Bab 16

Setelah meninggalkan Vano. Ziva mulai berjalan keluar dengan membawa tasnya, karena ia ingin pulang. Tapi ia melihat ponselnya mati.

"Mukin kehabisan batrai" batin Ziva. Lalu kembali menyimpannya di dalam tas.

"Ziva??" seseorang memanggil Ziva saat Ziva sudah ada di lobi.

"Mas " jawab Ziva.

Sandi yang tadi masih berjarak cukup jauh, kini mulai berjalan mendekati Ziva.

"Kamu mau pulang?" tanya Sandi.

"Ia Mas"

"Aku anter aja ya?" tanya Sandi.

Ziva berdiri mematung, memikirkan tawaran Sandi. Ziva merasa tubuhnya sedikit lemas dan lelah jadi ia menerima tawaran Sandi.

"Ia mas Sandi boleh kalau tidak merepotkan"

"Tidak. Saya sangat senang kalau pun kamu merepotkan saya" jawab Sandi sambil tersenyum pada Sandi.

Kini keduanya mulai berjalan beriringan menuju parkiran. Sandi membuka pintu untuk Ziva. Ziva tersenyum manis pada Sandi.

"Terimakasih"

"Sama-sama" jawab Sandi.

Setelah Ziva masuk dan Sandi menutup pintu mobilnya. Kini ia mulai memutari mobilnya, lalu membuka pintu dan duduk di kursi kemudi.

"Udah siap?"

"Udah" jawab Ziva, sambil tersenyum tulus.

"Gila senyumnya manis banget" batin Sandi.

Sandi mulai menyalakan mesin mobilnya dan menuju rumah Ziva, setelah sebelumnya Ziva mengatakan alamatnya.

"Ziva kamu udah lama sahabatan sama seli?" tanya Sandi, melepas keheningan.

"Lumayansih mas" jawab Ziva.

"Oh" jawab Sandi.

Setelah dua puluh menit perjalanan Sandi dan Ziva kini sudah berada di depan gerbang rumah Ziva.

"Ini rumah kamu?" tanya Sandi.

"Iya, aku turun dulu ya, aku engga bisa ajak kamu turun soalnya dua adik aku belum pulang. Engga enak bawa temen cowok masuk. Kalau di liat tetangga" kata Ziva.

"Ya aku ngerti"

"Makasih ya"

Kata Ziva. Yang sudah turu dari mobil Sandi.

"Besok aku jemput!" kata Sandi.

"Engga usah, aku pagi harus anter adik aku dulu, ke sekolah, karena besok ada pertemuan wali" kata Ziva.

"Oke kalau gitu lain kali aja ya?" kata Sandi.

"Iya, sekali lagi makasih" kata Ziva.

Setelah kepergian Sandi Ziva mulai membuka pagar dan ternyata ke dua adiknya sudah di rumah.

"Kak Ziva" kata Daffa.

"Kalian udah pulang?" tanya Ziva, karena Ziva pikir kedua adiknya masih di sekolah.

"Udah kak" jawab Daffi.

"Kakak masuk dulu ya, kakak capek mau istirahat, nanti kakak abis istirahat langsung masak buat kalian dan kita makan sama-sama" kata Ziva.

"Oke!!" jawab kedua adik kembarnya.

Ziva melangkah masuk dan meninggalkan adik kembarnya, yang sedang bermain di halaman.

Kini Ziva tidak perlu lagi hawatir kalau adiknya pulang sekolah karena jalan kaki. Karena kini Daffa dan Daffi sudah kembali ke sekolah lama mereka. Dan di sekolah itu mereka menaiki bus sekolah, yang kusus mengantar dan menjemput muridnya.

Ziva terus berjalan menuju kamarnya, dan ia mengganti pakaiannya dengan lingerie kesayangannya. Ziva sangat suka tidur mengunakan baju Lingerie sexy karena nyaman di badan dan tidak ribet menurutnya, jadi tubuhnya terasa nyaman.

Ziva mulai membaringkan tubuhnya di ranjang. Ia sangat bahagia karena bisa kembali tidur di kamar kesayangannya. Walau pun suasananya sudah tidak sama lagi. Seperti saat mendiang orang tuanya masih ada. Saat ini rumah itu sudah tidak seramai dan sebahagia dulu. Namun Ziva tetap berusaha membuat suasana rumahnya bahagia, demi ke dua adik nya.

Ziva mulai terlelap dalam tidurnya, Ziva mulai memasuki alam mimpinya. Dan semakin lama Ziva merasa semakin nyaman, dan semakin hangat.

Namun Ziva merasa sedikit panas dan tubuhnya terasa berat. di tambah ia tidak bisa mengerakan tubuhnya. Tapi Ziva juga mulai menyadari ada napas hangat di lengkuknya. Ziva berubah merasa gelagat aneh yang terasa di seluruh tubuhnya.

"EIiiiiihhhh eeeeeemm" Ziva mendesah.

Ziva mulai membuka matanya, dan mengumpulkan nyawanya. Lalu matanya menangkap tangan kokoh yang memeluk tubuhnya. Dan kaki besar yang mengungkung nya, hinga ia sulit untuk menggerakan tubuhnya.

"Massss"

"Emm" jawab Vano yang masih menyembunyikan wajahnya di leher Ziva.

"Maaasss"

"Apa Sayaang" jawab Vano lembut. Dan mulai menatap manik mata Ziva.

Ziva merasa terkejut, karena Vano memanggilnya sayang. Tapi tetap saja Ziva berusaha menguasai dirinya.

"Kamu ngapai peluk aku!" ketus Ziva.

Vano bukan menjawab tapi malah menindih tubuh Ziva. Dan ada senyum samar di wajahnya.

"Maass kamu apa sih" kata Ziva sambil setengah berteriak di wajah Vano.

"Em wangi" batin Vano, sambil terus memandang bibir Ziva.

"Mas turun"

"Bos mesum, turun" Ziva mulai berteriak.

"Saya suami kamu. Jangan lupakan itu." kata Vano, lalu Vano turun dari atas tubuh Ziva dan duduk di ranjang milik Ziva.

"Suami gila" ketus Ziva.

"Kamu tadi pulang sama siapa?" tanya Vano. yang terus memandangi Ziva. Yang sudah berdiri di samping tempat tidur itu.

"Sendiri"

"Dari pada ribet, kalau debat kapan aku istirahat nya" batin Ziva.

"Saya lihat kamu pulang di antar laki-laki jadi jangan bohongi saya" kata Vano dengan tegas.

"Udah tau ngapain nanyak" kata Ziva.

"Mulai sekarang saya melarang, kamu pergi dengan laki-laki kecuali sama saya!!" Vano mendengaskan pada Ziva.

"Yee Siapa Anda?" kata Ziva yang meremehkan Vano.

"Sexy sekali" batin Vano. Vano dari mulai melihat Ziva dengan pakaian yang sexy. sudah sangat menahan dirinya, di tambah lagi saat Ziva berdiri pandangan Vano tidak pernah berpaling dari dad* Ziva yang setengah terbuka.

Ziva mulai menyadari arah pandangan Vano. Ziva menarik selimut dan menutup rubuhnya. Vano tersenyum samar dan menaikan sebelah alisnya. Karena Ziva menutup pemandangan yang indah di mata Vano.

"Mata nya Om!. Di jaga" kata Ziva.

"Sekali lagi saya dengar kamu manggil saya Om. Saya makan kamu" kata Vano dengan seringai licik di wajahnya.

"Lagian Om-em. Mas ngapain kesini" tanya Ziva.

Karena ini adalah pertama kalinya Vano pulang ke rumah itu setelah sebulan Vano dan Ziva menikah, Ziva bingung dan bertanya-tanya kenapa Vano mendatanginya.

"Kamu Istri saya, lalu siapa yang berani melarang saya kemari?" Vano bukan menjawab tapi malah bertanya kembali pada Ziva.

"Istri???"

"Haha Hihi Hoho"

"Sejak nikah juga loe engga pernah nemuin gue, sekarang loe nyebut diri loe suami gue???. Situ sehat bos?"

Tanya Ziva sambil mengejek Vano, dengan menjulurkan lidahnya. Tanpa sadar selimut yang ia gunakan untuk menutup tubuhnya terlepas dari tubuhnya.

Vano kembali memandang tubuh Ziva. Vano tidak mendengarkan apa yang di bicarakan Ziva, tentangnya, bahkan Ziva terus memaki dirinya dengan kata-kata kasar. Tapi tetap saja Vano tidak mendengar, karena setiap kali Ziva berbicara sambil menunjuk dirinya. Dad* Ziva ikut naik turun. Dan Vano mulai menelan salivanya karena melihat tubuh Ziva yang terasa mulai meruntuhkan pertahanannya.

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

Sandi lo suka sama Ziva? lawanmu berat...mundur 😅😅

2023-02-19

1

Sunarti

Sunarti

emang si bos udah nganggap Ziva istri beneran

2022-11-19

1

Pilia Wiwin

Pilia Wiwin

p

2021-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77 Pengumuman.
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88 pengumuman
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101 [Pengumuman]
102 SEASON ll ■ Bab 102
103 SEASON ll ■ Bab 103
104 SEASON ll ■ Bab 104
105 SEASON ll ■ Bab 105
106 SEASON ll ■ Bab 106
107 SEASON ll ■ Bab 107
108 SEASON ll ■ Bab 108
109 Season ll ■ Bab 109
110 SEASON ll ■ Bab 110
111 SEASON ll ■ bab 111
112 SEASON ll ■ Bab 112
113 SEASON II ■ BAB 113
114 SEASON II ■ BAB 114
115 SEASON II ■ BAB 115
116 SEASON II ■ BAB 116
117 SEASON II ■ BAB 117
118 SEASON II ■ BAB 118
119 SEASON II ■ BAB 119
120 SEASON II ■ BAB 120
121 SEASON II ■ BAB 121
122 SEASON II ■ BAB 122
123 SEASON II ■ BAB 123
124 SEASON II ■ BAB 124
125 SEASON II ■ BAB 125
126 SEASON II ■ BAB 126
127 SEASON II ■ BAB 127
128 SEASON II ■ BAB 128
129 SEASON II ■ BAB 129
130 SEASON II ■ BAB 130
131 SEASON II ■ BAB 131
132 SEASON II ■ BAB 132
133 SEASON II ■ BAB 133
134 SEASON II ■ BAB 134
135 SEASON II ■ BAB 135
136 SEASON II ■ BAB 136
137 SEASON II ■ BAB 137
138 SEASON II ■ BAB 138
139 SEASON II ■ BAB 139
140 SEASON II ■ BAB 140
141 SEASON II ■ BAB 141
142 SEASON II ■ BAB 142
143 SEASON II■ BAB 143
144 SEASON II ■ BAB 144
145 SEASON II ■ BAB 145
146 SEASON II ■ BAB 146
147 SEASON II ■ BAB 147
148 BAB 148 PromOsi
149 SEASON II ■ BAB 149
150 SEASON II ■ BAB 150
151 SEASON II ■ BAB 151
152 SEASON II ■ BAB 152
153 SEASON II ■ BAB 153
154 SEASON II ■ BAB 154
155 SEASON II ■ BAB 155
156 SEASON II ■ BAB156
157 SEASON II ■ BAB 157
158 SEASON II ■ BAB 158
159 SEASON II □ BAB 159
160 SEASON II □ BAB 160
161 SEASON II □ BAB 161
162 SEASON II ■ BAB 162
163 SEASON II □ BAB 163
164 SEASON II ■ BAB 164
165 SEASON II □ BAB 165
166 SEASON II □ BAB 166
167 SEASON II ■ BAB 167
168 SEASON II □ BAB 168
169 SEASON II □ BAB 169
170 SEASON II ■ BAB 170
171 SEASON II ■ BAB 171
172 SEASON II □ BAB 172
173 SEASON II BAB 173
174 SEASON II ■ BAB 174
175 SEASON II ■ BAB 175
176 SEASON II ■ BAB 176
177 SEASON II ■ BAB 177
178 SEASON II ■ BAB 178
179 SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180 SEASON II BAB 180
181 SEASON II BAB 181
182 SEASON II BAB 182
183 Ektra part 1
184 Ektra part 2
185 Ektra part 3
186 Ektra part 4
187 Ektra part 5
188 Ektra part 6
189 Ektra part 7
190 Pengumuman
191 Pengumuman
192 Promosi.
193 Promosi
194 Extra part 8
195 Extra part 9
196 Extra part 10
197 Extra part 11
198 Promosi
199 Promosi
200 Direnggut paksa
201 Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77 Pengumuman.
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88 pengumuman
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101 [Pengumuman]
102
SEASON ll ■ Bab 102
103
SEASON ll ■ Bab 103
104
SEASON ll ■ Bab 104
105
SEASON ll ■ Bab 105
106
SEASON ll ■ Bab 106
107
SEASON ll ■ Bab 107
108
SEASON ll ■ Bab 108
109
Season ll ■ Bab 109
110
SEASON ll ■ Bab 110
111
SEASON ll ■ bab 111
112
SEASON ll ■ Bab 112
113
SEASON II ■ BAB 113
114
SEASON II ■ BAB 114
115
SEASON II ■ BAB 115
116
SEASON II ■ BAB 116
117
SEASON II ■ BAB 117
118
SEASON II ■ BAB 118
119
SEASON II ■ BAB 119
120
SEASON II ■ BAB 120
121
SEASON II ■ BAB 121
122
SEASON II ■ BAB 122
123
SEASON II ■ BAB 123
124
SEASON II ■ BAB 124
125
SEASON II ■ BAB 125
126
SEASON II ■ BAB 126
127
SEASON II ■ BAB 127
128
SEASON II ■ BAB 128
129
SEASON II ■ BAB 129
130
SEASON II ■ BAB 130
131
SEASON II ■ BAB 131
132
SEASON II ■ BAB 132
133
SEASON II ■ BAB 133
134
SEASON II ■ BAB 134
135
SEASON II ■ BAB 135
136
SEASON II ■ BAB 136
137
SEASON II ■ BAB 137
138
SEASON II ■ BAB 138
139
SEASON II ■ BAB 139
140
SEASON II ■ BAB 140
141
SEASON II ■ BAB 141
142
SEASON II ■ BAB 142
143
SEASON II■ BAB 143
144
SEASON II ■ BAB 144
145
SEASON II ■ BAB 145
146
SEASON II ■ BAB 146
147
SEASON II ■ BAB 147
148
BAB 148 PromOsi
149
SEASON II ■ BAB 149
150
SEASON II ■ BAB 150
151
SEASON II ■ BAB 151
152
SEASON II ■ BAB 152
153
SEASON II ■ BAB 153
154
SEASON II ■ BAB 154
155
SEASON II ■ BAB 155
156
SEASON II ■ BAB156
157
SEASON II ■ BAB 157
158
SEASON II ■ BAB 158
159
SEASON II □ BAB 159
160
SEASON II □ BAB 160
161
SEASON II □ BAB 161
162
SEASON II ■ BAB 162
163
SEASON II □ BAB 163
164
SEASON II ■ BAB 164
165
SEASON II □ BAB 165
166
SEASON II □ BAB 166
167
SEASON II ■ BAB 167
168
SEASON II □ BAB 168
169
SEASON II □ BAB 169
170
SEASON II ■ BAB 170
171
SEASON II ■ BAB 171
172
SEASON II □ BAB 172
173
SEASON II BAB 173
174
SEASON II ■ BAB 174
175
SEASON II ■ BAB 175
176
SEASON II ■ BAB 176
177
SEASON II ■ BAB 177
178
SEASON II ■ BAB 178
179
SEASON II BAB 179 PROMOSI.
180
SEASON II BAB 180
181
SEASON II BAB 181
182
SEASON II BAB 182
183
Ektra part 1
184
Ektra part 2
185
Ektra part 3
186
Ektra part 4
187
Ektra part 5
188
Ektra part 6
189
Ektra part 7
190
Pengumuman
191
Pengumuman
192
Promosi.
193
Promosi
194
Extra part 8
195
Extra part 9
196
Extra part 10
197
Extra part 11
198
Promosi
199
Promosi
200
Direnggut paksa
201
Novel Ziezie Zavano dan Alma Rianda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!