Arumi memberanikan dirinya untuk ke Jakarta. Naik bus dari desanya. Setelah perjalanan sekitar 5 jam. Dan akhirnya sampai. Yang pertama kali dilakukannya sudah pasti mencari kos-kosan yang harganya sangat murah. Untuk jadi tempat tinggalnya saat ini. Ia mendapatkan kos-kosan yg sangat murah, dengan membayar 200 ribu perbulan. Dengan kondisi kamar yg berukuran 2 x 2,5 meter yang cukup untuk satu orang. Namun bagi gadis tersebut itu sudah sangat senang.
Arumi mulai membuka-buka loker pekerjaan. Dan dia membuat surat lamaran ke perusahaan-perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan. Pada umumnya pekerjaan yang tersedia untuk lulusan SMA hanya cleaning servis. Namun hal tersebut tidak masalah bagi gadis tersebut. Dia juga sudah sangat terampil dalam bekerja. Arumi menyiapkan surat-surat lamaran yang akan dimasukkan ke perusahaan-perusahaan tersebut. Gadis tersebut memulai mengirimkan surat-surat lamarannya.
Gadis tersebut mencari pekerjaan serabutan. Iya mendatangi warung pecel lele yang berlokasi tidak jauh dari kosnya. Ia menawarkan jasa untuk bekerja di warung pecel lele tersebut. Pemilik pecel lele itu memandangnya. Gadis yang terlihat sangat muda dan cantik tersebut meminta bekerja di tempat usaha miliknya .
“Nama kamu siapa,” ucap pemilik pecel lele tersebut.
“Arumi Nanadia mbak,” jawab gadis tersebut dengan sangat sopan.
“Kamu yakin mau kerja di sini?” Tanya pemilik pecel lele itu kemudian.
Yang tampak ragu.
Dengan cepat gadis tersebut menganggukkan kepalanya.
“Kerja pecel lele itu capek lo,” kata pemilik pecel lele itu lagi.
“Gak apa mbak, Arum sudah biasa kerja mbak. Arum janji, Arum bakalan kerja dengan rajin.” Ucap gadis tersebut penuh harap.
Walaupun tidak begitu yakin, ia memberikan kesempatan untuk gadis tersebut bekerja di warung makan miliknya. Ia juga tidak meminta syarat yang banyak. Sore itu, gadis tersebut bisa langsung bekerja. Karena ia memang sangat membutuhkan pekerja. Wajah gadis tersebut tampak berbinar. Arum terlihat sangat senang karena dia ada pekerjaan. Menjelang pekerjaan tetap. Setidaknya dia bisa bertahan hidup. Hari itu arum langsung mulai bekerja di warung pecel lele mbak Ina.
Warung tersebut sangat ramai. Tidak sedikit para pengunjung yang memandang gadis cantik tersebut. Khususnya bagi laki-laki. Sangat jarang melihat gadis yang cantik seperti artis mau bekerja di warung pecel lele. Begitulah pikir mereka. Arum melayani pengunjung sangat ramah sekali.
Beberapa hari bekerja di pecel lele. Warung makan tersebut semakin banyak di kunjungi para pelanggan. Yang pada umumnya laki-laki. Arum berjalan ke meja yang sudah duduk 5 orang laki-laki. Sepertinya mereka baru pulang dari kantor dengan berpakaian rapi.
“Mau pesan apa mas?” Ucap gadis tersebut dengan senyum di wajah cantiknya.
Tampa berkedip pria tersebut hanya menjawab, "terserah adek saja."
“Minumnya mas?” tanya gadis itu kemudian.
“Apa saja akan kami minum dek,” ucap pria.
Mendengar itu Arum menjadi tertawa. “Baiklah mas saya tinggal,” ucap Arum dan kemudian meninggalkan meja tersebut.
Setelah beberapa menit. Gadis tersebut datang dengan membawakan pesan pria tersebut.
************
Pengunjung sangat ramai sehingga ia dan pemilik warung makan tersebut sangat kesulitan menghadapi pembeli yang sangat membludak. Hingga semua menu mereka habis. Dengan senang mbak Ina dan mas Heru merasa sangat puas.
“Semenjak Arum kerja di sini, warung mbak langsung rame,” ucap wanita yang berusia 37 tahun tersebut.
“Alhamdulillah mbak,” jawab gadis tersebut.
“Rum, gaji kamu mbak tambah Rp. 50.000,- satu malam,” kata mbak Ina.
“Benarkan mbak?” tampak gadis tersebut sangat senang.
“Iya rum, Mbak berharap kamu bisa betah kerja di sini,” kata mbak Ina lagi.
“Pasti betah mbak, mbak dan mas Heru sangat baik sama saya,” ucap gadis tersebut.
Setelah selesai bekerja, Arum membersihkan dan merapikan tempat tersebut. Setelah semua pekerjaannya selesai, ia berpamitan untuk pulang ke kosnya jam 11 malam. Karena memang semuanya sudah habis. Jadi tutup pun lebih cepat. Arum sambil mengantongi gajinya yang di beri mbak Ina. Karena memang, di kasih gaji harian. Awal mula mbak ini hanya memberinya gaji Rp. 35.000,- perhari.
Setelah sampai di kosannya ia merasa sangat lelah, Arum merebahkan tubuhnya di kamarnya yang hanya beralaskan tikar dan mengunakan tasnya untuk jadi bantal. Namun Arum merasa sangat nyaman. Arum pun tertidur dengan sangat pulasnya.
Jam 03.30 alarm jam Arum berbunyi. Karena besok hari Senin. Ia akan puasa. Sebelum pulang mbak Ina memberinya nasi yang masih tersisa porsi 1 orang. Ditambah 2 potong tempe dan sambal terasi. Ia makan sahur. Setelah selesai sahur. Ia teringat kalau dia belum sholat Isya. Dan dia langsung sholat.
Selepas sholat. Ia menghubungi Ardi. Tak perlu tunggu lama. Telpon tersebut langsung di angkat.
“Halo, Assalamu’alaikum,” ucap pria di seberang sana.
“Ada apa rum,” ucap pemuda itu kemudian. Yang terdengar baru bangun tidur.
“Kamu dah sahur? Besok puasakan?” Tanyanya.
“Iya besok aku puasa. Aku sahur dulu ya,” balas Ardi.
“Iya nanti aku telpon lagi,” kata Arum.
“Oke.” Dan telpon terputus. Ardi memutuskan telponnya.
Ardi mengambil nasi yang sudah dibelinya malam tadi saat keluar. Sedangkan Arum mengambil Al-qur'an dan membaca menjelang sholat Subuh. Sedang membaca Al-qur’an, telpon berdering. Ternyata Ardi menghubunginya. Arum pun mengangkat telepon tersebut.
“Halo Di,” sapa Arumi.
“Halo juga. Lagi ngapain Rum,” jawab Ardi.
“Bentar ya Di, aku mau selesaikan ngajinya dikit lagi. Gak usah di tutup,” kata Arum.
“Oke,” Ardi diam menunggu Arumi selesai mengaji.
Terdengar suara merdu Arum melantunkan ayat-ayat Al-qur'an. Kemudian Arum menutup Al-qur’annya.
“Di,” Arumi memulai pembicaraannya.
“Iya rum,” balas Ardi.
“Kamu apa kabar?” tanya Arumi.
“Baik rum,” jawab Ardi.
“Di mana sekarang? Apa sudah di Jakarta?” Tanya Arumi
“Sudah Rum. Kamu apa kabar? Di mana sekarang?” Ardi membalas pertanyaan Arumi.
“Aku juga di Jakarta. Kabar aku baik. Aku rencana cari kerjaan di sini,” Arumi mulai bercerita kepada pria yang ditelponnya.
“Kirim alamat kamu. Besok aku ke sana,” ucap pria tersebut
“Oke, nanti aku kirim. Tapi jangan malam ya, soalnya aku kerja di warung pecel lele.” Balas Arumi.
“Oke,” ucap pemuda tersebut, sambil memutuskan sambungan telepon.
Setelah sholat subuh, Arum kembali tidur lagi. Jam 7 Arum sudah bangun. Dia langsung mandi, setelah itu dia mengambil buku yang di bawahnya dari kampung. Dia sangat hobi membaca. Apa lagi dia juga bingung mau ngapain. Saat sibuk dengan bukunya Hp nya berdering. Arum melihat nomor baru. Iya sangat berharap itu telpon dari perusahaan yang sudah ia masuk kansurat lamaran.
“Halo,” Arumi mengangkat telponnya dan menyapa orang yang menelponnya tersebut.
“Halo apa ini nona Arumi Nanadia,” balas orang tersebut.
“Benar mbak,” kata Arumi.
“Saya dari perusahaan Central Abadi memangil anda untuk interview dikantor kami jam 3 siang,” kata orang tersebut.
“Iya mbak terima kasih,” balas Arumi.
Hati arumi sangat senang sekali karena bisa punya kesempatan untuk langsung interview walaupun dia merasa sangat takut. Arumi sibuk bersiap-siap. Dia mengenakan kemeja putih dengan memakai celana berwarna hitam dan jilbab juga hitam. Sangat sederhana namun begitu sangat cantik. Ya, kalau kata orang. Body tinggi langsing namun terlihat berisi di bagian dada dan pinggul. Kulit putih, bersih walaupun tampa bedak. Cukup pakai bedak bayi saja. Tapi ya tetap saja cantik.
********
jangan lupa komen ya biar author makin semangat ini. Jangan lupa like nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Rinjani
Ardi apa akan pacaran dgn Arumi..secara sahabatan tp mesra
2022-09-29
0
Rusmiyati Bali
si Arum abis sahur sholat isya? i
2022-05-28
0
Wawan Hermawan
bagus ceritanya saya suka🤭
2021-12-07
0