Habibi memakan nasi goreng tanpa sisa.
“Rum,” kata Habibi setelah menghabiskan nasi gorengnya.
“Iya mas,” jawab Arumi.
“Mas, ke kantor dulu ya. Jangan lupa, obat dihabiskan. Kamu istirahat yang banyak.” Jelas Habibi.
“Iya mas, makasih ya. Maaf Arum udah ngerepotin mas, dan udah buat masalah.” Jawab Arumi.
“Saya gak merasa di repotkan, itu juga bukan kamu yang salah.” Jawab Habibi.
“Makasih ya mas,” kata Arumi sambil tersenyum.
“Iya mas pamit ya,” balas Habibi.
Arum mengangguk. Habibi masuk ke dalam mobilnya.
******
Dari kos Arumi, Habibi langsung kembali ke kantor. Di ruangannya, mami dan papi sudah menunggunya.
“Bi,” kata mami Habibi memuli pembicaraan.
“Iya mi.” Jawab Habibi.
“Bi, mami dan papi mau ngomong sama kamu,” kata papi.
“Ngomong apa pi, seperti nya sangat serius,” jawab Habibi penasaran.
“Iya Bi. Bi, setelah 2 tahun kamu jadi wakil direktur di perusahaan kita. Sepertinya papi sudah yakin untuk melepaskan perusahaan ini ke tangan kamu. Papi mau kamu fokus mengurus perusahaan ini. Minggu depan, kita akan membuat acara peresmian penyerahan jabatan kamu. Papi sudah tua. Sudah gak sanggup mengurus semua perusahaan . Dan papi sudah yakin kamu bisa nak. Papi berencana mau fokus mengurus perusahaan kita yang di Jakarta Pusat. Saat ini perusahaan itu mengalami krisis. Sedangkan mami harus fokus di rumah sakit.” Kata papinya menjelaskan.
“Iya pi. Insyaallah Bibi akan bekerja sebaik mungkin,” jawab Habibi dengan penuh keyakinan.
“Alhamdulillah. Papi percaya dengan kamu,” tegas papinya.
“Bi, mami mau kamu di kawal bodyguard,” kata mami.
“Mi, bibi gak mau di kawal bodyguard. Bibi bisa jaga diri sendiri.” Jawab habibi
“Bi, kamu gak tau bagaimana cemasnya mami kamu,” kata mami sambil memandang tajam putranya.
“Tahu mi, selama 2 tahun Bibi di Indonesia. Bibi baik-baik saja. Gak pernah ada yang mencelakakan Bibi.” Tegas Habibi.
“Bi, kamu tau saudara-saudara tiri papi kamu. Mereka pasti akan melakukan segala cara untuk bisa mengambil perusahaan kakek kamu yang di berikan atas nama kamu.” Anita berusaha menjelaskan panjang lebar kepada anak semata wayangnya. “Begitu banyak ancaman yang pasti akan datang sama kamu Bi. Belum lagi lawan bisnis papi.”
“Pi, mi. Gak usah khawatir. Bibi bisa jaga diri bibi sendiri.” Jawab Habibi.
Dengan menarik nafas panjang. Akhirnya suami istri itu menerimanya.
************
Arumi benar-benar menikmati waktu liburnya 2 hari ini. Ia menghabiskan waktu dengan bersih kamar, cuci baju, setrika baju, masak, membaca. Dan tidak lupa ia menelpon ibu serta adik-adiknya. Selama di Jakarta, Arum sangat jarang bisa menghubungi ibu di kampung. Ia sibuk kerja siang dan malam. Arum mulai menelpon ibunya.
“Assalamu’alaikum hallo nak.” Terdengar suara halus ibu yang selalu dirindukannya.
“Wa’alaikum salam ibu. Ibu apa kabar. Apa ibu sehat? Ibu sudah makan. Adik-adik kabarnya gimana bu, apa mereka sehat, sekolahnya baik-baik saja, apa mereka nakal.” Arum langsung mengeluarkan pertanyaan-pertanyan sebelum ibunya menjawab.
“Nak, kamu sudah tau. Ibumu ini sudah tua. Kamu memberikan banyak pertanyaan seperti itu. Ibu lupa apa saja yang kamu tanya.” Terdengar suara ibu Arum dan sedikit tertawa.
“He.......he....he..... Iya bu. Maaf. Arum rindu ibu. Arum juga mencemaskan ibu.” Jawab Arumi sambil tertawa.
“Ibu baik-baik saja sayang, ibu sudah makan. Adek-adek kamu semua sehat. Dan sekolah mereka baik-baik saja.” Jelas ibunya panjang lebar. “Kamu kenapa bisa nelpon nak? Apa kamu gak kerja?” tanya ibunya.
“Arum masih di tempat kerja bu. Ini lagi santai tidak terlalu banyak kerja. Makanya bisa telpon ibu.” Arum terpaksa berbohong. Takut ibunya cemas.
“Ibu kirain kamu gak kerja. Bagaimana kabar kamu. Dan kerjaan kamu.” Tanya ibunya.
“Kerja kok bu. Kabar Arum baik bu. Kerjaan Arum juga baik,” jawab Arumi.
“Kamu betah di sana nak?” tanya ibunya.
“Insyaallah betah bu. Besok Arum usahakan kirimkan ibu uang untuk belanja. Tapi gak banyak.” Jelas Arumi kepada ibunya.
“Kamu baru kerja. Kok sudah ada gaji?” Tanya ibunya.
“Oh Alhamdulillah. Gaji Arum di pecel lele bu. Setiap hari dibayar sama pemilik warung.” Jelas Arumi. Uang yang di beri mbak Ina selalu di tabungnya, untuk mengirimkan orang tuanya. Selama Arum izin di kantor, Arum tetap masuk kerja di warung pecel lele mbak Ina. Berangkat sore dan pulang malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Rinjani
Arum sosok yg ngenyel persis ma anakku yg kecil dan pintar ambil hati mama e..eleh2 curhat😄😄😄Arum kok msh kerja di pecel lele seh
2022-09-29
0
Iiq Rahmawaty
aduhh kaya nya gmna gitu ya klo manggilnya mas.. kya berasa udh punya suami ya rum😆😆
2022-06-28
0
Katherina Ajawaila
keren arumi, buat contoh bagus bener
2021-11-21
0