnya agar Jean tidak meminumnya lebih dulu.
"Wanita aneh ! Aku tidak akan mungkin kemana-mana, apa dia tidak melihat dengan jelas aku sedang terluka seperti ini." Dengus Jean sendiri setelah kepergian Hana.
》Bersambung......
__________________________________________
Sekilas info,
info UP bisa berubah sewaktu-waktu bila ada kendala. 🌹
...《UP setiap hari,...
...paling cepat UP jam 01.00 dini hari,...
...paling lambat UP jam 13.00 siang....
...Jangan lupa like & komentarnya,...
...Selamat menunggu UP selanjutnya!》...
__________________________________________
.
.
.
.
Salam hangat dari author imah_nm untuk para pembaca semoga terhibur dan kalian semua suka. 🤗
JIKA TEMAN-TEMAN SUKA BERI AUTHOR DENGAN \=
VOTE 🎖️
LIKE 👍
KOMENTAR 💬
FAVORIT ❤
TIP⭐
RATE 5 BINTANG ⭐⭐⭐⭐⭐
Bantu dengan LIKE dan KOMENTAR kalian disetiap BAB, itu semua bentuk dukungan teman-teman untuk author agar semangat UPnya💝!!!Terima kritik dan saran kalian agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Terimakasih sebanyak-banyaknya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Irna Felya Az-zaraa
lnjut,smgat thor
2020-12-29
0
R Ni
Jangan lupa semangat nya meski hidup terkadang berat😊😊😊
2020-12-29
0
hasanah uswa
lanjut, smngat thor
2020-12-29
0