“Baik buk,” jawab Arumi.
“Silahkan kamu hubungi ibu mu,” kata Anita.
“Baik buk.”
Arum mengeluarkan hp dari tas kecil yang di bawanya. Ia mulai mencari kontak telpon ibunya. Setelah menemukan nama ibu tersebut, Arum langsung memanggilnya. Beberapa saat kemudian, terdengar suara yang menjawab telepon tersebut.
“Assalamu’alaikum kak Arum,” terdengar suara adiknya di telepon.
“Waalaikum salam sayang kakak.” Arum sangat mengenali suara yang melengking dan cempreng tersebut. Itu suara adiknya Aisah. Adik bungsu kesayangannya.
“Kakak, kakak apa kabar?” tanya Aisyah.
“Kakak baik dek. Adek gimana kabarnya?”
“Ica baik kakak. Sangat baikkkkkk. Ica rindu kakak. Kakak kapan pulang?”
“Kakak baru kerja sayang. Jadi belum bisa pulang. Syukurlah kalau adek kakak yang super bauty ini sehat.” Kata Arumi.
“Terima kasih kakak.”
“Dek, ibu mana?” tanya Arumi.
“Ibu sedang di dapur kak, masak gulai ikan,” jawab adiknya.
“Wah enak sekali. Kakak jadi rindu masakan ibu.”
“Kakak pulang saja kalau rindu.” Pinta Aisah ke pada kakaknya.
“Kakak juga pengen pulang dek. Tapi kakak baru kerja. Lagi pula kakak di sini cari duit untuk kamu, abang Azzam dan ibuk.”
“Iya kak,. Ica ngerti kakak jaga kesehatan ya. Ica sayang kakak. Hik....hik. .hik ....” Terdengar suara tangis adek bungsunya yang mulai pecah.
“Udah sayang kakak jangan cengeng. Kamu do’akan aja kakak sehat selalu, murah rezki dan setiap langkah kaki kakak, selalu di lindungi Allah.” Tampa terasa air matanya menetes karena rindu adik-adiknya.
“Iya, Ica selalu do’akan kakak setiap sholat Ica.”
“Ica jangan nakal ya dek, jangan buat susah ibu, belajar yang rajin, nurut sama ibu. Dan yang paling penting, jangan lupa sholat dan ngaji. Biar ayah tidak di siksa dalam kubur. Dan masuk surga.” Kata Arumi sambil meneteskan air matanya.
“Iya kak. Ica ingat selalu pesan kakak.”
“Bang Azzam mana?” tanya Arumi.
“Abang Azzam lagi latihan taekwondo kak.”
“Salam sama bang Azzam ya, kakak rindu kalian.”
Anita mendengar suara melengking dari Aisyah, wajahnya tampak senang dan sedikit sedih, mengingat anak-anak tersebut yang begitu cepat di tinggal ayah mereka.
“Dek, tolong kasih hp sama ibu, kakak mau ngomong sama ibu,” pinta arumi kepada Adiknya.
“Iya kak, Aisyah berjalan menuju dapur mengantar kan hp kepada ibunya.” Bu, telpon kak Arum.
Ibu langsung meraih hp tersebut.
“Halo Asalamu’alaikum.”
“Wa’alaikum salam ibu.” Jawab Arumi.
“Ada apa nak, kamu sehatkan sayang.”
“Alhamdulillah sehat ibu. Ibu sehat?” tanya Arumi kepada Ibunya.
“Sehat nak.”
“Bu, Arum ada pelatihan dari kantor. Sekitar 1 bulan. Jadi selama 1 bulan ini Arum tidak bisa menghubungi ibu.” Jelas Arumi.
“Pelatihan nak?”
“Iya bu.”
“Apa kamu naik pangkat nak?” tanya ibunya keheranan.
“Insyaallah bu. Ibu do’ain Arum ya. Biar bisa menyelesaikan pelatihan dengan baik.”
“Iya nak. Ibu pasti do’akan kamu.”
“Jam 3 ini Arum sudah berangkat bu.”
Hati- hati ya nak.”
“Iya bu. Ibu jaga kesehatan ya. Jangan kecapean.”
“Iya nak.”
“Dah ya bu. Assalamu’alaikum,” Arum mengakhiri telponnya.
Begitu banyak yang sebenarnya tidak di pahaminya. Namun dia tidak berani bertanya. Walau bagaimanapun dia harus mengikuti perintah bosnya. Apa lagi yang meminta pemilik perusahaan langsung.
“Ini bu hp Arum,” kata Arumi sambil menyerahkan ponselnya kepada ibu Anita.
Jam sudah menunjukkan jam 15.00
“Rum, supir sudah menunggu kamu di luar.” Kata Anita.
“Baik bu.”
Arum pamit. Sambil mencium punggung tangan Anita dan Jhoni.
“Ingat, selesaikan pelatihan itu dengan baik.” Kata Anita mengingatkan.
“Iya bu.”
Arum melangkah kan kaki nya ke parkiran. Dan di parkiran, dia sudah di tunggu oleh pria yang berseragam hitam. Dan membukakan pintu mobil. Arum duduk di belakang supir, dan mobil tersebut melaju meninggalkan restoran mewah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Eko Priyosantoso
waduh gagal jadi dokter dong
2022-11-04
0
Rinjani
wah yg ada jd calon Istri nih Habibi nakal
2022-09-29
0
Katherina Ajawaila
body guard luar dalam Arum akhirnya, sukses y Rum😘
2021-11-21
0