Mendengar ucapan arumi, membuat habibi merasa iba. Gadis yang masih belia tersebut. Sudah menanggung beban yang sangat berat. Arumi tersentak saat dia baru sadar, bahwa dirinya secara tidak langsung, curhat kepada pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
“Maaf pak, saya jadi curhat,” kata Arumi sambil menundukkan kepalanya.
“Gak apa kamu boleh kok cerita apa aja sama saya,” jawab Habibi.
“Pak, minggir ya. Saya sudah sampai.” Kemudian Arumi menutup mulutnya. “Duh, kok macam sedang naik angkot ya,” guman gadis tersebut dalam hati.
Habibi langsung memijak rem mobilnya. Arumi keluar dari mobil.
“Pak, makasih ya,” kata Arumi sambil melihatkan senyum termanisnya, yang memperlihatkan lesum pipitnya.
Seketika Habibi serasa jantungnya akan lepas. Melihat gadis tersebut. “Ya allah. Ada apa ini. Kenapa aku sangat menyukai gadis belia itu.” Gumamnya dalam hati. Arumi berjalan meninggalkannya. Dengan berbagai tanda tanya di hatinya. Gak mungkin aku jatuh cinta sama gadis kecil itu.
Begitu ramainya pelanggan mbak Ina. Membuat Arumi sangat kelelahan. Bahkan dirinya tak dapat duduk walau 5 menit. Setelah pelanggan berangsur-angsur pergi. Menu yang di jual habis. Warung di tutup. Dengan wajah yang sangat lelah. Arumi pamit kepada mbak Ina dan mas Heru. Arumi pulang untuk mengistirahatkan tubuh yang sangat lelah. Sebelum tidur, Arumi mandi, dan berwudhu. Untuk melanjutkan sholat Isya. Kemudain Ia langsung tertidur.
Jam 6 Arumi sudah sampai di kantor. Sudah mulai mengerjakan pekerjaannya. Efek berkas yang tertinggal membuat Habibi harus berangkat lebih awal. Ia terkejut, ketika melihat Arumi yang sudah di kantor dan sedang memulai pekerjaannya.
“Pak,” Habibi memangil scurity kantor.
“Iya ada apa pak?” jawab pak sekurity sambil berlari menghampiri Habibi.
“Cleaning servis masuk jam berapa?” tanya Habibi.
“Jam 8 pak.” Jawab sekurity.
“Kenapa Arumi sudah mulai kerja di jam seperti sekarang?” tanya Habibi.
“Iya pak, neng Arumi selalu datang jam 6 dan pulang jam 6 juga pak,” jelas sekurity kepada Habibi.
Mendengar penuturan dari scurity kantor, membuat Habibi marah. Bagaimana mungkin cleaning servis kantornya memperlakukan karyawan baru seperti ini. Dengan penuh rasa amarah ia masuk ke dalam bangunan kantor tersebut. Dan melihat Arumi yang memandang kearahnya. Dan menegurnya.
“Pak,” sapa Arumi sambil tersenyum.
“Iya, tinggalkan pekerjaan kamu,” jawab Habibi.
“Tapi pak,” jawab Arumi sambil kebingungan.
“Ini belum jam kerja arum,” bentak Habibi yang membuat Arum langsung terdiam.
“Baik pak,” jawab Arumi.
Habibi berjalan masuk ke dalam life menuju keruangannya. Dengan rasa marah yang sangat besar. “Bagaimana mereka bisa memperlakukakn anak baru semena-mena. Gadis yang berjuang untuk keluarganya. Gadis yang sangat lugu dan polos.” Pikir Habibi.
Aktivitas kantor sudah berjalan. Habibi memangil hrd di perusahaannya. Ia menelpon sekretarisnya.
“Iya pak,” jawab hrd di telpon.
“Keruangan saya sekarang,” perintah Habibi.
“Baik pak,” jawab hrd.
“Tuk...tuk....” terdengar suara ketukan pintu ruangan pak Habibi.
“Masuk,” teriak Habibi lantang.
“Ada apa pak?” tanya hrd.
“Panggil pak Abdul ke ruang saya sekarang,” jawab Habibi.
“Baik pak” kata hrd.
Tak lama, kemudian pak Abdul datang mengetuk pintu.
“Maaf bapak manggil saya?” tanya pak Abdul.
“Iya masuk,” perintah Habibi.
“Ada apa pak?” tanya Abdul.
“Bagaimana kerja cleaning servis?” Habibi bertanya sambil mulai menyelidiki kinerja karyawannya.
“Baik pak,” jawab Abdul singkat.
“Kamu cek CCTV sekarang. Kamu lihat 1 minggu terakhir,” perintah Habibi.
“Baik pak,” jawab Abdul.
Abdul langsung melangkah menuju ruang operator. Sedangkan Habibi tidak perlu keruang operator karena dia bisa langsung tersambung kelaptopnya. Setelah peristiwa tabrakan di depan ruangan pentri. Habibi jadi lebih sering mengecek apa yang di lakukan gadis yang sekarang bermain di hatinya. Setelah melihat CCTV tersebut, pak Abdul langsung menuju ruang Habibi.
“Saya sudah melihatnya pak,” kata Abdul.
“Apa kamu sudah tau apa yang terjadi?” tanya Habibi.
“Sudah pak,” jawab Abdul.
“Beri mereka surat teguran,” perintah Habibi.
“Baik pak,” jawab Abdul.
Habibi tidak langsung memberhentikan karyawannya. Ke 5 cleaning servis tersebut, di panggil oleh hrd. Mereka langsung di beri SP 1.
Dengan wajah yang sangat marah. “Akan aku buat perhitungan dengan wanita sok alim itu.” Terdengar Amel sangat marah.
“Aku juga,” ucap Mery.
“Kita hajar dia sama-sama, hingga mukanya tidak beraturan lagi.” Geram Inur.
Arum yang sedang di ruang pentri. Ia tidak tau apa-apa langsung mendapat serang dari Amel. Amel langsung menarik bajunya dan mendorong tumbuhnya sangat kuat. Sehingga Arum terjatuh ke lantai. Mery langsung menampar pipi Arum dengan sangat kuat.
“Hai wanita ******. Sukses ya kamu merayu pak Habibi,” kata Mery dengan marahnya.
“Hebat kamu,” ucap Inur.
Arumi hanya diam tanpa tau apa yang sedang terjadi.
“Apa salah saya mbak,” Arum mulai berbicara dari rasa terkejutnya.
“Pura-pura *****,” seru Amel.
Habibi tanpa sengaja memandang keleptopnya untuk melihat Arumi. Ia benar-benar terkejut saat dia melihat Arumi sedang di kerumuni para CSnya. Ia melihat gadis tersebut di tampar dan bahkan di tendang di bagian kepala oleh Amel. Habibi langsung lari ke ruang pentri. Ia langsung menangkap tangan Amel yang akan kembali menampar pipi Arumi.
Begitu melihat sosok pria yang berdiri di depan mereka. Wajah mereka tampak putih dan sangat pucat. Habibi langsung menopang tubuh Arumi berdiri. Ia langsung teriak memanggil scurity. Scurity langsung datang.
“Ada apa pak?” tanya security.
“Kamu usir perempuan-perempuan ini sekarang. Jangan biarkan mereka masuk. Mulai dari sekarang kalian saya pecat.” Bentak Habibi sambil memegang tubuh Arumi.
“Pak gak harus gini juga penyelesaiannya,” pinta Arumi.
“Kamu diam aja,” sergah Habibi karena tidak terima melihat Arumi di perlukan anarkis oleh CSnya.
Habibi langsung menggendong Arumi.
“Pak gak usah gini. Saya masih bisa jalan.” Pinta Arumi yang tidak nyaman atas perlakuan bosnya tersebut.
“Kamu diam aja, gak usah cerewet,” kata Habibi. Arumi hanya diam sambil memejamkan matanya yang tidak tahan melihat mata-mata yang tertuju hanya padanya. Dia memegang bahu bosnya, karena Ia takut jatuh. Arumi gak tau dia di bawa kemana karena dia hanya memejamkan matanya.
Habibi merebahkan tubuh arumi di atas tempat tidur yang berada di ruangnya. Arumi baru membuka matanya. Dan habibi, pergi keluar menelepon seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
Masya Allah 😭😭😭😭aku perlu banyak tissue nih....nangis mulu
2023-01-20
1
Rijal Kmbar
good
2022-05-19
0
⋆𝕻𝖚ᷠ𝖗ͧ𝖕ͬ𝖑ͣ𝖊᭄❦👒
up nya banyak yg double
2021-11-15
4