Setelah kepulangan Keyla dari Prusahaan Pt.Mk.tbk. Milik keluarga Vano, Vano kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda. Tapi entah mengapa ia tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya.
"Ziva kemana ya, kenapa di belum masuk" batin Vano.
Clek!
Terdengar suara pintu terbuka, dan Arman lah yang memasuki ruangan Vano.
"Ada apa!" tanya Vano tanpa melihat Arman.
"Bos setelah makan siang nanti kita ada pertemuan dengan tuan Gibran" kata Arman yang menyampaikan tujuannya, memasuki ruangan Vano.
"Ke mana Ziva?" tanya Vano, ia tidak perduli dengan apa yang di sampaikan Arman padanya.
"Tadi saya liat, mereka di kantin bos"
"Mereka??" Vano bingung karena Arman menyebut mereka, karena itu artinya Ziva tidak sendiri.
"Iya bos, Nona Ziva bersama Dimas saat ini"
"Suruh Ziva kembali ke mari!"
Vano mengepalkan kedua tangan nya, karena mengetahui Ziva sedang bersama laki-laki lain. Dan ia sangat marah karena Dimas berani mendekati istrinya.
"Bos memanggil saya"
Kata Ziva, setelah Arman menyuruhnya menuju ruangan Vano. Ziva langsung pergi menemui Vano, karena sebenarnya ia juga butuh pekerjaan untuk biaya sehari-hari dan kedua adiknya. Walau pun ia istri Vano ia sama sekali tidak pernah mengharap Vano memberinya uang.
"Dari mana saja kamu" tanya Vano.
"Dari kantin"
"Sama siapa" Vano menahan emosinya.
"Sama Mas Dimas" Ziva menjawab enteng tanpa rasa bersalah atau takut.
"Mas" gumam Vano."Sepertinya kalian sudah sangat dekat ya" kata Vano
"Ya sedikit bos"
"Kenapa kamu bersama laki-laki lain yang bukan suamimu"
"Kalau begitu aku menikah saja dengannya, agar dia menjadi suamiku" Ziva menjawab santai, lalu ia Duduk di sofa. Dan menyenderkan tubuhnya.
"Apa maksud mu bicara seperti itu" tanya Vano yang mulai berjalan ke arah sofa.
"Kau tadikan bilang, aku tidak boleh berduaan dengan laki-laki yang bukan suami ku. Dan aku ingin menjadikannya suami kedua ku." jawab Ziva.
"Kau!!!"
Vano sudah merasa jengkel, dan ia menarik Ziva masuk kedalam ruang istirahatnya, di balik rak buku-buku yang tersusun. Ada sebuah kamar yang tersimpan di dalamnya. tidak ada yang tau kamar itu, termasuk Keyla, kecuali Arman. Hanya Arman manusia satu-satunya yang tau kamar itu.
"Bos gila!, kau bawa aku kemana??"
Kini keduanya sudah masuk kedalam kamar itu, Vano membuka jasnya dan membuka dasinya.
"Kau mau apa?" tanya Ziva yang mulai memundurkan dirinya.
"Kenapa kau kan Istri ku" kata Vano sambil mendekat pada Ziva.
Kini Ziva sudah tidak bisa lagi, berjalan mundur karena ia sudah berseder di dinding, Vano terus mendekat dan mengunci Ziva dengan ke dua tangannya. Bahkan Vano menghilangkan jarak. Dan mereka sangat dekat. Bahkan Vano bisa merasakan Da*a Ziva yang mengenai tubuhnya.
"Om ma-"
Ucapan Ziva terhenti saat Vano mulai ******* ..... dan menghisap, secara pelan. Namun ******* itu berubah menjadi kasar secara perlahan. Dan semakin panas.
"Iiss Om" Ziva mulai mendesah karena Vano mulai meremas da*anya.
"Om, iiissss" Ziva mencoba mendorong Vano, namun tenaga Vano tidak sebanding dengan tenaganya.
"Berhenti memanggil saya Om!" kata Vano setelah mengatakan itu, Vano mengendong tubuh Ziva, dan membaringkannya di ranjang, lalu dengan cepat Vano menindih tubuh Ziva.
"Mas ja-jangan iiiisss. Masss" Ziva terus berusaha melepaskan diri dari Vano.
Tapi usahanya sia-sia semakin ia berusaha melawan. Semakin Vano mepererat peluk kannya pada tubuh Ziva. Dan semakin Ziva bersuara, semakin Vano bersemangat untuk melanjutkan aksinya.
"Suara nya benar-benar sexy sekali" bati Vano.
"Om iiiiisss, Masssss uuuuhhhhh"
"Maaassss"
Vano mulai membuka kemeja yang Ziva pakai, dan mulai memainkan ..... Ziva, Vano meremas.... menghisap dan meninggalkan jejak kepemilikannya di sana.
Ziva semakin bersuara tidak karuan, karena Vano terus beraksi pada tubuhnya, kini Ziva sudah tidak melawan lagi, Ziva mulai menerima perlakuan Vano padanya. Karena semakin lama Vano bermain di tubuhnya, semakin membuatnya hilang kendali.
Vano terus menc*m tubuh Ziva, bahkan kini Ziva sudah tidak menggunakan sehelai benang pun. Begitu juga dengan Vano kini keduanya sama-sama ....... .
Dan setelah Vano selesai dengan kegiatannya. di bagian atas tubuh Ziva. Kini Vano mulai pada intinya, Vano mulai menyatukan tubuhnya dan juga tubuh Ziva.
"Maassss" Ziva mengerang merasa gelagat aneh di tubuhnya.
"Maaaasss"
"Ziiiivaaanyaaaaaa"
"Aaaahhhhh"
Akhirnya setelah enam puluh menit, mereka selesai juga dengan kegiatan olah raga siangnya. Ziva tertidur karena tubuhnya terasa sangat lelah, sedangkan Vano langsung menuju kamar mandi untuk mandi, karena ia akan melaksanakan rapat tiga puluh menit lagi.
***
Kini Vano sudah selesai dengan rapat nya, Vano kembali ke ruangannya dan melihat Ziva masih tidur dengan nyenyaknya.
"Uummm" Ziva mulai bergerak dan mulai sadar ia sudah tertidur cukup lama.
"Bangun ini sudah jam empat sore" kata Vano yang berdiri di dekat Ziva.
Ziva bangun dan menutup tubuhnya dengan selimut, Vano merasa lucu melihat tingkah istrinya yang menurutnya menggemaskan. Ziva mulai turun dari ranjan dan berjalan menuju kamar mandi.
"Sudah tidak usah di tutupi aku sudah melihat semuanya, bahkan aku juga sudah menikmatinya" kata Vano.
"Dasar boss mesum" jawab Ziva lalu berlari kedalam kamar mandi sambil mengulung selimut di tubuhnya.
Dreeetttt.
Ponsel Ziva bergetar, Vano melihat tertulis nama.
Sayang.
"Sayang" batin Vano.
Vano mengambil ponsel itu dan mematikannya, ia sangat jengkel dengan nama yang tertera di layar ponsel Ziva, apa lagi Ziva sudah sah menjadi istrinya.
"Berani sekali dia selingkuh di belakangku" gumam Vano.
Tidak berapa lama kemudian Ziva keluar dari kamar mandi. Hanya dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Rambutnya yang sebahu reurai dengan masih basah, dan air itu menetes dari rambutnya dan mengalir di lehernya, lalu turun kebawah.
"Sial" batin Vano.
Karena ia sudah tidak kuat menahan gairah, yang ada pada tubuhnya saat melihat Ziva. Ziva keluar hanya untuk mengambil pakaiannya, karena tadi ia lupa membawanya ke kamar mandi, Ziva juga terpaksa memakai pakaian yang ia pakai tadi karena mau bagai mana lagi dia tidak membawa baju ganti, lagi pula apa kata karyawan nanti bila ia keluar dari ruangan Vano dan pakaian yang ia gunakan tadi pagi kini sudah berganti menjadi pakaian lain.
Kini Ziva sudah selesai dengan pakaiannya, ia juga sudah mengeringkan rambutnya.
"Ini" Vano menyerahkan dua kartu kepada Ziva.
"Ini bayaran saya Bos" kata Ziva.
"Kamu jangan kurang ajar kalau bicara, saya ini suami kamu" kata Vano. karena ia tidak terima dengan apa yang di katakan Ziva.
"Terus ini Bos kasih buat apa?"
"Berhenti memanggil ku bos kalau kita sedang berdua, kau bisa tidak menghargai aku sebagai suami mu sedikit saja" kata Vano sambil mengepalkan kedua tangannya.
"Tidak" Ziva keluar dari ruangan itu tanpa mengambil kartu yang di berikan Vano padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Tarmi Widodo
keren diva,jgn mau di injak² sama si gila hihihi
2023-10-28
0
liberty
🤣🤣🤣🤣
2023-02-19
0
Lisa Halik
bagus ziva
2022-12-25
0