Sungguh senang rasanya. Arum sudah sangat nyaman bekerja di perusahaan besar yang bergerak di bidang properti dan bahan-bahan material tersebut. Arum sudah seperti
karyawan yang lain. Keadilan sudah berpihak kepadanya. Namun di sela-sela kesibukan bekerja, Arum tetap mengerjakan setiap kewajibannya, sholat yang tidak pernah Ia tinggalkan dan puasa sunnahnya. Dia tidak lupa belajar dan terus belajar apa bila tidak ada yang mau di kerjakan. Ia sangat takut, kalau dia tidak belajar, maka kesempatan untuk kuliah tahun depan hilang. Apa lagi yang di kejarnya Universitas UI.
Pagi ini Arum mulai berangkat kerja. Seperti biasanya, Ia berjalan kaki dari kosnya. Ia melihat dari kejauhan, sebuah mobil diserempet oleh 2 buah mobil avanza berwarna hitam. Dan mobil yang diserempet tersebut, sangat arum kenali. Itu mobil alphard milik bosnya. Ia melihat mobil yang di kendari bosnya menepi. Terlihat para laki-laki bertubuh besar turun dari mobil. Seperti ingin menghabisi nyawa bosnya. Arum berusaha untuk mendekat. Begitu sudah dekat. Salah seorang dari mereka melihat ke arah Arumi. Begitu melihat posisi Arumi yang sudah semakin dekat. Membuat Habibi sangat takut dan cemas.
“Arum, ngapain kamu ke sini. Udah kamu cepat pergi saya bisa menyelesaikannya.” Kata habibi.
Arum tidak mendengar kan apa yang di sampaikan bosnya. Penjahat tersebut, menatap ke Arumi.
“Hai nona cantik. Kamu mau ngapain? Saya sangat suka gadis cantik seperti kamu. Yang tampaknya begitu berani.” Salah satu dari mereka mulai berbicara kepada arumi.
“Kalian mau apa? Kalau kalian mau uang, berapa yang kalian minta. Akan saya berikan tapi tolong, lepas kan wanita itu.” Habibi yang sudah tampak panik dan sudah mulai kehilangan kesabarannya. Terlihat wajahnya yang sudah frustasi
Arum tidak menghiraukan. Ia semakin mendekat. Salah seorang dari mereka, mulai menendang ke arah Arum. Namun tendangan tersebut dengan cepat di tangkis Arum, dan balik menyerang. Arum menendang bagian perut orang tersebut. Perlawanan demi perlawanan tak henti-hentinya di lakukan oleh para penjahat tersebut. Pukulan demi pukulan yang di berikan mampu di tepis oleh Arumi para penjahat tersebut tampak kewalahan menghadapi Arumi. Arumi tidak henti-hentinya melakukan serangan. Sampai para penjahat tersebut tidak mampu lagi berdiri.
Di lihat jumlahnya, sepertinya mereka bukan tandingan Arumi. 3 orang sudah lumpuh masih tersisa 4 orang lagi. Arumi kembali melawan orang tersebut. Yang mana mereka menyerang 3 lawan 1. Walaupun Arum sempat menerima tendangan dari orang tersebut. Arum tidak mudah untuk di taklukkan. Satu persatu, sudah nampak tak mampu untuk melakukan perlawanan.
Arumi tidak menyangka, bahwa salah seorang membawa senjata. Penjahat tersebut menodongkan pistol ke arah Arumi.
“Sepertinya kamu ingin mati gadis kecil.” Sambil tertawa.
Namun Arumi tidak panik dengan keadaan yang saat ini sangat membantu jantung serasa akan copot. Arum melihat ada batu di dekatnya. Arum menendang batu tersebut dengan kakinya dan melemparkan kearah penjahat tersebut, sehingga mengenai tanggannya. Dan karena terkejut pelatuk pistol itu tertekan dan menembak ke arah Arumi. Arumi sedikit bersuara.
Habibi sangat terejut dan langsung teriak memanggil nama Arum. Arum kembali melakukan serangan ke pada penjahat tersebut. Terlihat darah mengalir dari tangan Arum. Setelah berhasil melumpuhkan lawannya dengan tendangan dan pukulan, sehingga tidak ada lagi yang mampu untuk berdiri.
Habibi menelpon polisi. Agar secepatnya datang ke TKP. Ia juga mengabari maminya. Sambil menunggu polisi datang. Mereka duduk di pinggir jalan. Arum, lihat tangan kamu. Habibi mau memegang tangan Arum.
“Gak usah pak. Gak apa-apa.” Kata Arumi.
“Tapi darahnya banyak,” jawab ? Habibi.
“Gak apa pak. Cuman pelurunya meleset.”
Bibi berjalan kearah mobil. Mengambil kotak P3K. Mengambil perban. Dan membalutkan ke tangan Arumi. Agar darahnya tidak terlalu banyak keluar. Tak lama terdengar suara mobil polisi. Polisi menghampiri Habibi dan Arumi.
“Bisa cerita kan pak kronologinya,” kata polisi.
“Bisa pak. Tapi saya harus bawa gadis ini ke rumah sakit dulu. Tadi tanggannya kena tembakan.” Jawab Habibi ringkas.
“Oh baik pak tapi usahakan secepatnya. Agar saya bisa secepat membuat laporan.” Jawab polisi.
“Baik,” Habibi sambil berbicara kepada polisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Ari Rubby
lanjut thoor
2022-05-16
0
Erista Hidayath
Arumi mening SMA ardian
2021-12-16
0
Emilia Santi Mus
aq suka cetita gadis yg pemberani...keren thor
2021-04-25
3