Dipagi hari...
"Shensa, kenapa kau berada disini?" Tanya Jean setelah bangun dari tidur di sofa panjangnya.
"Maaf tuan Jean, saya ditugaskan oleh tuan Steve untuk datang kemari. Tuan Steve meminta saya untuk membawa perias pengantin kemari." Jawab Shensa seketaris Jean.
"Permisi tuan!" Ucap salah satu wanita yang baru menampakan diri dari pintu depan. Kelihatannya wanita itu adalah perias, ternyata semua sudah di atur oleh Steve.
"Ini tuan, periasnya."
"Iya, iya kalian bisa naik ke atas. Bisa kalian dandani Hana, suruh pakai baju pengantinya juga sekalian." Ucap Jean sambil mengibas-ngibaskan tangan kirinya.
"Baik tuan, kalau begitu kami permisi pergi naik ke atas kamar tuan."
"Hm."
Setelah kepergian mereka, datanglah Steve dari pintu depan melihat Jean masih malas.
"Pagi kakak Jeanku yang tampan!" Ucap Steve mendekati Jean.
"Iya pagi." Jawab Jean datar.
"Kakak, ini hari pernikahan kakak. Jangan pasang wajah seperti itu. Ayolah kakak segera bergegas bangun dan mandi. Oke!" Bujuk Steve melihat Jean tidak ada semangat sama sekali. Karena pernikahan ini bukan keinginan Jean melainkan keinginan Steve.
"Aku sudah siapkan jas pengantin ini untuk kakak, segera bangun." Titah Steve lagi sambil memperlihatkan jasnya yang masih terpasang gantungan baju dan tertutup rapat dengan plastik tebal putih, jas berwarna hitam cocok untuk Jean kenakan.
"Iya... iya Steve, aku akan bangun."
"Steve, kau sudah datang." Sahut mamah Tie disana menghampiri Jean dan Steve ikut duduk bersamanya.
"Iya bibi, Steve sudah mengatur semuanya. Biarkan kakak Jean mandi lebih dulu."
"Nanti saja, lagi pula kamarku ada Hana, Shensa dan periasnya."
"Tidak ada alasan kakak, lihatlah disitu ada kamar kosong. Kenapa kakak tidak mandi disana?"
"Itu kamar Isabel. Aku tidak akan masuk kesana."
"Wah... wah, sejak kapan kamar itu menjadi kamar milik Isabel. Jelas-jelas kakak Jean tidak pernah membawanya kerumah ini."
"Bukan urusan kau Steve."
"Baiklah... Biaklah ! Aku mengalah, tapi ayolah kakak masuklah ke kamar itu hanya untuk mandi saja untuk hari ini saja. Please!" Ucap Steve memelas membujuk Jean.
Tanpa menjawab perkataan Steve, Jean pun berdiri pergi lalu membuka kamar itu dengan kunci yang ia gabungkan dengan kunci mobilnya. Lalu Jean masuk kedalam kamar tersebut dan memulai mandi dan bersiap-siap.
"Steve, kenapa tiba-tiba Jean ingin menikahi Hana?" Tanya mamah Tie kepada Steve yang tinggal berdua diruang tengah.
"Itu... Eemm.... " Ucap Steve ragu-ragu, tidak mungkin kan dirinya mengatakan yang sebenarnya kepada bibi Tie.
"Itu apa? Omong yang jelas Steve, jangan membuat bibi penasaran."
"Steve tidak tahu bibi Tie, Bibi bisa tanyakan langsung kepada kakak Jean sendiri saja."
"Begitu ya!"
"Iya bi. Oh ya Steve sudah siapkan bajunya buat bibi kenakan. Pasti cocok buat bibi Tie, kalau begitu Steve ambilkan bajunya dimobil dulu ya. Tunggu disini bi!" Ucap Steve mengalihkan obrolannya itu.
...*****...
Di kamar
Awalnya Hana menolak untuk di make up, tapi mereka membawa-bawa itu perintah dari tuan Jean, akhirnya Hana menurut saja untuk didandani. Cukup lama Hana di make over seperti pengantin sesuai permintaan Steve.
Kemudian setelah Hana di make over, Hana diminta untuk mengenakan baju pengantinya. Gaun yang indah berwarna putih, bahunya sedikit terespos terlihat mulus sekali kulit putih leher dan bahu miliknya. Bener kata orang, Hana bagaikan putri turun dari kayangan yang begitu cantik.
"Sempurna! Nona Hana begitu cantik." Ucap pujian Shensa kepada Hana.
"Terimakasih nona."
"Jangan panggil saya nona, panggil saja saya dengan sebutan Shensa saja nona Hana. Karena kau akan menjadi istri bos saya."
"Saya mohon, nona Hana jangan mempersulit saya."
"Baik Shensa."
"Kalau begitu mari nona, kita bisa turun kebawah." Ajak Shensa kepada Hana lalu mendekati Hana membantunya mengangkat gaun panjangnya sedikit keatas, dan pastinya juga dibantu oleh periasnya juga.
Perlahan-lahan Hana menuruni anak tangga sampai ke lantai dasar, ternyata disana Jean, Steve, dan mamah Tie sudah siap.
Jean melihat kecantikan Hana, melebihi kecantikan Isabel. Senyum manis Hana bisa menghepnotis siapa saja yang melihatnya. Sampai mereka tidak sadar kalau Hana sudah didekat mereka.
"Tuan Jean, tuan Steve, kami sudah selesai make over nona Hana." Ucap Shensa
Mereka sama-sama masih bengong melihat Hana yang begitu cantik dan sangat memukau dengan baju pengantinnya itu.
"Steve, Jean." Panggil mamah Tie sekali lagi membuyarkan tatapannya kepada Hana.
"Iya!" Ucap Steve dan Jean bersamaan.
"Hana kau cantik sekali nak. Ya Tuhan, akhirnya aku akan memiliki anak perempuan. Meskipun kau menantuku Kau akan tante jadikan anak tante. Mulai hari ini panggil tante dengan sebutan mamah oke?"
Hana mau menolak? tidak mungkin, akhirnya Hana mensetujuinya saja.
"Jean, Steve, kita bisa berangkat sekarang?"
"Bisa mah!" Jawab kilat Jean.
"Hana kau cantik sekali." Puji Steve kepada Hana.
"Apa yang kau katakan Steve!" Sinis Jean kepada Steve.
"Isshh... tidak salah kan aku memuji calon kakak iparku yang cantik ini."
"Sudah, sudah. Kenapa kalian malah berantem. Kita berangkat sekarang." Mamah Tie menengai pertingkaian kecil mereka berdua.
Kemudian mereka bersama-sama pergi ke KUA, melaksanakan pernikahan SAH tanpa resepsi. Akhirnya Jean dan Hana resmi menjadi suami istri, sah di mata hukum dan di mata negara.
"Kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri, selamat buat kakak Jean dan kau kakak ipar Hana." Ucap Steve memberi selamat untuk kedua pengantin tersebut.
"Selamat ya Hana, kau sekarang sudah menjadi menantuku yang berarti kau sudah menjadi anak perempuanku, akhirnya mamah memiliki anak perempuan." Timpal mamah Tie memberi selamat pernikahan putranya dan menantunya yang akan menjadi anak perempuannya.
"Kak, sesuai perkataanku tadi. Lakukan kewajibanmu sebagai suami. Aku tidak mau kakak kasar dengan Hana, sampai kakak kasar dengan Hana aku tetap tidak akan setuju nantinya kakak dengan Isabel setelah perpisahan kakak dengan Hana." Ucap Steve pas ditelinga Jean.
"Dan lagi kakak harus mengenal Hana lebih dalam lagi, lakukan Hana selayaknya istri kakak." Sambung bisik Steve ditelinga Jean.
"Iya kakak tahu, sudah jangan sering-sering memberitahuku seperti ini." Ucap Jean sama pelannya mengatakan jawabannya kepada Steve, ya seperti orang yang sedang berbisik-bisik berdua.
"Jean, kalau begitu mamah hari ini langsung pulang kerumah lama papah saja ya, lagi pula lusa masa cutinya mamah sudah habis, banyak pasien yang mamah harus tangani disana."
"Biar Steve saja yang mengantarkan bibi pulang kerumah paman." Ucap Steve menawarkan diri.
"Tidak usah Steve, di depan sudah ada supir yang menjemput bibi."
"Jean, Hana... Semoga pernikahan kalian diberkati selalu oleh Tuhan." Ucap mamah Tie kepada Jean sambil mengelus lengan Jean dan Hana bergantian.
"Mamah Tie, hati-hati dijalan. Kalau sudah sampai di rumah kabarin kami." sahut Hana memberanikan diri, Hana yang suka mengalah, sabar dan penurut. Orang pasti menilai Hana wanita lemah, badahal itu salah. Hana wanita yang kuat, ada saatnya nanti dia akan berubah menjadi wanita yang berani dan tidak ada orang yang berani lagi menindas Hanaoka Calista, yang sudah menjadi istri pengusaha tampan, muda, kaya raya melintir dinegeranya yaitu tuan Jean Choky.
》Bersambung......
.
.
.
.
Salam hangat dari author imah_nm untuk para pembaca semoga terhibur dan kalian semua suka. 🤗
JIKA TEMAN-TEMAN SUKA BERI AUTHOR DENGAN \=
VOTE 🎖️
LIKE 👍
KOMENTAR 💬
FAVORIT ❤
TIP⭐
RATE 5 BINTANG ⭐⭐⭐⭐⭐
Bantu dengan LIKE dan KOMENTAR kalian disetiap BAB, itu semua bentuk dukungan teman-teman untuk author agar semangat UPnya💝!!!Terima kritik dan saran kalian agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Terimakasih sebanyak-banyaknya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Kenzzie Ajja
mampir thor...
.jempolan bgt critanya
2021-11-01
0
Astina Sutami
semangat thor
2021-06-28
0
Tata Dafa
selamat smg langgeng
2021-05-19
0