Tampak mami dan papi Habibi, turun dari mobil. Berlari ke arah putra mereka.
“Bi, ini ada apa?” teriak maminya sambil melihat ke arah Arum. “Arum kamu gak apa-apa nak,” tampak wajah panik ibuk Anita.
“Gak apa-apa buk,” jawab Arumi.
“Mi, nanti aja Bibi jelakan ya. Kita ke rumah sakit dulu. Tangan Arum tertembak.” Sambil jalan ke mobil.
“Iya.”
Mereka langsung naik ke mobil. Dan mengarahkan ke rumah sakit. Arum naik ke mobil Habibi. Mami dan papi satu mobil. Di dalam mobil, Habibi selalu melihat ke Arumi. Begitu banyak pertanyaan yang ingin di tanyanya. Dengan sikap gadis yang terkesan unik. Namun begitu banyak tersembunyi misteri .
“Apa sakiit?” Habibi mulai membuka pembicaraan
“Iya sakitlah,” Arumi menjawab dengan santainya.
“Kamu tau tadi sangat berbahaya. Kenapa nekat?” tanya Habibi.
“Kalau Arum gak nekat. Sekarang bapak mungkin sudah di bawak mereka ke markasnya dan di siksa.”
Tampak wajah putih bersih dan ganteng tersebut berubah pucat. Saat harus membayangkan hal terburuk yang bisa saja terjadi padanya.
“Tapi kamu hampir saja...,” belum selesai Habibi berbicara
“Pak, Arum gak apa-apa. Bapak gak usah cemas.”
Sesampainya di rumah sakit. Wahyudi sudah menunggu di depan pintu masuk rumah sakit.
Dan mempersilakan mereka langsung ke ruang prakteknya. Dokter Wahyudi tampak sangat serius memeriksa kondisi Arumi. Saat memeriksa luka tembakan di lengan Arumi. Memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun karena luka yang terbuka membuat darah banyak keluar. Dan harus di jahit. Seorang perawat membersihkan luka serta menjahit luka tersebut. Setelah selesai dokter Wahyudi melihat ke arah Arumi.
“Ayo duduk,” pinta Wahyudi kepada Arumi.
Arumi membetulkan bajunya. Arumi duduk di depan dokter Wahyudi. Sedangkan Habibi berada di kursi sebelahnya. Mami dan papi berdiri di samping arumi.
“Arumi,” panggil dokter Wahyudi memulai pembicaraan.
“Iya dokter,” jawab Arumi.
“Kemarin saya jumpa kamu, kamu jadi korban pemukulan. Dan sekarang saya jumpa kamu lagi. Dan kamu yang memukul orang. Apa bisa kamu ceritakan sedikit kepada saya, supaya saya bisa lebih mengenal kamu.” Kata Wahyudi.
Arum diam, kemudian dia melihat ke dokter yang berada di depannya. “Maksud dokter???” Arumi kembali bertanya, karena dia memang kurang mengerti arah pertanyaan dokter muda dan ganteng itu.
“Dari awal saya periksa kamu. Saya sudah tau kalau kamu bukan gadis biasa. Saya yakin kamu ahli bela diri. Tapi waktu itu saya heran, kenapa kamu tidak membalas para wanita brutal itu menghajar kamu.” Jelas Wahyudi.
“Ooo itu.” Arumi sedikit tersenyum. Karena dia memang jarang nampak tertawa lepas seperti wanita-wanita lain.
“Iya, kamu ahli bela diri apa?”
“Saya taekwondo dok.” Kata Arumi.
“Sabuk apa?”
“Sabuk hitam garis putih 8 dok,”
“Sabuk tertinggi?” tampak dokter Wahyudi terkejut. Dokter wahyudi sedikit tau tentang sabuk-sabuk bela diri. Dia pernah ikut serta dalam bela diri tersebut. Namun tidak lama.
“Iya dok. Saya sudah mencapai level kesempurnaan. Dan sudah bisa menjadi pelatih. Saya juga sudah punya sertifikat pelatih dok.” Jelas Arumi.
“Sejak kapan kamu belajar bela diri?” tanya Wahyudi lagi.
“Sejak umur 5 tahun dok. Ayah Arum salah satu pelatih taekwondo di kampung Arum. Sewaktu kelas 1 SMP ayah Arum meninggal. Dan Arum tetap melanjutkan latihan Arum. Setiap kali Arum latihan, Arum merasa dekat dengan ayah.” Jelas Arumi sambil dia meneteskan air matanya mengingat sosok pria yang sangat tanggu dalam hidup.
Dulu waktu Arum masih sekolah, Arum sudah jadi atlit bela diri taekwondo tingkat internasional. Arum juga sering mendapatkan mendali emas.
Dokter wahyudi sampai begong mendengar penuturan gadis tersebut. Mami dan papi juga terkesan tidak percaya. Sedangkan Habibi menatap kagum dengan gadis kecil yang selama ini dianggapnya lemah dan berusaha untuk melindunginya. “Super woman.”
“Thank you doctor do not praise tooo much,” kata Arumi.
“Kamu juga pandai bahasa inggris,” kata wahyudi sambil tersenyum.
“Yes doct.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
Masya Allah Arumi ....bener bener dah.....istri idaman dan menantu idaman juga
2023-01-20
0
Wo Yulia
gak masuk akal banget ceritanya.. kalau udah dpt mendali tahap internasional masa gak ada penghargaan sedikitpun dr negaranya..
2022-05-31
0
Nina Puji Handayani
gaskeun bang Habibi, Pepet terus si Arum, mumpung Ardi lagi bertapa🤭😂😂
2021-10-31
0