Mamah Tie

Tok...

...Tok

Tok...

"Tuan muda!" Panggil salah satu pelayan dari luar pintu kamarnya.

Jean yang sudah selesai mandi dan sudah mengenakan bajunya pun membuka pintu kamarnya.

"Ada apa?"

"Maaf tuan, saya ingin menyampaikan sesuatu kepada tuan. Itu nyonya besar sudah ada dibawah!"

"Apa? Kenapa mamah ada dirumah ini?" Ucap Jean karena ia tidak meminta mamah kandungnya dirumah Jean.

"Jean!" kata ibunda Tie yang sudah berada dihadapan Jean sekarang.

"Ma... mamah, kenapa pagi-pagi sudah berada disini?"

Kemudian Hana yang sudah membersihkan diri, sudah mandi dan sudah memakai bajunya pun keluar melihat obrolan yang ada di depan pintu.

Mamah Tie dan Hana saling pandang, Hana hanya bisa menundukan kepalanya kebawah.

"Cantik!" Ucap pujian mamah Tie kepada Hana yang sudah beradapan saat ini.

"Mah dia....." Potong perkataan Jean, ia tidak tahu harus bilang apa kepada mamahnya soal wanita itu.

"Dia kenapa nak?"

Jean bingung harus menjawab apa sekarang, mau bilang jujur mamah pasti marah.

"Apakah kau tidak sabar putraku? Mamah sudah bilang menikahlah dengan kekasihmu ini." Timpal mamah Tie menatap Jean

"Dia bukan......"

"Sudahlah, mamah tahu apa yang terjadi tadi malam. "

"Namamu Hana bukan? Tadi Steve sudah memberitahuku banyak hal tentang dirimu hay gadis cantik!" Ucap mamah Tie dengan senyum manisnya itu.

Mamah Tie meraih tangan Hana dibawa turun kebawah untuk melakukan sarapan pagi.

"Hufftt apa-apaan Steve, dia mempengaruhi apa lagi kepada mamahku. Sial! Awas saja nanti kalau ketemu aku interogasi habis-habisan. Aku yakin keberadaan mamah disini karena Steve!" batin Jean dalam hatinya.

"Jean, segera turun kita sarapan!" Ucap mamah Tie meninggikan suaranya itu.

"Iya mah!"

...*****...

" Jean! Sebelum kau berangkat bekerja alangkah baiknya kita bahas pernikahanmu dengan Hana." Ucap mamah Tie setelah selesai sarapan pagi.

"Tidak mah! Mamah salah mengira dia bukan kekasihku... dia....."

"Dia kenapa? Jadilah laki-laki bertanggung jawab putraku." Tatapan mamah Tie begitu tajam kepada Jean.

"Tapi mah....."

"Hana katakan kepada tante, apa yang terjadi tadi malam sehingga kalian bisa satu kamar? Tidak mungkin kalian tidak melakukan lebih dari itu."

"Itu... emmm... anu.. itu..." Ucap Hana gelisah dan melihat raut wajah Jean begitu menakutkan lalu ia menundukan kepalanya lagi.

"Katakan yang sebenarnya apa yang terjadi? Kita sama-sama perempuan, tante tidak mendidik anak tante menjadi lelaki bejat."

"Mah itu kecelakaan, aku tidak sengaja semalam menidurinya, posisinya aku sedang keadaan mabuk semalam." Ngelak Jean

"Jadi benar! Apa kau tidak sadar putraku itu keterlaluan, kalau Hana hamil mengandung dari benihmu bagaimana?"

Hana tersedak dengan ucapan mamah Tie, ia baru tahu setelah terjadinya gulatan tadi malam akan membuat dirinya hamil.

"Tante, tidak perlu memaksanya. Kalau tante boleh mengizinkan biarkan saya pergi dari sini, kalau memang saya hamil anaknya saya janji akan menanggungnya sendiri."

"Tidak bisa Hana!" Teriak bersamaan Mamah Tie dan Jean spontan.

Jean sudah membeli Hana semahal itu dilepaskan begitu saja cih jangan bermimpi Hana, sedangkah mamah Tie tidak mau Hana hamil dari keturunan keluarganya mengalami kekurangan diluar sana.

"Jean, tidak bisa apa? Kalau kau tidak ingin Hana pergi dari rumah ini nikahi Hana. Kau mengerti! Jangan membuat keluarga kita malu didepan sorotan media publik karena kecerobohanmu. Ingat Jean keluarga kita terpandang tidak ada yang berhak memalukan keluarga ini." Ucap mamah Tiea menegaskan kembali kepada Jean.

"Benar yang dikatakan bibi Tie, kakakku Jean. Nikahilah Hana." sahut Steve menampakan diri dari depan pintu depan.

"Aku tidak mencintainya mah!" Ucap Jean lalu berdiri dari duduknya itu.

Hana hanya bisa menunduk dan pasrah, ini musibah atau keberuntungan, dia harus nikah dengan pria yang tidak ia cintainya. Bagaimana bisa begitu? Lalu Isabel bagaimana? Pikiran Hana menyabang kemana-kemana.

"Hana, aku janji akan membuatmu menikah dengan kakak Jean. Kau bisa bantu aku memisahkan Isabel dari kakak Jean." Timpal Steve duduk disebelah Hana setelah kepergian Jean.

"Maaf tuan Steve, saya tidak ingin menjadi perusak hubungan orang. Saya yakin mereka saling mencintai." Tolak Hana kepada Steve

"Jadi Steve, Jean memiliki kekasih namanya Isabel? Bukan Hana yang kau ceritakan kemarin?"

"Maaf bibi Tie, kakak Jean tidak pantas buat Isabel. Buktinya kalau memang mereka saling mencintai dan serius seharusnya mereka menunjukkan hubungan status pacarannya itu kepada bibi Tie, bahkan Isabel menolak lamaran Jean. Entah berapa kali Jean mengeluh karena Isabel selalu menolak lamarannya untuk kesekian kalinya." Jelas Steve kepada mamah Tie.

"Tuan Steve jangan menilai orang itu buruk, anehnya kau sendiri seperti memaksa saya padahal kita baru kenal kemarin lalu sekarang tuan Steve meminta saya untuk memisahkan nona Isabel dengan tuan Jean, itu tidak baik untuk hubungan nona Isabel dan tuan Jean!" sahut Hana

"Aku tidak menilai Isabel buruk, tapi benar adanya Isabel tidak baik untuk kakak Jean. Ia tidak mencintai kakak Jean, dia hanya mempertahankan popularitasnya sebagai model karena terbantu dengan perusahaan Kakak Jean."

"Dan aku yakin Isabel hanya memanfaatkan kakak Jean, dengan kekuatan kekayaan saja Isabel tetap masih bertahan. Ayolah... Isabel tidak mencintai apa adanya kakak Jean!" Ucap Steve membujuk kepada Hana

"Kalau misal saya seperti nona Isabel bagaimana?"

"Hahaha... Saya sudah mencari tahu tentang dirimu nona Hana."

"Jadi....."

"Iya aku tahu keluargamu, kau....." Potong perkataannya sendiri.

"Tidak mungkin aku bilang di depan bibi Tie, kalau Hana dibeli oleh kakak Jean kemarin malam di bawah tanah Groumouel. Dan tidak mungkin aku bilang kalau Hana dijual oleh saudara perempuannya itu." batin Steve dalam hatinya.

"Iya saya kenapa tuan Steve?"

"Iya kau memiliki keluarga yang terpandang, papahmu bernama Satya, dan mamahmu bernama Prita lalu em... Saudara perempuanmu yang bernama Rose. Iya bukan?" Ucap Steve memastikan kepada Hana

"Jadi tuan Steve tahu semua tentang keluargaku? Lalu yang......."

"Sudah cukup, aku tahu semua tentang dirimu Hana."

"Aku tahu betul kamu siapa! Aku mohon bantu aku untuk kakak Jean."

"Huhhh.... Tapi tuan Steve tidak tahu perihal tentang sebenarnya dirumah neraka itu. Itu yang membuatku menderita bertahun-tahun disana, sampai pada akhirnya aku bisa berada disini karena aku harus memenuhi syaratnya agar diriku bisa bertemu dengan mamah kandungku. Tapi apa hasilnya mereka menjualku, melelangku dibawah tanah itu? Rose dan mamah Prita berbohong kepadaku." Ucap Hana dalam hatinya sendiri.

"Hm, kenapa kau melakukan itu kepada Jean?" Mamah Tie membuyarkan lamunan sesaat Hana dan bertanya kepada Steve.

"Karena Steve ingin membuat kakak Jean bahagia. Itu saja, Steve sadar bi sudah banyak bergantung dikeluarga bibi Tie, ini saatnya Steve harus membalasnya dengan cara ini."

"Bibi tahu Steve kan? Steve tidak mau membuat keluarga ini berada dalam masalah, Isabel bukan wanita yang baik buat kakak Jean. Percayalah kepada Steve, bibi!"

"Baiklah, tapi untuk saat ini biarkan Jean seperti ini dulu. Dan kau Hana, bisa bantu tante berkebun bagaimana? Tante akan disini sampai kalian benar-benar menikah, tante yakin Steve ada benarnya. Tapi kau Steve apabila yang kau tuduhkan salah perihal Isabel, kau jangan memaksa Jean untuk berpisah dengan Isabel."

"Baik Bibi. Steve ada rencana! Biarkan nanti Steve obrolkan lebih dulu kepada kakak Jean diperusahaan! Kalau begitu Steve permisi pergi Bi, Hana."

》Bersambung......

.

.

.

.

Salam hangat dari author imah_nm untuk para pembaca semoga terhibur dan kalian semua suka. 🤗

JIKA TEMAN-TEMAN SUKA BERI AUTHOR DENGAN \=

VOTE 🎖️

LIKE 👍

KOMENTAR 💬

FAVORIT ❤

TIP⭐

RATE 5 BINTANG ⭐⭐⭐⭐⭐

Bantu dengan LIKE dan KOMENTAR kalian disetiap BAB, itu semua bentuk dukungan teman-teman untuk author agar semangat UPnya💝!!!Terima kritik dan saran kalian agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Terimakasih sebanyak-banyaknya. 🙏

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***