Ditaman belakang rumah
Tante Tie mulai menanam beberapa tanaman bunga yang berwarna-warni seperti mawar putih, mawar merah, mawar orange bahkan mawar birunpun ada. Begitu juga bunga Anggrek berbagai warna pun ada, tante Tie memang menyukai bunga-bunga seperti itu.
"Nyonya emm..." Ucap Hana ragu-ragu
"Ayolah Hana, jangan memangil tante Tie dengan sebutan nyonya, cukup panggil tante saja. Oke!" Jawab tante Tie yang masih menyirami tanamannya kesana kemari.
"Ta... tapi nyonya saya merasa tidak enak kepada nyonya, kesannya tidak sopan kalau seperti itu!" Balas Hana yang berhenti memotong daun bunga yang sudah mulai layu lalu menatap tante Tie yang masih fokus menyiram.
"Kenapa? kau jangan formal seperti itu. Sudah cukup panggil tante saja."
"Ternyata nyonya Tie belum tahu yang sebenarnya, kalau tuan Jean membeliku dengan harga mahal kemarin. Aku tidak berani mengatakannya, biarlah tuan Jean yang mengatakan sendiri." Batin Hana
"Tante suka berkebun?" Tanya Hana memberanikan diri memakai sebutan 'tante'.
"Ya memang tante suka sekali berkebun Hana, baru hari ini tante bisa pulang kerumah ini menanam disini, biasanya tante berkebun di dekat rumah tante, yaa... ini sebagian tanaman tante bawa kesini untuk mengisi kebosanan tante berada disini, tanaman tante banyak sekali tapi dikebun dekat rumah tante."
"Dirumah tante? Jadi tante dengan tuan Jean rumahnya pisah." Tanya ulang Hana dengan mengerutkan dahinya itu.
"Iya, tante sebelumnya dirumah almarhum peninggalan suami tante yang sudah meninggal 1 tahun lalu. Jean sudah sukses sudah mampu membeli apapun sendiri, bahkan rumah ini." Ucap tante Tie dengan wajah sendu karena mengingat suaminya yang sudah tidak ada, dan juga Jean memilih tinggal sendiri dengan cara membeli rumah ini.
"Maaf tante, bukan ma... maksud Hana membuat tante sedih."
"Tidak apa Hana! Kita lanjut lagi."
"Tante tidak lelah? Apa perlu Hana buatin minuman?"
"Ide yang bagus Hana, kita duduk disana ya sejuk dibawah pepohonan dekat kolam renang dan banyak tanaman-tanaman juga disana. Kita bisa beristirahat disana, cuacanya sudah mulai panas disini."
"Siaplaksanakan tante." Ucap Hana patuh dengan ekpresi senyum terukir indah di sana, Hana membuat Tante Tie agar tidak sedih lagi mengingat almarhum suaminya.
...*****...
Diperusahaan Jean Choky Group
"Steve apa yang kau katakan kepada mamah Tie?" Tanya Jean yang tiba-tiba masuk kedalam ruangan Steve yang baru saja sampai perusahaan.
"Santailah dulu kakak Jean, ini semua juga karena demi kebaikanmu." Balas Steve menatap Jean berdiri dengan raut wajah yang kesal.
"Kebaikan apa? Kau tahu aku sangat mencintai Isabel."
"Iya aku sangat tahu itu, tapi aku tidak suka kau dengan Isabel kakak!"
"Oh aku tau jangan-jangan kau ingin memisahkanku karena kau ingin merebut Isabel dariku kan!"
"Iyakan! Jawab Steve!" Ucap Jean dengan nada tingginya lalu mendekati kearah Steve, menarik krah baju yang Steve kenakan sampai ketarik keatas.
"Apa aku seburuk itu dimata kakak?" Ucap Steve menatap kedua mata Jean yang sama-sama memiliki tatapan tajam.
Jean menyadari itu, ia tahu betul Steve itu seperti apa. Untuk apa Steve menusuknya dari belakang. Kalau memang Steve ada niatan membantu seharusnya Steve mendukung Jean dengan Isabel, tapi kenapa Steve meminta dirinya pisah dengan Isabel.
"Kakak Jean, demi apapun aku tidak tertarik sama sekali dengan Isabel. Tidak sama sekali!"
Jean melepaskan cengkeraman krah baju kepada Steve. Lalu mundur selangkah kebelakang.
"Aku sudah bilang dia bukan wanita yang baik untumu, dia bukan wanita baik-baik."
"Jangan mengatakan buruk tentang Isabelku, Steve! Aku tegaskan sekali lagi atau......"
"Atau apa kak? Mau pukul aku? Silahkan pukul aku sampai mati aku tidak masalah, asal kakak bisa pisah dengan Isabel."
"Cuma gara-gara wanita kakak mempertaruhkan ikatan persaudaraan kita sebagai adik kak Jean. Aku sungguh kecewa dengan kakak!"
"Seharusnya aku yang marah, kenapa malah kau yang marah Steve?"
"Terserah kakak, selama hidup Steve, aku tidak pernah minta apupun dari kakak. Kali ini aku ingin kakak menuruti inginku, kalau tidak terserah kakak, sampai mati aku tidak akan pernah setuju dengan hubungan kak Jean bersama Isabel."
Jean menghembuskan nafasnya dengan perlahan, lalu duduk dikursi berhadapan dengan Steve, Steve pun juga duduk dikursinya.
"Katakan apa yang kau inginkan?"
"Aku cuma ingin kakak menikah dengan Hana. Kakak jalani pernikahan kakak dengan Hana, kalau kakak Jean tidak merasa bahagia dengan Hana dalam jangka 12 bulan. Kakak bisa menceraikan Hana, dan aku yang akan menggantikanmu sebagai suaminya. Soal Isabel kau bisa menyembunyikan pernikahanmu, tapi ada syaratnya kakak harus melakukan kewajiban kakak sebagai suami Hana setelah menikah nanti." Jelas Steve menjelaskan permintaannya itu.
"Pernikahan itu bukan untuk main-main Steve!"
"Ayolah kak... Kali ini kabulkan permintaanku, kalau begitu aku sampai mati tidak akan menyetujui kakak dengan Isabel."
"Anggap saja Hana itu istri tebusan kakak Jean, sayang bukan uangnya sudah membeli mahal-mahal wanita itu. Cukup kali ya 12 bulan untuk menebus 25 milyar."
"Biarkan aku pikirkan lebih dulu Steve."
"Tidak bisa, jawab sekarang kak. Iya atau tidak! Keputusan ditanganmu kakak Jean. Selama 12 bulan, kalau memang kau tidak mencintai atau tidak bahagia dengan Hana, kau bisa lepasin dia dan kau bisa kembali dengan Isabel seutuhnya, toh Isabel tidak akan tahu pernikahan kalian, kalau kau menginginkan untuk menyembunyikannya, aku juga akan tutup mulut. Setelah itu aku bisa setuju kau dengan Isabel, semisal kakak memang tidak bahagia dengan Hana selama 12 bulan itu."
"Oke, demi persetujuanmu dengan hubunganku bersama Isabel kelak, aku akan kabulkan keinginanmu itu. Ingat selama 12 bulan tidak lebih, dan aku berhak menceraikan Hana kalau memang aku tidak bahagia dengannya."
"Tidak masalah, deal!" Ucap Steve antusias lalu mengulurkan tangannya kepada Jean untuk berjabat tangan sebagai kesepakatan resmi.
... ******...
Di Rumah Papah Satya
"Mah, kemana perginya anak itu?" Tanya papah Satya mencari Hana tidak ada dirumah semalaman.
"Tidak tahu, setelah kejadian kemarin dia tidak nampakan diri dirumah pah!" Jawab mamah Prita yang masih duduk disofanya itu.
"Mamah, papah. Ini ada surat dari kamarnya Hana." Ucap Rose turun dari anak tangga membawa selembar kertas terlipat.
Lalu papah Satya membaca tulisan yang ada di kertas itu, ditulisan itu Hana mengatakan pamit pergi dari rumah. Begitu saja katanya!
"Anak itu, berusaha kabur. Berarti benar anak itu memakai uangnya untuk beli barang-barang mahal untuk ia bawa pergi."
Tapi entah kenapa papah Satya merasakan kehilangan atas kepergian Hana dari rumah.
Padahal kenyataannya surat itu yang menulis adalah Rose sendiri dengan atas nama Hana. Papah Satya percaya itu, dan Rose tidak ketahuan melelang Hana waktu itu di bawah tanah Groumuel, toh Hana akan menjadi budak untuk om-om atau bahkan kakek-kakek yang membeli Hana. Intinya dipikiran Rose, Hana akan menderita ditangan sang pembeli.
》Bersambung......
.
.
.
.
Salam hangat dari author imah_nm untuk para pembaca semoga terhibur dan kalian semua suka. 🤗
JIKA TEMAN-TEMAN SUKA BERI AUTHOR DENGAN \=
VOTE 🎖️
LIKE 👍
KOMENTAR 💬
FAVORIT ❤
TIP⭐
RATE 5 BINTANG ⭐⭐⭐⭐⭐
Bantu dengan LIKE dan KOMENTAR kalian disetiap BAB, itu semua bentuk dukungan teman-teman untuk author agar semangat UPnya💝!!!Terima kritik dan saran kalian agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Terimakasih sebanyak-banyaknya. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ALICE💙💛
Rencana Steve berhasil 👍👍
2021-06-28
0
Widi Widurai
rose ini anaknya satya n prita atau cm anak bawaan dr prita? kl anak satya n prita brt mreka berhubungan ktika satya masih sama gina dong? kl ngliat dr jarak lahirnya hana dan rose
2021-05-13
0
ciuthi129
coba d baiki tulisannya thor..ceritanya bgs bgt...
tapi tata bahasanya jaya kurang pas thor....maaf cuma masukan ya thor..by the way,ceritanya bagus banget
2021-05-11
0