Pagi ini Ziva sudah bertekat akan menaklukan hati suaminya. Ziva tidak terima dengan apa yang di katakan Vano padanya tadi malam. Dan ia akan berusaha membuat Vano memohon maaf padanya.
Pagi ini Ziva memakai rok yang cukup mini. Dan kemeja yang sangat ketat. Rambut nya ia ikat kuncir kuda dan ada sedikit gelombang. Tidak lupa Ziva memakai hils yang tinggi. Agar ia bertambah sexy.
Ziva mulai mengambil ponselnya. Dan menghubungi Pirman. Ziva tidak perduli kalau ada yang harus tersakiti. Karena ia sudah bertekat agar Vano menyesali ucapannya semalam.
"Sayang" kata Ziva saat panggilannya sudah tersambung.
"Kenapa sayang" jawab Pirman di seberang sana.
"Kamu anter aku ke kantor ya" kata Ziva.
"Ia yang. Aku jemput kamu sekarang" kata Pirman dengan semangat.
Setelah Ziva memberitahu alamatnya yang baru. Pirman langsung bergegas melajukan mobilnya. Karena ia pun sudah sangat rindu dengan Ziva.
Beberapa saat kemudian.
"Sayang" kata Pirman. Yang sudah berada di depan gerbang rumah Ziva. Dan Ziva sudah berdiri di depan gerbang itu menunggunya. Dengan tas di tangannya.
"Sayang" kata Ziva.
Lalu Ziva menaiki mobil Pirman dan menuju tempat kerja Ziva. Beberapa menit kemudian keduanya sudah sampai di tempat Ziva bekerja.
"Makasih sayang kamu udah anter aku" kata Ziva dengan manja.
"Engga ada yang geratis yang" kata Pirman.
Cup.
Pirman menci*m bibir Ziva sekilas. Dan tersenyum manis pada Ziva. Sementara seseorang yang sedang melewati keduanya yang sedang asik di dalam mobil itu. Mengepalkan tangannya.
"Aku turun ya" kata Ziva.
"Nanti aku jemput" kata Pirman.
Ziva turun dari mobil Pirman. Dan Pirman pun pergi karena ia juga harus kekampus.
Sementara Ziva terus berjalan dan memasuki Lift.
Ting!
Ziva sampai di lantai paling atas. Di mana ruangannya dan ruangan Vano berada. Ziva berjalan dan memasuki ruangan itu.
"Selamat pagi" kata Ziva.
Pada dua orang yang sedang berbicara serius di ruangan itu. Ya itu Arman dan Vano.
"Saya mohon undur diri dulu tuan" kata Arman.
"Tuan Arman nanti siang kita ada pertemuan dengan tuan Rido" kata Ziva.
"Iya. Dan sampai jumpa nanti siang Nona" kata Arman.
Pintu sudah tertutup dan tinggal Ziva dan Vano yang berada di ruangan itu. Ziva tidak melihat wajah Vano yang menatapnya tajam. Ia berjala dan duduk di kursi kerjanya. Vano bangun dari duduknya dan medekati Ziva. Lalu Vano berdiri di depan meja kerja Ziva.
"Kenapa kamu di antar sama mantan pacar mu itu!" kata Vano dengan sangat tegas.
"Dia pacar ku mas. Bukan mantan ku" jawab Ziva dengan lembut.
Vano benar-benar sudah sangat emosi mendengar ucapan Ziva. Vano ingin menarik tangan Ziva dan menyelesaikan pertengkarangnya di ruang pribadi Vano. Yang berada di ruangan itu. Namun tiba-tiba pintu terbuka.
Clek!.
"Sayang" ternyata Keyla yang datang keruangan Vano. Keyla menatap pada Vano dan Ziva mereka sedang berdekatan.
"Sayang. Kamu ngapain deket-deket sama gembel itu" kata Keyla.
Ziva hanya tersenyum mendengar ucapan Keyla. Ziva bangun dari duduk nya dan pergi meninggalkan Vano dan Keyla.
"Saya keluar dulu Nyonya" kata Ziva.
"Em" jawab Keyla dengan sombongnya.
Ziva bagun dari duduk nya dan berjalan keluar dari dalam ruangan itu. Ziva berjalan sambil melengak lenggokan pinggulnya dengan manja. Vano menelan salivanya saat melihat Ziva berpakaian sangat sexy.
"Sial apa dia sengaja. Memakai pakaian seperti itu ke kantor. Agar semua lelaki menatapnya dengan tatapan yang ingin memangasanya" batin Vano.
"Sayang" Keyla menghentikan Vano dari lamunannya.
"Ada apa kau kemari" tanya Vano. Dan Vano melepas Keyla yang memeluknya. Vano berjalan menuju kursi kerjanya. Dan duduk. Keyla seperti biasa ia mulai mengikuti Vano dan duduk di pangkuan Vano.
"Keyla. Kau pulang saja. Aku masih harus meeiting" kata Vano.
"Sayang" Keyla tidak percaya kalau Vano mengusirnya dengan halus.
"Keyla pulanglah aku sedang banyak pekerjaan." kata Vano.
Keyla turun dari pangkuan Vano. Dan berjalan dengan wajah kesalnya. Ini pertama kalinya Vano mengusirnya.
Setelah kepergian Keyla. Ziva kembali masuk ke ruangan Vano. Ziva sama sekali tidak melihat ke arah Vano yang menatap nya tajam. Ia terus saja berjalan dengan tubuh sexy nya.
Clek!
Pintu kembali terbuka dan Arman yang membuka pintu.
"Kalau bukan karena kau berguna. Sudak ku kubur kau hidup-hidup" batin Vano. Karena Vano yang ingin mendekati Ziva jadi gagal karena kedatangan sekertarisnya itu.
"Tuan meeiting sepuluh menit lagi akan di mulai" kata Arman.
"Em" jawab Vano.
"Ayo Ziva" kata Vano.
Ziva bangun dari duduk nya dan berjalan di belakang Vano dan di samping Ziva ada Arman.
"Kalau bukan karena banyak kariawan yang melihat di sini, sudah kucekik sekertaris sialan itu. Karena berani dekat-dekat dengan istri ku" batin Vano sambil terus berjalan.
Kini ketiganya sudah sampai di ruang rapat. Vano yang terlebih dulu masuk dan Arman menyusul. Dan Ziva orang terakhir masuk.
Semua lelaki yang ada di ruang rapat itu menatap Ziva. Semua lelaki di sana ingin dekat dengan Ziva. Vano menyadari hal itu.
"Ehem" Vano berdehem dan membuat semua orang itu memutuskan pandangannya pada Ziva.
"Apa rapat nya bisa di mulai?" tanya Ziva.
Semua mengangguk. Ziva mulai berdiri dan mempresentasikan apa saja yang menjadi, pembahasan mereka saat rapat itu.
Namun para lelaki yang mengikuti rapat itu tidak fokus pada apa yang Ziva jelaskan. Malahan mereka lebih pokus pada d*da Ziva yang sedikit terlihat. Karena dua kancing kemeja yang Ziva gunakan tidak di kancing.
"Sial" batin Vano.
"Ada pertanyaan" kata Ziva. Setelah ia selesai dengan presentasinya.
"Sepertinya semua sudah cukup jelas Nona. Dan saya setuju bekerja sama dengan Prusahaan ini" jawab salah satu rekan bisnis Vano di ruangan itu.
Dan tidak lama kemudian. Rapat selesai tapi belum ada yang berniat meninggalkan ruangan itu. Kecuali para wanita yang ikut dengan rapat itu. Semua laki-laki masih duduk dengan santai di situ.
"Apa masih ada sesuatu yang perlu ditanyakan tuan-tuan" tanya Ziva.
"Apa anda masih sendri" tanya seorang pria yang sudah berumur tapi masih ingin dengan daun muda.
Ziva tersenyum. Lalu memandang Vano yang ada di dekatnya.
"Saya masih sendiri tuan" jawab Ziva dengan santai.
"Apa saya boleh lebih dekat dengan anda Nona" tanya pria yang bernama Arkan terlihat dari wajahnya ia masih muda dan seperti nya masih single.
"Tentu saja boleh tuan. Dan kalau anda serius boleh langsung ke penghulu" kata Ziva. Pandangan matanya menatap pada Vano.
Tidak lama kemudian Ziva keluar dari ruangan itu begitu juga dengan yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
liberty
mancing² nih...kayaknya ada yg kena kau 🤭🤣🤣
2023-02-19
2
liberty
tanding dimulai 🤣🤣
2023-02-19
0
widya
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ada yg bau gosong ..
2022-12-26
1